"Pemkab Bone dalam hal ini OPD yang terkait lamban menangani jembatan gantung di Polewali. Sampai hari ini belum ada kejelasan," kata Wakil Ketua Komisi 2 DPRD Bone Bustanil Arifin Amry saat ditemui detikSulsel, Selasa (13/9/2022).
Diketahui, ada 3 desa yang bergantung pada jembatan tersebut di Kecamatan Kajuara. Masing-masing di Desa Polewali, Desa Massangkae, dan Desa Mallahae. Warga setempat sudah menyampaikan aspirasinya kepada DPRD Bone dan Pemkab Bone.
Bustanil menyebut, pembangunan jembatan Polewali harus menjadi prioritas karena masuk dalam kategori bencana. Saat ini, di lokasi baru Yayasan Kalla yang melakukan pekerjaan.
"Permintaan warga semua agar jembatan itu dijadikan jembatan permanen. Namun baru Yayasan Kalla yang memulai pekerjaan di sana (Polewali)," sebutnya.
Bustanil menambahkan, Dinas Bina Marga harusnya proaktif menyikapi keluhan masyarakat. Sejauh ini hanya masyarakat setempat bersama TNI yang melakukan pembangunan jembatan darurat.
"Pascajembatan gantung Polewali ambruk, warga di 3 desa tersebut terisolir. Meski sudah ada jembatan darurat dibangun, namun konstruksinya tidak terlalu kuat menahan derasnya arus air ketika terjadi banjir," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas BMCKTR Bone Askar mengaku belum memiliki anggaran sejauh ini. Dia menyebut pihaknya sudah mengajukan proposal aggaran dan akan dikerjakan ketika sudah disetujui.
"Kita sudah buat proposal anggarannya, kita tunggu kesiapan anggaran. Sudah juga kita ajukan proposal ke Balai Pelaksana Jalan Nasional sampai sekarang belum ada finalnya. Intinya kalau anggaran sudah tersedia insyaallah pasti kita lakukan pembangunannya," ucap Askar.
Sebelumnya diberitakan, jembatan gantung di Desa Polewali, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone yang putus saat 31 warga melintas ternyata merupakan akses satu-satunya untuk warga sekitar. Akibat jembatan tersebut putus, sekitar 1.000 kepala keluarga (KK) di 3 desa kini terisolir.
"Ini satu-satunya akses warga. Ada 3 desa di dalam yakni Desa Polewali, Desa Mallahae, dan Desa Massangkae. Ketiga desa itu saat ini terisolir," kata Kepala Desa Polewali Hamrun M saat ditemui detikSulsel, Sabtu (6/8).
Hamrun menyebut, jembatan yang menghubungkan antara Desa Polewali dan Kelurahan Awang Tangka, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone itu usianya sudah menghampiri 30 tahun. Ada jalan lain namun harus memutar jauh.
"Harus lewat Desa Mallahae, cuman sementara ditutup karena lagi dikerja. Makanya ini akses satu-satunya yang lebih dekat jalan poros," sebutnya.
(asm/sar)