Atur Strategi Beli Properti Kala PPN Makin Tinggi

Atur Strategi Beli Properti Kala PPN Makin Tinggi

Danica Adhitiawarman - detikProperti
Selasa, 20 Agu 2024 16:00 WIB
Ilustrasi dana rumah
Strategi Beli Rumah Saat PPN 12% Foto: Getty Images/iStockphoto/gece33
Jakarta -

Kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% di tahun 2025 dinilai akan membuat harga properti semakin mahal. Dalam menghadapi kondisi tersebut, masyarakat disarankan membeli rumah dengan lebih cermat.

Menurut Pengamat Properti Lukito Nugroho, penerapan PPN 12% suatu ketika akan melemahkan pasar properti hanya untuk sementara waktu. Namun, pasar properti akan kembali stabil karena akan selalu ada permintaan terhadap properti.

"Kalau ada kenaikan PPN 12% pasti nanti market properti dan konstruksi, kan keterkaitannya properti dan konstruksi, pasti akan melemah dulu mungkin selama beberapa saat baru nanti stabil kembali," ujar Lukito ke detikProperti, Senin (19/8/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan masyarakat perlu lebih cermat dalam memilih properti serta menunggu kebijakan selanjutnya setelah diterapkan PPN 12%.

"Jadi memang harus cermat melihat produk di pasaran, terus kemudian cermat membaca kebijakan pemerintahnya setelah PPN 12% ini, apa selanjutnya. Karena kemungkinan ada subsidi (dan) insentif, biasanya diikuti dengan hal itu," katanya.

ADVERTISEMENT

Terpisah, Pengamat Properti dan Direktur Investasi Global Asset Management, Steve Sudijanto mengatakan harga rumah bisa mahal karena bertambahnya biaya bahan dan jasa konstruksi.

Namun, tidak semua properti akan mahal karena masih banyak rumah stock lama yang belum terjual atau banyak rumah Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dilelang.

"Rumah adalah kebutuhan pokok atau wajib, dimana kalau pertumbuhan ekonomi bagus, penyerapan tenaga kerja bagus, inflasi terkendali, dan daya beli tetap terjaga, maka dampak kenaikan harga rumah adalah hal yang bisa diterima oleh pasar, karena daya beli tetap tinggi," ucapnya dalam keterangan tertulis.

Steve menyarankan agar masyarakat tidak menunda membeli properti. Selain merupakan kebutuhan pokok, properti adalah objek investasi yang menguntungkan. Ia pun merekomendasikan properti yang dekat wilayah komersial, sarana transportasi atau kawasan Transit Oriented Development (TOD).

"Saya sarankan jangan ragu atau menunda rencana pembelian properti. Properti adalah kebutuhan primer dan merupakan investasi tangible asset yang bisa diwariskan. Carilah properti yang dekat atau sekitar radius 2 Km dari KRL, MRT, LRT, (dan) TransJakarta," imbuhnya.

Tak harus ditempati, properti tersebut dapat disewakan untuk menambah penghasilan. Properti di wilayah komersial dan TOD dengan tujuan untuk disewakan atau dapat menghasilkan revenue dan capital gain.

Ia mencontohkan dengan Net Operating Income (NOI) sekitar 5% per tahun dana capital gain sekitar 15%, maka dalam waktu 5 tahun bisa mendapat Internal Rate of Return (IRR) sekitar 20%.

Mau tahu berapa cicilan rumah impian kamu? Cek simulasi hitungannya di kalkulator KPR.

Nah kalau mau pindah KPR, cek simulasi hitungannya di kalkulator Take Over KPR.




(dhw/dna)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads