"Ini merupakan program yang dimiliki TNI Angkatan Laut merupakan bakti nasional yang insyaallah setiap tahun dilaksanakan terutama bulan September," kata Panglima Koarmada III Laksamana Muda Rachmad Jayadi kepada wartawan, Selasa (5/9/2023).
Rachmad mengatakan program kali bersih (Prokasih) serentak dilaksanakan TNI AL di 78 titik di wilayah Indonesia. Khusus Koarmada III lakukan pembersihan Sungai Remu sepanjang 2,3 kilometer dan melibatkan 1.000 personel gabungan TNI-Polri, instansi pemerintahan hingga masyarakat.
"Sasaran pelaksanaan kegiatan pembersihan kali ini adalah Sungai Remu Sorong sepanjang 2,3 Km. Kami melibatkan kurang lebih 1.000 orang dari instansi yakni Koarmada III, Pemerintah Kota Sorong, TNI AD, Polri hingga aktivis dan masyarakat," ujarnya.
Rachmad mengaku kaget dengan kondisi Sungai Remu saat ini. Pasalnya dia mengaku kerap mandi di Sungai Remu karena memiliki air yang jernih pada tahun 1978 silam.
"Kenapa Kali Remu, karena saya melihat di Kali Remu ini merupakan bantaran sungai yang paling padat penduduknya dan juga kita sama-sama melihat begitu kotor sekali, padahal waktu saya SD di Kota Sorong tahun 1978 saat itu saya masih kelas 4 SD, sungai ini saya kalau pulang sekolah saya langsung mandi-mandi karena airnya jernih," ungkapnya.
Selain itu, di bantaran kali pun hanya terdapat 5 rumah. Namun saat ini, kondisinya cukup memprihatinkan sehingga dilakukan pembersihan.
"Tapi waktu itu di bantaran sungai hanya ada 5 rumah-rumah saja. Itu 40 tahun lalu, sekarang seperti ini bagaimana nanti 40 tahun ke depan kalau kita tidak sadar dan disiplin untuk membersihkan sungai kita ini," tambah Rachmad.
Dia berharap Pemkot Sorong lebih berperan aktif dalam bertindak nyata dengan menghadirkan tempat sampah di setiap pemukiman warga agar warga tidak membuang sampah ke Kali Remu. Dia juga berharap mobil pengangkut sampah setiap hari datangi bantaran Kali Remu tersebut.
"Karena jujur, manusia secara kodrat ingin mencari kemudahan, ketika dia melihat sungai dan kali langsung lempar. Coba kalau kasih tempat sampah dimasing-masing rumah yang lebar, kemudian truck sampah juga harus rajin masuk ke dalam untuk ambil sampah di situ," sebutnya.
Sementara salah satu warga, Yeremias Mumuremi mengaku bahagia melihat personel TNI AL mengangkat sampah-sampah di Kali Remu. Diapun mengambil perahunya dan membantu mengangkut sampah.
"Saya lihat ada kegiatan di Kali Remu, maka saya juga merasa gembira. Saya pakai perahu sendiri untuk ambil-ambil sampah karena saya lihat ada anggota bersih-bersih jadi saya turun. Sehingga masyarakat lain juga bisa lihat untuk kebersihan kali yang ada ini," ujarnya.
Yeremias mengungkap Kali Remu dulunya sangat bersih dan biasanya digunakan untuk mandi maupun kebutuhan sehari-hari. Belakangan, kali tersebut berubah menjadi tempat pembuangan sampah plastik hingga bangkai binatang.
"Dulu itu kali ini bersih sekali, tidak ada sampah-sampah yang lewat. Kita bisa mandi dan bacuci di kali yang ada ini. Tapi sekarang kami lihat sudah tidak bisa lagi, kita tidak bisa lagi bacuci di kali ini karena banyak sampah, bangkai binatang yang dibuang begitu saja," tutupnya
(sar/hmw)