MUI Tana Toraja Berubah Pikiran, Izinkan Muslim Rambu Solo Tapi Ada Batasan

MUI Tana Toraja Berubah Pikiran, Izinkan Muslim Rambu Solo Tapi Ada Batasan

Rachmat Ariadi - detikSulsel
Kamis, 16 Jun 2022 17:25 WIB
MUI Tana Toraja menggelar rapat terkait kontroversi Rambu Solo warga muslim
MUI Tana Toraja menggelar rapat terkait kontroversi Rambu Solo warga muslim (Rachmat/detikSulsel)
Makassar -

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) melunak dengan mengizinkan warga muslim menggelar Rambu Solo. Namun ada 3 ritual yang dilarang dilaksanakan karena dinilai bertentangan dengan syariat Islam.

"Kami tegaskan, MUI sama sekali tidak melarang warga muslim menggelar kegiatan adat Rambu Solo. Hanya saja ada beberapa rangkaian yang tidak boleh dilaksanakan karena itu bertentangan dengan syariat," kata Ketua MUI Tana Toraja, KH Zainal Muttaqin saat rapat pengurus di Masjid Raya Makale, Kamis (16/6/2022).

Ada tiga rangkaian Rambu Solo yang disoroti MUI tidak boleh dilakukan warga muslim. Antara lain pengadaan peti berisi batu nisan, pengadaan Tau-tau atau patung yang menyerupai orang yang telah meninggal, dan Ma'Badong atau menyanyikan syair-syair pujian dan pengagungan kepada orang yang telah meninggal dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tiga rangkaian tersebut sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Jadi ini tidak boleh dilaksanakan," tuturnya.

Sehingga pihaknya akan mengkaji melakukan batasan-batasan larangan rangkaian Rambu Solo yang tidak bisa dilakukan. Pihaknya akan mengkaji batasan atau larangan ini dengan sejumlah pihak terkait agar ada acuan bagi warga muslim.

ADVERTISEMENT

"Kami sudah mengkaji 4 mazhab terkait itu. Jadi ke depan ada batasan-batasan. Kita akan undang TNI, Polri, tokoh adat, dan organisasi Islam untuk membahas aturan ini," tuturnya.

MUI juga tak lagi mempersoalkan adanya warga muslim di Kelurahan Tangko, Kecamatan Makale, Tana Toraja yang sementara menggelar Rambu Solo. Apalagi sudah diberikan pertimbangan namun tetap menggelar ritual yang dianggap melanggar syariat Islam.

"Sekarang kita fokus saja ke depannya ini untuk warga muslim di Toraja, agar tetap pada koridor yang tepat karena itu tugas kami MUI," ujar Zainal.

Zainal menuturkan dakwah Islam dengan kearifan lokal bisa jalan beriringan. Bahkan Islam seringkali mengikutkan adat istiadat dalam berdakwah. Hanya saja adat yang dijalankan tidak bertentangan dengan syariat Islam.

""Kyai-kyai kita terdahulu itu mengikut sertakan adat istiadat dalam berdakwah, boleh. Tapi bukan adat yang melanggar syariat Islam," jelasnya.

Ritual adat Rambu Solo yang pertama kalinya diselenggarakan warga Muslim di Kelurahan Tarongko, Kecamatan Makale, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan (Sulsel) diketahui menuai kontroversi. Ada silang pendapat soal kearifan lokal dan syariat agama Islam.

Keluarga almarhum, Fatimah Rantelino mengatakan Rambu Solo untuk warga Muslim ini sudah mendapat persetujuan dari tokoh adat di Toraja. Pelaksanaannya pun dilakukan menyesuaikan dengan kaidah agama Islam yang tujuannya sebagai bentuk penghargaan terhadap almarhum keluarga.

"Ini sebagai bentuk penghargaan atau penghormatan kami kepada almarhum Ahmad Dalle Salubi, yang selama ini telah mendidik dan membesarkan kami," kata Fatimah Rantelino, Jumat (10/6).

Sebelumnya diberitakan MUI mengecam kegiatan Rambu Solo yang diselenggarakan warga Musilm di Kelurahan Tangko, Kecamatan Makale, Tana Toraja. Tindakan ini dilarang MUI karena dinilai justru berefek buruk bagi dakwah Islam.

"Saya sudah panggil keluarganya sebelum melakukan acara itu. Itu kami tegas dan melarang, karena itu nanti menjadi hal yang buruk bagi dakwah Islam," ungkap Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tana Toraja Zainal Muttaqin kepada detikSulsel, Minggu (12/6).

Menurutnya ritual Rambu Solo yang digelar warga Muslim di Toraja ini tak lazim. Hal ini karena dalam ritual tersebut terdapat juga ritual agama lain.

"Seperti Ma'Badong (lagu puji-pujian kepada orang yang meninggal). Mereka kan campur adukkan. Mereka Ma'Badong juga takziah," jelasnya.




(tau/nvl)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detiksulsel

Hide Ads