DPRD Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) mendesak Pemda agar segera memprioritaskan perbaikan jembatan gantung yang putus saat rombongan pengantar pasien melintas. Perbaikan jembatan putus itu mendesak lantaran ada 3 desa terisolir akibat insiden tersebut.
"Ini kan force majeure, di luar kendali pemda karena bencana alam. Sangat urgent dan super prioritas dan harus dikerja secepatnya," kata Ketua Komisi 1 DPRD Bone Saipullah Latif Manyala kepada detikSulsel Senin (8/8/2022).
Akibat putusnya jembatan di Desa Polewali tersebut, warga di 3 desa seperti Desa Polewali, Desa Mallahae dan Desa Massangkae sekitar terisolir karena jembatan ini menjadi akses satu-satunya untuk warga. Untuk menyeberangi sungai, warga 3 desa tersebut menggunakan perahu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk perbaikan jembatan, Pemda bisa menggunakan anggaran biaya tak terduga (BTT). Itu ranahnya BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Anggaran BTT dianggarkan di situ (BPBD)," jelasnya.
Bahkan menurutnya, anggaran perbaikan jembatan kalaupun tidak diakomodir di APBD perubahan maka perbaikan jembatan gantung ini harus tetap diprogramkan. Anggaran yang ada sekarang harus digeser dan dipakai untuk memperbaiki jembatan yang putus tersebut.
"Saking begitu pentingnya itu jembatan untuk masyarakat. Tapi kalau mau dikerja sebelum APBD Perubahan, bisa dari BTT atau anggaran program lainnya bisa dipending lalu dialihkan. Sisa dibuatkan berita acara, karena ini soal bencana," jelasnya.
Warga di Desa Polewali dan 2 desa lainnya diketahui terisolasi akibat jembatan gantung putus. Kondisi itu membuat warga terpaksa menyeberang sungai menggunakan jasa perahu.
"Saat ini hanya menggunakan perahu untuk keluar dari desa. Karena belum ada juga petunjuk kapan akan diperbaiki," kata Kepala Desa Polewali Hamrun M saat ditemui detikSulsel, Sabtu (6/8).
Hamrun mengungkapkan, hanya ada satu perahu yang disiapkan setiap harinya. Perahu itu akan mengangkut penumpang yang mau menyeberang ke Desa Polewali atau keluar ke Kelurahan Awang Tangka.
"Hanya ada satu perahu dulu yang disiapkan. Itu pun nelayan yang kita panggil. Cukup bayar Rp 2.000 saja, Pak Muswadi akan antar ki seberangi Sungai Tempe," sebutnya.
(tau/sar)