Satu dari 4 bayi kembar pasangan Made Paryani (40) dan Ketut Darmo (38) di Kolaka Timur (Koltim) Sulawesi Tenggara (Sultra) meninggal dunia. Bayi tersebut diduga meninggal karena bobotnya riskan lantaran lahir prematur.
"Iya meninggal satu bayi kami kemarin subuh (15/6). Timbangan hanya 500 gram, yang paling kecil," kata Darmo dihubungi detikcom, Kamis (16/6/2022).
Warga Desa Lamoare, Kecamatan Loea, Kabupaten Kolaka Timur ini mengungkapkan sejak awal lahir, dokter RSU Setia Bunda Konawe sudah memberikan penjelasan tentang kondisi satu bayi mereka lahir dalam keadaan yang cukup rawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang dari awal dokter sudah jelaskan bahwa tingkat kerawanan bayi kami ini sangat tinggi, salah satunya lahir tidak maksimal dengan bobot 500 gram," bebernya.
Ia menuturkan tiga bayi lainnya dalam kondisi labil dengan penanganan ketat dari tim dokter. Sedangkan kondisi sang istri berangsur membaik. Namun sempat tensinya meninggi saat mengetahui sang buah hati meninggal dunia.
"Menurut informasi dokter kondisi bayi lainnya masih labil," bebernya.
Terkait biaya persalinan, Darmo mengaku sejak awal dirinya memilih jalur umum untuk memberikan penanganan medis sang istri. Sebab, kartu tanda kepesertaan jaminan kesehatan nasional (JKN) Kartu Indonesia Sehat (KIS) miliknya tidak aktif.
"Pas di puskesmas di Koltim petugas suruh buat rujukan ke Konawe, tapi KIS (Kartu Indonesia Sehat) saya tidak aktif. Terus petugas bilang lewat umum saja dulu," ujar dia.
Darmo mengaku sudah sempat mengurus JKN KIS yang tidak aktif tersebut sebelum persalinan namun dia kurang tahu penyebabnya sehingga saat diurus ulang ada kesalahan. Namun Darmo sudah mendapat penjelasan dari pihak Pemda Kolaka Timur terkait persoalan JKN KIS. Pemda juga siap menanggung biaya pengobatan.
"Keluarga saya sudah ditangani pihak Pemda Koltim, saya dijelaskan kemarin mulai dari sekarang tidak usah pikirkan biaya, jaga kesehatan, jaga istri dan anak-anak, soal administrasi mereka yang tanggung. Terima kasih juga untu para dermawan yang sudah membantu keluarga keci kami," lirihnya.
Diberitakan sebelumnya, Made Paryani (40), warga Koltim, Sultra melahirkan 4 bayi kembar berjenis kelamin perempuan. Namun Made dan suaminya kini membutuhkan bantuan biaya persalinan dan keempat bayi kembar itu juga harus mendapat perawatan khusus karena lahir prematur.
Empat anak kembar tersebut merupakan buah hati dari pasangan Made Paryani dan Ketut Darmo (38). Keduanya merupakan warga Desa Lamoare, Kecamatan Loea, Kabupaten Kolaka Timur. Empat bayi kembar ini dilahirkan di RSU Setia Bunda Unaaha, Kabupaten Konawe.
Tim dokter terpaksa melakukan operasi secara sesar untuk mengeluarkan 4 bayi kembar tersebut. Ini lantaran usia kandungan masih cukup muda saat masuk masa persalinan.
"Iya istri saya yang lahirkan 4 anak, usia kandungan istri saya baru 6 bulan lebih," kata Darmo dihubungi detikcom, Rabu (15/6).
(tau/nvl)