5 Rumah Adat di Indonesia dan Makna Filosofis di Baliknya

5 Rumah Adat di Indonesia dan Makna Filosofis di Baliknya

Dian Saputra - detikProperti
Kamis, 17 Agu 2023 19:00 WIB
1.

5 Rumah Adat di Indonesia dan Makna Filosofis di Baliknya

5 Rumah Adat di Indonesia dan Makna Filosofis di Baliknya
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta - Sebagai negara yang heterogen, Indonesia dikenal dengan keragaman budayanya. Keragaman budaya Indonesia turut tercermin dalam arsitektur tradisionalnya. Arsitektur ini meliputi berbagai jenis rumah adat yang tersebar di berbagai wilayah negeri ini.

Rumah-rumah adat ini bukan hanya sebagai tempat tinggal fungsional, tetapi juga memiliki makna filosofis yang berangkat dari budaya lokal, keyakinan, dan cara hidup masyarakat setempat.

Berikut adalah 5 rumah adat Indonesia dengan makna filosofis di baliknya.

Rumah Joglo merupakan rumah adat Jawa Tengah dan Yogyakarta. Struktur atap rumah ini terbilang unik karena condong ke dalam dan membentuk puncak di tengah. Konon, bentuk atap seperti ini mencerminkan konsep keseimbangan dan harmoni antara alam, manusia, dan spiritualitas.

Sementara itu, ukiran kayu yang rumit dan detail yang halus pada rumah Joglo, mencerminkan kedalaman budaya dan keterampilan artistik masyarakat Jawa. Tiang-tiang yang menjaga kokoh berdirinya rumah ini melambangkan leluhur dan roh-roh yang senantiasa melindungi dan mengawasi keluarga.

Rumah Joglo biasanya memiliki ruang terbuka atau pendopo sebagai tempat untuk melaksanakan upacara adat, pertemuan keluarga, atau kegiatan keagamaan. Ruang terbuka ini mencerminkan betapa pentingnya koneksi spiritual dan interaksi sosial bagi masyarakat Jawa.

Rumah Gadang merupakan rumah adat suku Minangkabau yang mendiami Provinsi Sumatera Barat. Rumah ini terkenal dengan atapnya yang menyerupai tanduk kerbau. Bentuk atap ini mencerminkan budaya matrilineal suku Minangkabau, dengan desain rumah yang menggambarkan tubuh kerbau dan atap sebagai tanduknya.

Masyarakat Minangkabau juga mengedepankan kelestarian lingkungan dengan penggunaan bambu dan kayu sebagai dinding rumah, serta rumbia atau ijuk sebagai atap. Bahan-bahan alami ini mencerminkan harmoni antara manusia dan alam.

Tak hanya itu, struktur rumah Gadang yang luas sarat akan nilai-nilai gotong royong dan solidaritas dalam budaya Minangkabau. Rumah biasanya digunakan oleh beberapa generasi keluarga yang tinggal bersama sehingga terbuka ruang untuk saling membantu dan bekerja sama demi keberlangsungan dan kebahagiaan keluarga.

Rumah Lumbung merupakan rumah adat masyarakat pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Rumah ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian. Bentuk yang menyerupai lumbung bertujuan untuk melindungi hasil panen dari hewan dan cuaca ekstrem.

Rumah ini memiliki bentuk silinder dan dibangun di atas tiang. Bentuk rumah seperti ini mencerminkan keberlanjutan dan ketahanan. Bentuknya yang silinder mencerminkan sifat keberlanjutan dan siklus kehidupan. Sementara itu, bangunan di atas tiang menghindarkan rumah dari bencana banjir dan hama.

Rumah Honai merupakan rumah adat masyarakat di Provinsi Papua dan Papua Barat. Rumah Honai ini memiliki struktur berbentuk kubah yang terbuat dari bahan organik seperti rumput, bambu, dan daun. Desain ini mencerminkan hubungan kuat masyarakat Papua dengan alam dan cara hidup yang bersifat komunal.

Rumah Honai dibagi menjadi beberapa bagian untuk memasak, tidur, dan tinggal, dan dibangun dengan bentuk bulat untuk menekankan persamaan dan persatuan. Ketiadaan ruang hierarki ini menunjukkan betapa pentingnya kerja sama dan penghatgaan terhadap setiap individu bagi masyarakat Papua.

Itulah 5 rumah adat di Indonesia dan makna filosofis di baliknya. Setiap jenis rumah mencerminkan warisan budaya, adaptasi lingkungan, dan cara hidup unik masyarakat lokal. Rumah-rumah ini bukan hanya keajaiban arsitektur, tetapi juga harta budaya yang memberi sumbangan pada kaya benang tradisi Indonesia.

Rumah Tongkonan merupakan rumah adat suku Toraja yang mendiami Provinsi Sulawesi Selatan. Rumah ini memiliki atap berbentuk seperti perahu terbalik yang mencerminkan kepercayaan suku Toraja terhadap kehidupan setelah kematian dan perjalanan jiwa menuju alam baka.

Struktur atap yang rumit dan ukiran-ukiran kayu di bagian luar merupakan hasil kerja keras dan keahlian tinggi masyarakat Toraja. Ini menggambarkan nilai kesungguhan dalam mencapai tujuan dan menghargai pekerjaan yang dilakukan.

Rumah Tongkonan biasanya dibangun dalam kelompok yang saling berhadapan satu sama lain sehingga membentuk ruang terbuka di tengah-tengah. Ruang terbuka ini mencerminkan budaya komunal masyarakat Toraja. Ruang terbuka ini menjadi tempat keluarga dan komunitas.


Kalkulator KPR
Tertarik mengajukan KPR?
Simulasi dan ajukan dengan partner detikProperti
Harga Properti*
Rp.
Jumlah DP*
Rp.
%DP
%
min 10%
Bunga Fixed
%
Tenor Fixed
thn
max 5 thn
Bunga Floating
%
Tenor KPR
thn
max 25 thn

Ragam Simulasi Kepemilikan Rumah

Simulasi KPR

Hitung estimasi cicilan KPR hunian impian Anda di sini!

Simulasi Take Over KPR

Pindah KPR bisa hemat cicilan rumah. Hitung secara mudah di sini!
Hide Ads