Fakta-fakta Rumah Flat Viral Harga Rp 2 Miliar di Menteng

Fakta-fakta Rumah Flat Viral Harga Rp 2 Miliar di Menteng

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Selasa, 15 Jul 2025 06:08 WIB
Rumah Flat di Menteng
Rumah Flat di Menteng Foto: Grandyos Zafna Manase Mesah
Jakarta - Sebuah rumah flat di Menteng tengah ramai dibicarakan masyarakat. Konsep hunian ini memungkinkan sekelompok orang untuk tinggal di tengah kota dengan harga lebih terjangkau dari pasaran.

Tim detikcom sempat mengunjungi rumah flat tersebut di bilangan Dukuh Atas, Menteng. Rumahnya berupa bangunan 4 lantai dengan 7 unit.

Lantas, seperti apa konsep rumah flat itu? Berikut ini fakta-faktanya.

Fakta-fakta Rumah Flat Viral di Tengah Kota

1. Penghuni Gotong Royong Bangun Rumah Flat di Menteng

Salah satu penghuni yang juga pemilik tanah Rumah Flat Menteng, Marco Kusumawijaya, mengganti rumah tapak miliknya menjadi rumah flat di Menteng. Ia mengajak keluarga, rekan kerja, dan teman-teman untuk membangun rumah bersama.

Mereka membangun rumah seluas 408 meter persegi di atas lahan sebesar 250 meter persegi. Marco menyebutkan biaya konstruksi rumah flat sebesar Rp 8 juta per meter persegi.

"Ketika pandemi, rumah saya itu sudah buruk keadaannya. Jadi saya memang harus membangun kembali. Tapi karena membangun kembali saya mikir masa saya bangun lagi buat diri saya sendiri. Lalu terpikir ide-ide lama itu yang empat lantai itu," ucap Marco kepada detikProperti belum lama ini.

Kelompok yang terdiri dari 15 orang itu lalu membentuk koperasi khusus untuk mengelola rumah flat. Setiap orang pun menjadi anggota koperasi.

"Tujuannya memang supaya (hunian) terjangkau karena dengan kooperasi itu kita memangkas banyak biaya," ucapnya.

2. Butuh Rp 2 Miliar buat Tinggal di Rumah Flat Menteng Selama 60 Tahun

Lalu, kami menemui penghuni sekaligus Ketua Koperasi Serba Usaha Rumah Flat Menteng, Elisa Sutanudjaja. Ia tinggal di unit berukuran 90 meter persegi yang terdiri dari dua kamar tidur dan satu kamar mandi.

"Saya sudah pernah ngitung totalnya (biaya tinggal dan bangun rumah flat) tidak sampai Rp 2 miliar selama 60 tahun," ujar Elisa di Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat.

Elisa membayar biaya sekitar Rp 700 juta buat konstruksi rumah secara bertahap. Biaya konstruksi bisa berbeda-beda buat setiap penghuni tergantung luas unit yang dipilih.

Selain biaya konstruksi, Elisa membayar sewa tanah sebesar Rp 1,3 juta per bulan. Untuk harga sewa tanah secara keseluruhan sebesar Rp 90 juta per tahun. Biaya itu dibagi di antara penghuni secara proporsional.

Lalu, ia juga perlu membayar iuran pengelolaan lingkungan (IPL) sebesar Rp 4 ribu per meter persegi. Semua biaya dibayarkan kepada koperasi selaku pengelola rumah flat.

Di sisi lain, penghuni rumah flat ini tidak bisa memiliki unit, tetapi menyewa selama minimal 5 tahun hingga maksimal 60 tahun. Seluruh penghuni dan pemilik tanah terikat dalam perjanjian sewa.

"Iya (lebih murah) itu kan dicicil 60 tahun. Dibandingkan kamu harus keluar kapital Rp 2 miliar pertama kalau beli apartemen di sini," ucapnya.

3. Status Kepemilikan Rumah Flat Menteng

Eliza menjelaskan proses pembangunan rumah flat sudah mengantongi izin mendirikan bangunan (IMB). Namun, bangunannya tidak bersertifikat HGB serta tidak ada kepemilikan strata title.

"Kita malah nggak pakai surat-surat seperti SHM Sarusun, SKBG Sarusun dan sebagainya karena kita melihat itu nggak perlu," ujarnya.

Sebagai gantinya, para penghuni dan pemilik tanah Rumah Flat Menteng mempunyai perjanjian hukum yang mengikat. Perjanjian tersebut menjamin hak mereka untuk menyewa unit hingga 60 tahun tanpa perlu khawatir tergusur.

Walaupun tidak dapat memiliki unit, penghuni bisa menjual, mewariskan, atau memindahkan hak sewanya kepada orang lain. Semuanya diatur dalam perjanjian dan dapat diurus oleh koperasi.

4. Orang-orang Antre Mau Tinggal di Rumah Flat

Konsep rumah flat di tengah kota disambut baik dan sangat diminati masyarakat. Elisa sendiri memutuskan untuk bergabung karena ingin tinggal di tengah kota. Sementara penghuni lain ada yang pilih tinggal di sana karena ingin dekat dengan tempat kerja.

"Jadi 2022 keluar (desain rumah flat), lalu kita nawarin ke orang-orang cepat, lalu mungkin sekitar minggu deh hitungannya. Siapa yang nggak mau tinggal di Menteng?" ucap Elisa di Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat belum lama ini.

Elisa mengatakan rumah flat dapat mengatasi masalah perumahan di Jakarta. Mengingat, jumlah lantai rumah terbangun di Jakarta sangat terbatas dan tanahnya mahal, sementara populasinya besar.

5. Testimoni Penghuni Rumah Flat

Menurut Elisa, tinggal di rumah flat tersebut membuat kualitas hidupnya lebih baik. Ia mendapat kemudahan pergi ke mana-mana serta lebih banyak berjalan kaki. Lokasi Rumah Flat Menteng sangat strategis karena berada dekat dengan Stasiun Sudirman, MRT, LRT, dan Transjakarta.

"Saya kan memang pakai transportasi umum, jadi makin mudah kemana-mana. Terus lebih ngirit untuk saya," katanya.

Selain itu, ia merasa tidak masalah tinggal berdekatan dengan tetangga di rumah flat. Sebab, sejak awal semuanya sudah sepakat membangun dan tinggal serta melewati berbagai hal bersama.

Satu-satunya kesulitan yang Elisa hadapi ketika tinggal di Rumah Flat Menteng adalah mencari pasar tradisional. Pasalnya, pasar terdekat sudah dibongkar oleh pemerintah.

Terpisah, Marco mengaku tidak merasa ada perbedaan yang berarti tinggal di rumah flat. Pendiri Rujak Center of Urban Studies ini mengungkap dirinya dulu tinggal di rumah tapak sebelum bangunannya diganti menjadi Rumah Flat Menteng.

Sebagai pemilik tanah, ia tak sekadar melihat dari segi keuntungan mendapatkan pendapatan pasif. Marco mendapatkan manfaat lain karena tinggal bersama teman-teman yang ia kenal serta memiliki nilai hidup yang sama.

"Manfaatnya saya dapat teman, saya bisa ke toko-toko tanpa kemana-mana. Saya bisa bantuin pekerjaannya Rujak (Center of Urban Studies), tinggal turun tangga. Terus teman-teman lain itu kita kenal dengan baik. Jadi kita punya pilihan hidup bersama dalam satu gedung," tuturnya.

6. Bakal Rumah Flat di Matraman dan Pancoran

Setelah Rumah Flat Menteng, Elisa menyatakan akan ada dua projek rumah flat baru di Matraman dan Pancoran. Projek tersebut diinisiasi oleh Rujak Center for Urban Studies.

Sebelumnya, pihaknya sudah menyebarkan formulir buat yang berminat menjadi penghuni rumah flat. Bagi pemilik yang ingin tanahnya dibangun rumah flat, bisa mengirimkan email ke situs organisasi tersebut.

"Jadi yang masuk ke kami, yang minat, sampai hari kemarin ada 12 (pemilik tanah), termasuk Matraman dan Pancoran, termasuk yang tadi yang ketemu di meja sebelah. Lalu calon penghuninya ini kayaknya data minggu lalu yang sudah menyatakan minat itu ada sekitar 500-600 orang," tuturnya.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini (dhw/das)


Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads