Seorang muslim perlu menghindari hal-hal yang bisa mengurangi keberkahan di bulan suci Ramadan 1444 Hijriah. Tanpa disadari, ada banyak perbuatan yang bisa membatalkan puasa.
Dilansir dari detikHikmah, umat muslim perlu mengetahui apa saja yang dapat membatalkan puasa. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas Radhiyallahu anhu menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Terdapat lima macam perihal yang membatalkan puasa serta membatalkan wudhu. Kelima hal tersebut ialah: dusta, ghibah, namimah (mengadu domba), menonton wanita yang bukan mahramnya dengan syahwat, dan sumpah palsu (bohong)." (HR. Al Azdi dan Ad Dailami)
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaitan dengan hal tersebut, melalui ceramah yang dibawakan oleh Mohlis, S.Ag.MM. dalam laman Kemenag, dijelaskan bahwa hal-hal yang dapat membatalkan puasa di akibat pengaruh internet atau sosial media. Perkembangan zaman saat ini memungkinkan setiap orang bisa berkomunikasi jarak jauh.
Oleh karena itu, hendaknya umat muslim lebih berhati-hati terhadap berbagai tantangan yang muncul dengan kehadiran sosial media. Dijelaskan bahwa berkata memang tidak dapat membatalkan puasa, namun sangat berpotensi untuk mengurangi pahala puasa.
Bahkan, dalam keadaan tidak berpuasa sekalipun, seorang muslim juga tidak boleh dengan mudah berkata kasar atau kotor. Hal ini selaras dengan sabda Rasulullah SAW yaitu,
مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِيْ مِيْزَانِ الْمُؤْمِنِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ وَإِنَّ اللهَ لَيُبْغِضُ الْفَاحِشَ الْبَذِيْءَ
Artinya: "Sesungguhnya tidak ada satu hal apapun yang paling berat dalam timbangan kebaikan seorang mu'min pada hari kiamat seperti akhlaq yang mulia, dan sungguh-sungguh (sebenarnya) Allah benci dengan orang-orang yang lisannya kotor serta kasar." (HR. at Tirmidzi)
Dikutip dari Buku Dalam Pangkuan Sunnah karya Syaikh Yusul Al-Qaradhawi, dijelaskan menjaga diri untuk tidak berkata kasar sama dengan menjaga amalan puasa. hal ini karena puasa sejatinya dilakukan untuk melatih keinginan serta mengendalikan hawa nafsu.
Bahkan, sekalipun seorang muslim sedang dicerca atau dicaci maki, hendaklah ia berkata santun kepada orang tersebut "sungguh saya sedang berpuasa" atau tidak membalas keburukan dengan keburukan melainkan membalas dengan kebaikan.
Kemudian, dijelaskan lagi bahwa pemberian jawaban tersebut diperlakukan selain untuk orang lain, namun juga dengan diri kita sendiri.
Dengan demikian, setiap orang dapat menutup celah amarah atau emosi yang mungkin bisa masuk ketika kita membalas keburukan dengan keburukan lainnya.
Demikianlah penjelasan mengenai apakah berkata kasar membatalkan puasa. Semoga kita semua senantiasa terhindar dari hal-hal yang dapat merusak pahala puasa.
(urw/sar)