Di tengah ketidakpastian ekonomi dan penurunan daya beli, pasar properti untuk segmen menengah atas masih menggeliat. Harga rumah tapak di segmen ini terjadi peningkatan di beberapa daerah pada kuartal 1 2025 dibanding tahun sebelumnya, terutama kota-kota penyangga Jakarta.

CEO dan Founder Pinhome, Dayu Dara mengatakan keadaan ekonomi tahun ini sedang banyak tantangan. Meski demikian, industri properti dinilai masih menggeliat. Ia pun menjabarkan hasil temuan riset berdasarkan Pinhome Home Value Index.

Hal itu disampaikan dalam Media Talk Show bertema 'Tren dan Strategi Properti Kelas Menengah Atas: Relevansi di Masa Ketidakpastian'.

"Tipe rumah 55-120 di Jabodetabek area ini rumahnya cenderung naik harganya 3-5 persen. Artinya bagi pemilik properti ya senang lah kita gitu ya bahwa pemilihan properti kita terapresiasi 3-5 persen," ujar Dara di Muamalat Tower, Jl. Prof. DR. Satrio, Kuningan, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan, Rabu (18/6/2025).

Dara menyebutkan peningkatan sejumlah kota, yaitu Tangerang Selatan sebesar 5 persen, Tanjung Priok 5 persen, Cakung 3 persen, dan Kabupaten Bekasi 5 persen. Menurutnya, hal ini didorong oleh banyaknya area pengembangan residensial oleh pengembang besar.

Selain itu, pengembangan transportasi seperti MRT di Cakung juga membuat masyarakat tergerak untuk membeli rumah. Ia menyebut harga rumah sedikit naik, tetapi ke depannya akan semakin tinggi, sehingga cocok bagi yang ingin berinvestasi.

Ia juga mengatakan harga rumah mewah dengan luas 200 meter persegi ke atas cenderung meningkat di kawasan penyangga seperti Kabupaten Bogor sebesar 3 persen dan Kota Bogor 4 persen. Menurutnya, hal itu didukung oleh para pengembang yang membangun hunian yang mengusung tema tertentu.

Dengan begitu, penduduk Jakarta yang ingin mencari lelah dengan hiruk-pikuk kota mulai merambah kawasan penyangga kota.

"Pengembang-pengembang sekarang cukup pintar dalam membangun properti baru gitu ya mereka tuh membawa tema-tema yang sangat atraktif. Misalkan green living, misalkan clean air, misalkan eco sustainable home, farm-to-table community gitu ya, smart home. Dan karena banyak orang Jakarta, Jabodetabek yang mendambakan luasan rumah lebih besar, ini menjadi alternatif," katanya.

Selain itu, rencana pengembangan transportasi mendukung aksesibilitas kawasan. Dara menyebutkan infrastruktur LRT yang sampai Cibubur, kini akan berkembang sampai ke Sentul.

Di sisi lain, terjadi penurunan harga untuk rumah tipe 120-200 di Jabodetabek karena banyaknya penjualan rumah baru. Dara menyebutkan harga rumah di kawasan Cilincing turun 6 persen, sementara Kemayoran 4 persen.

"Jadi banyak listing baru itu di luasan 120-150 (meter persegi). Karena sebenarnya mungkin luasannya jauh lebih besar, ini menjadi opsi baik bagi pemilik properti untuk bisa mendapatkan properti yang lebih murah," ucapnya.

Menurutnya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk membeli rumah. Sebab, ada semakin banyak rumah yang nantinya dapat membuat harga semakin kompetitif.

"Calon pembeli rumah pertama atau investor ini saat yang tepat untuk membeli. Tadi ada beberapa area yang rumah penyangga sedang naik-naiknya suplai properti, sehingga harganya kompetitif. Di Jakarta pun banyak yang agak lebih stabil," imbuhnya.