Untung Rugi Beli Rumah Bersertifikat Hijau

Untung Rugi Beli Rumah Bersertifikat Hijau

Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Kamis, 25 Apr 2024 09:00 WIB
Ignesjz Kemalawarta (kiri), Welly Yandoko (tengah), dan Binsar Pandiangan (kanan) saat menghadiri acara Tuntutan Implementasi Bisnis Properti dan Pembiayaan Hijau di Jakarta (24/4/2024).
Ignesjz Kemalawarta (kiri), Welly Yandoko (tengah), dan Binsar Pandiangan (kanan) dalam acara Tuntutan Implementasi Bisnis Properti dan Pembiayaan Hijau. Foto: Sekar Aqillah Indraswari
Jakarta -

Rumah bersertifikat hijau adalah rumah yang telah diakui ramah lingkungan, dapat menghemat energi air, listrik, sumber daya alam, minim emisi karbon sehingga tidak merusak lapisan ozon yang dapat mengakibatkan pemanasan global.

Isu pemanasan global masih menjadi permasalahan dari tahun ke tahun. Sektor properti juga terkena dampaknya karena menjadi penyumbang terbesar emisi karbon di bumi yakni sekitar 41,7% menurut U.S Energy Information Administration. Maka dari itu, pembangunan gedung dan perumahan mulai banyak memakai material yang ramah lingkungan untuk menekan produksi emisi karbon ke bumi.

Bagi kamu yang ingin menjadi agen perubahan dengan menggunakan produk hunian seperti rumah bersertifikat hijau yang ramah lingkungan, ketahui keuntungan dan hambatannya sebagai berikut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keuntungan Membeli Rumah Bersertifikat Hijau

1. Lebih Hemat

CMO Damai Putra Group, Binsar Pandiangan mengatakan rumah bersertifikasi hijau (green building) keunggulannya pada segi konsumsi operasi yang akan menurunkan pengeluaran.

"Misalkan dengan penggunaan solar panel, pasti konsumsi listrik kita akan turun. Dengan penggunaan grass cone block, dia tidak perlu lagi membuat gutter yang besar, itu efisiensi bangunannya menjadi besar," ungkapnya di Jakarta pada Rabu (24/4/2024).

ADVERTISEMENT

Kepala Badan Kajian Strategis Dewan Pimpinan Pusat (DPP) REI, Ignesjz Kemalawarta juga mengatakan hal senada bahwa menggunakan material yang ramah lingkungan salah satunya panel surya akan menghemat pengeluaran di masa depan.

"Penghematan energi dan penghematan air, pasti dia akan menikmati hari-hari lebih hemat (pembiayaan)," katanya.

2. Harganya Lebih Murah

Harga rumah bersertifikat hijau juga diperkirakan akan cukup bersaing dengan rumah konvensional menurut Ignesjz. Untuk rumah yang dikembangkan oleh Real Estate Indonesia (REI) akan terbagi menjadi 3 macam yakni rumah tanpa AC, rumah dengan AC yang berozon rendah, dan panel surya.

Rumah untuk MBR yang masuk dalam kategori murah tanpa AC harganya lebih rendah 2-3% dari rumah konvensional. Lalu untuk rumah dengan AC rendah ozon perbedaannya sekitar 5% dan rumah mewah dengan panel surya mencapai 7%.

3. Ramah Lingkungan

Sesuai dengan pengertiannya, rumah bersertifikat hijau ini dikembangkan untuk menekan perubahan iklim akibat pemanasan global saat ini.

4. Bisa Mengajukan KPR

Rumah bersertifikat hijau memiliki instrument pembiayaan pembelian rumah khusus yakni KPR Hijau. Biasanya perbankan sudah bekerja sama dengan pengembang yang memiliki unit perumahan hijau.

Executive Vice Precident Consumer Loan BCA, Welly Yandoko, mengungkapkan untuk menarik minat nasabah dan mendorong pembelian rumah bersertifikat hijau, perbankan menawarkan suku bunga yang lebih rendah jika dibandingkan dengan KPR konvensional.

"Perbankan mendukung dengan berbagai strategi, salah satunya adalah praising. Jadi kalau orang mengambil KPR Hijau dalam bentuk intensif khusus, berarti harus menarik. Artinya kita harus kasih, rata-rata di umum (bunga) 5 persen, kita turunkan 4,5-4,9 persen dikombinasi dengan biaya lain seperti asuransi, admin, dan lainnya," sebut Welly Yandoko.

Kerugian Rumah Bersertifikat Hijau

1. Sedikitnya Pilihan

Saat ini perumahan yang telah bersertifikat hijau belum terlalu banyak jika dibandingkan dengan rumah konvensional. Hal ini disebabkan karena pasokan material ramah lingkungan yang harganya terjangkau masih sedikit sementara daya beli masyarakat belum mencukupi untuk harga jual rumah yang tinggi.

2. Material yang Mahal

Binsar Pandiangan mengungkapkan tantangan dari rumah bersertifikat hijau ini adalah material yang cukup mahal. Selain itu pilihannya tidak terlalu banyak.

"Memang secara kontra nya adalah sekarang supply itu tidak bisa semua diterapkan karena masih ada material-material itu berharga yang cukup lumayan untuk pengembangan. Sehingga, ujung-ujungnya kalau anak-anak muda ini kan 'berapa sih saya mesti cicil sebulan?' Nah itu yang harus kita pikirkan, kami developer komitmen untuk bisa mewujudkan itu sepanjang kita bisa memberikan subsidi yang cukup," ujarnya.

Binsar menyebutkan subsidi yang bisa diberikan oleh pengembang untuk produk rumah bersertifikat hijau tidak bisa lebih dari 50%. Pilihan lainnya agar harga material tidak jadi hambatan adalah membangun lingkungan perumahan hijau yang ramah lingkungan dan asri.

"Tidak semua bisa kita serap di dalam sebuah bangunan, mungkin kita bisa serap di dalam township misalkan," tambahnya.




(aqi/zlf)

Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads