Budayawan Buton Kecam Aksi Vandalisme di Benteng Keraton

Sulawesi Tenggara

Budayawan Buton Kecam Aksi Vandalisme di Benteng Keraton

Nadhir Attamimi - detikSulsel
Kamis, 16 Jun 2022 21:10 WIB
Meriam yang berada di kawasan cagar budaya Benteng Keraton Buton di Kota Baubau.
Foto: Meriam yang berada di kawasan cagar budaya Benteng Keraton Buton di Kota Baubau. (Dok. Istimewa)
Baubau -

Aksi vandalisme terhadap meriam di kawasan cagar budaya Benteng Keraton Buton di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. Ulah orang tak dikenal (OTK) terhadap benda peninggalan bersejarah tersebut dinilai karena kurangnya edukasi hingga tak paham nilai budaya.

"Itu meriam tercoret-coret, mereka (pelaku) generasi yang kurang paham pentingnya nilai budaya," tegas Budayawan Buton La Ode Alirman saat dihubungi detikcom, Rabu (15/6/2022).

Alirman mengungkapkan ketidakpahaman ini menjadikan pelaku nekat melakukan aksi coret-coret dengan cat putih pada meriam bersejarah tersebut. Padahal ada banyak nilai sejarah dan budaya yang mesti dijaga di daerah sendiri.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Cagar budaya begitu pentingnya sebagai alat bukti sejarah di negeri kita dibuktikan dengan benda-benda peninggalan seperti itu," beber dia.

Kendati begitu dia enggan menyalahkan sepenuhnya pelaku vandalisme itu. Pemerintah dianggap juga perlu mengevaluasi kejadian ini yang dinilai kurang merawat kawasan cagar budaya hingga melakukan edukasi ke warga.

ADVERTISEMENT

"Kemungkinan dari pemerintah sosialisasi soal undang-undang cagar budaya itu belum atau kurang diperhatikan," ujar Alirman.

Dia menilai ada ketidaksepahaman antara pemerintah dengan warga dalam hal ini terduga pelaku. Maka komunikasi dan edukasi seharusnya jadi bagian penting dalam menyelesaikan perkara ini.

"Tidak 100 persen kita salahkan generasi dan juga pemerintah. Mungkin dalam hal ini (edukasi) ada mis komunikasi antara keduanya," bebernya.

Terpisah Co-Founder Indonesian Heritage Forum Rendra Manaba sependapat dengan Alirman soal kurangnya edukasi. Menurutnya, edukasi menjadi salah satu hal terpenting dalam pemahaman nilai-nilai cagar budaya seperti meriam bersejarah.

"Kalau saya melihatnya hal terpenting kurangnya edukasi stakeholder, baik pemerintah, balai cagar budaya hingga pihak keraton itu sendiri," ujar Rendra.

Menurutnya masyarakat di Baubau selama ini dikenal menjaga situs bersejarahnya, hingga belakangan ada peristiwa aksi vandalisme. Dia menduga ada bentuk kekecewaan masyarakat di balik peristiwa ini.

"Yang mengherankan kejadian ini setelah ada kegiatan HUT Sultra di Kota Baubau yang mewah dan megah, di sana ada kegiatan napak tilas Oputa Yi Koo, tiba-tiba ada aksi vandalisme seperti itu. Selama ini masyarakat Buton sangat menghargai itu (aset bersejarah)," paparnya.

Kendati begitu dia meminta pemerintah bekerja sama aparat kepolisian setempat segera melakukan penyelidikan terkait pelaku vandalisme.

Untuk diketahui aksi vandalisme di meriam tersebut terjadi pada Minggu (12/6). Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Sulawesi Selatan Unit Buton dilaporkan telah melakukan pembersihan terhadap benda peninggalan bersejarah tersebut.

Sebelumnya Arie Kriting, seorang komedian asal Tanah Buton turut mengecam aksi vandalisme ini. Dia bahkan menggelar sayembara berhadih Rp 5 juta bagi yang menemukan pelaku.

"Buat pelaku juga kalau mau bertanggung jawab, menyesali perbuatannya, dan berjanji turut serta menjaga warisan Nenek Moyang kita, bisa DM saya atau hubungi kontak yang tertera. Kita upayakan untuk bisa rekonsiliasi," tulis Arie Kriting lewat akun instagramnya @arie_kriting.

Kapolres Baubau AKBP Erwin Pratomo mengaku belum menerima laporan atas adanya aksi vandalisme meriam di kawasan cagar budaya Benteng Keraton Buton. Namun pihaknya akan melakukan penyelidikan atas kasus ini.

"Itu (penyelidikan) tetap kami lakukan sebagai salah satu upaya atau langkah-langkah kami (mengungkap pelaku)," tegas Kapolres Baubau AKBP Erwin Pratomo saat dihubungi detikcom, Kamis (16/6).




(sar/nvl)

Hide Ads