Bukan Cuma di Menteng, Rumah Flat Bakal Ada di Matraman dan Pancoran

Bukan Cuma di Menteng, Rumah Flat Bakal Ada di Matraman dan Pancoran

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Senin, 14 Jul 2025 12:52 WIB
Rumah Flat di Menteng
Rumah Flat di Menteng Foto: Grandyos Zafna Manase Mesah
Jakarta -

Sebuah rumah flat di Menteng viral karena menawarkan opsi hunian terjangkau di tengah kota. Setelah Menteng, ternyata akan ada dua projek rumah flat baru di Matraman dan Pancoran.

Penghuni yang juga Ketua Koperasi Serba Usaha Rumah Flat Menteng, Elisa Sutanudjaja mengatakan kedua projek tersebut masih dalam proses seleksi calon penghuni rumah flat. Ia mengatakan calon penghuni akan terseleksi dengan sendirinya karena menyesuaikan kecocokan lokasi, pembiayaan, dan peraturan bersama yang bakal disepakati dalam perjanjian hukum.

"Jadi yang masuk ke kami, yang minat, sampai hari kemarin ada 12 (pemilik tanah), termasuk Matraman dan Pancoran, termasuk yang tadi yang ketemu di meja sebelah. Lalu calon penghuninya ini kayaknya data minggu lalu yang sudah menyatakan minat itu ada sekitar 500-600 orang," kata Elisa di Dukuh Atas, Menteng, Jakarta Pusat belum lama ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya sudah menyebarkan formulir buat yang berminat menjadi penghuni rumah flat. Bagi pemilik yang ingin tanahnya dibangun rumah flat, bisa mengirimkan email ke situs organisasi tersebut.

"Merekrut teman-temannya sendiri, nawarin ke teman-teman sendiri, kan dibuka juga ke publik. Nah itu pasti akan ada proses perkenalan dengan calon pemilik tanah. Karena pemilik tanah misalnya value-nya terlalu besar bedanya. Misalnya yang satu calon penghuninya perokok, pasti nggak akan cocok ini (peraturan larangan merokok)," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Elisa menjelaskan rumah flat secara umum merupakan rumah susun. Bedanya rumah flat memiliki luasan yang lebih kecil dan tingkatnya maksimal 6 lantai.

"Dia rumah yang dihuni secara bersama-sama dan dihuni unitnya itu ada banyak di mana ada berbagai keluarga menghuni unitnya masing-masing gitu ya dan dibangun di lahan yang sama," katanya.

Rumah Flat Menteng dibangun dan dihuni bersama sekelompok orang. Sebanyak 15 orang tinggal di bangunan 4 lantai dan terdiri dari 7 unit hunian.

Rumah tersebut dibangun dengan prinsip gotong royong. Biaya pembangunan dibagi antara penghuni sesuai porsi luasan masing-masing unit. Lalu, mereka juga patungan untuk bayar sewa tanah. Semuanya dibayarkan melalui koperasi selaku pengelola rumah flat.

"Saya sudah pernah ngitung totalnya (biaya tinggal dan bangun rumah flat) tidak sampai Rp 2 miliar selama 60 tahun," ucapnya.

Menurutnya, biaya tinggal di Menteng menjadi lebih terjangkau. Sebab, tidak perlu membeli tanah dan sewanya pun dicicil per bulan hanya Rp 1,3 juta untuk dirinya yang tinggal di unit berukuran 90 meter persegi.

Terpisah, CEO Indonesia Properti Watch (IPW) Ali Tranghanda menjelaskan konsep rumah flat sebenarnya sudah banyak dilakukan di pinggiran Jakarta seperti Ciputat dan Jagakarsa. Menurutnya, rumah flat baru ramai dibicarakan karena berada di kawasan Menteng yang propertinya terkenal mahal. Mengingat, sulit menemukan rumah seharga Rp 1 miliaran di kawasan tersebut.

Menurutnya rumah flat bisa menjadi alternatif hunian bagi orang-orang yang mencari tempat tinggal yang lebih terjangkau di tengah kota. Namun, tidak semua orang punya akses ke hunian ini karena membutuhkan modal besar berupa cash buat membangun rumah flat.

Ia menambahkan, rumah flat diminati masyarakat menengah atas yang keberatan tinggal di luar Jakarta. Tinggal di luar Jakarta dianggap terlalu jauh dan waktu tempuhnya lama.

"Ini bagus tapi kan tetapi butuh modal kan. Untuk modal yang tidak bisa untuk menengah, untuk bisa jadi proyek massal tuh nggak bisa. Ini tetap yang segmented banget," tuturnya.

Di samping itu, Head of Research & Consultancy PT Leads Property Service Indonesia Martin Hutapea juga menyebut rumah flat bisa menjadi alternatif hunian bagi yang ingin tinggal di tengah kota seperti Menteng. Penghuni rumah flat bisa tinggal di lokasi strategis.

Menurut Martin, tidak masalah membangun dan menyewa rumah dengan Rp 2 miliar selama 60 tahun. Hal ini asalkan lokasi rumah berada di dekat transportasi umum.

"Dengan Rp 2 miliar dapat (tinggal) di dekat stasiun Sudirman, MRT, LRT. Itu menurut saya good deal," ucapnya.

Martin menyebut rumah seharga Rp 1,5 miliar hingga Rp 2 miliar biasanya ditemukan di Depok. Sementara itu, hunian di sekitar Dukuh Atas, Menteng saja harganya sudah mulai dari Rp 8 miliar.

"Saya rasa daripada beli apartemen Rp 2 miliar yang lebih kecil, tapi ini dapat 90 meter tapi dapat Rp 2 miliar. Itu kan masih masuk ke kantong orang Indonesia. Orang masih mau rela beli Rp 2 miliar, nggak apa-apa tapi dapat berapa menit ke Stasiun Sudirman," tuturnya.

Punya pertanyaan soal rumah, tanah atau properti lain? detikProperti bisa bantu jawabin. Pertanyaan bisa berkaitan dengan hukum, konstruksi, jual beli, pembiayaan, interior, eksterior atau permasalahan rumah lainnya.

Caranya gampang. Kamu tinggal kirim pertanyaan dengan cara klik link ini

(dhw/das)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads