Pinhome, platform properti di Indonesia Kembali mengeluarkan Laporan Pasar Properti Residensial Indonesia kuartal III-2024. Hasilnya ditemukan pembangunan infrastruktur menjadi motor penggerak utama pertumbuhan pasar properti residensial di Indonesia.
Salah satu poin utama laporan ini menunjukkan bahwa permintaan beli rumah meningkat hingga 21% di wilayah dengan perkembangan infrastruktur signifikan, seperti Pulau Jawa, Bali, Lampung, dan Kalimantan Timur. Proyek besar seperti pembangunan Jalan Tol Solo-Yogya, LRT Bali, dan pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadi pendorong utama peningkatan ini.
"Pembangunan infrastruktur yang masif di Indonesia telah membuka akses dan meningkatkan konektivitas antarwilayah, sehingga mendorong pertumbuhan pasar properti. Pinhome hadir untuk memberikan solusi bagi masyarakat Indonesia dalam memanfaatkan peluang ini dan mewujudkan impian properti mereka," ujar CEO & Founder Pinhome Dayu Dara Permata dikutip dari hasil riset Pinhome, Minggu (22/12/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya permintaan, pembangunan infrastruktur juga berdampak signifikan pada pertumbuhan inventori properti residensial baru. Kabupaten Sidoarjo mencatat peningkatan ketersediaan rumah baru hingga tiga kali lipat, berkat pembangunan Flyover Djuanda. Sementara itu, di Kabupaten Tangerang, ketersediaan rumah meningkat 34%, didukung proyek tol Kamal-Teluknaga-Rajeg-Balaraja (Kataraja).
Selain jual beli, permintaan properti sewa turut melonjak, terutama di Jakarta Utara dan Jakarta Timur, dengan kenaikan hingga empat kali lipat. Lonjakan ini dipengaruhi oleh proyek LRT Jakarta Fase 1B dan LRT Jabodebek.
Laporan Pinhome juga mengungkapkan tren lain yang menunjukkan perkembangan positif di sektor properti. Seperti KPR dan KPA mencatat pertumbuhan sebesar 9%, sementara pembiayaan syariah tumbuh hingga 13%. KPR Take Over menunjukkan peningkatan signifikan sebesar 26%.
Selain itu permintaan properti di wilayah pinggiran juga naik. Sebanyak 85% transaksi pembiayaan properti di Jabodetabek berasal dari wilayah suburban, menandakan peningkatan konektivitas antarwilayah mendorong permintaan di area penyangga.
Inventori rumah seken di Indonesia juga tumbuh 33%, dengan pertumbuhan tertinggi di DI Yogyakarta (62%) dan Sumatera Utara (46%), didorong oleh tipe rumah kecil (β€54mΒ²).
(das/das)