Lagu Butet: Lirik, Arti, dan Makna Perjuangan di Baliknya

Lagu Butet: Lirik, Arti, dan Makna Perjuangan di Baliknya

Bayu Ardi Isnanto - detikSumut
Rabu, 14 Mei 2025 21:30 WIB
Ilustrasi Lirik Lagu
Foto: Ilustrasi. (Getty Images/iStockphoto/CJ_Romas)
Medan -

Lagu Butet adalah salah satu lagu daerah yang dikenal di Indonesia. Dikutip dari penelitian di Buletin Haba No 88, 2018 dari Kemdikbud, lagu Butet merupakan lagu dari masyarakat Batak Toba, suku terbesar di Sumatera Utara (Sumut).

Dalam bahasa Batak, 'butet' adalah panggilan untuk bayi atau anak perempuan. Lagu ini bukan sekadar lagu sayang untuk anak perempuan, tetapi mengandung kisah perjuangan yang mendalam.

Simak artikel ini untuk mengetahui lirik dan arti lagu Butet. Ketahui pula kisah perjuangan dan makna di balik lagu tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lirik Lagu Butet

Lirik lagu Butet adalah sebagai berikut:

Butet di pangungsian do apang mu ale, Butet
Da margurilla da mardarurat ale, Butet
Da margurilla da mardarurat ale, Butet

ADVERTISEMENT

Butet so tung ngolngolan roha muna ale, Butet
Paima tona manang surat ale, Butet
Paima tona manang surat ale, Butet

I doge doge doge (hi) da i doge (hi) doge
I doge doge doge (hi) da i doge (hi) doge (hi) doge

Butet, so tung ngol-ngolan roha muna ale, Butet
Musunta i ikkon saut do talu ale, Butet
Musunta i ikkon saut do talu ale, Butet

Butet, haru patibu ma magondang ale, Butet
Asa adong da palang merah ale, butet
Da palang merah ni negara ale, butet

I doge doge doge (hi) da i doge (hi) doge
I doge doge doge (hi) da i doge (hi) doge (hi) doge

Arti Lagu Butet

Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, berikut arti dari lagu Butet:

Putriku, ayahmu sedang berada di pengungsian
Bergerilya dalam darurat, putriku
Bergerilya dalam darurat, putriku

Putriku, jangan jemu hatimu menunggu
Menunggu kabar berita, putriku
Menunggu kabar berita, putriku

Wahai wahai wahai ya wahai...

Putriku, ayahmu akan cepat pulang
Musuh kita itu harus dikalahkan, putriku
Musuh kita itu harus dikalahkan, putriku

Cepatlah besar putriku
Agar kelak kau menjadi palang merah
Palang merah negara kita.

Wahai wahai wahai ya wahai...

Kisah dan Makna di Balik Lagu Butet

Dalam penelitian di buletin Haba tersebut, dikisahkan bahwa lagu Butet pertama kali dinyanyikan seorang bermarga Tobing saat meninabobokan anak perempuannya. Saat itu, lagu Butet dinyanyikan di Gua Perjuangan yang terdapat di hutan Naga Timbul.

Menurut, cerita yang berkembang, masyarakat Sitahuis dan Naga Timbul memang bersembunyi di gua tersebut. Sementara para pria berjaga-jaga di Sitahuis dan sebagian mencetak uang ORITA (Oeang Republik Tapanuloe).

Dari kisah itu, dapat kita tangkap bahwa lagu Butet menggambarkan situasi perang saat Belanda menjajah Indonesia. Lagu ini juga menggambarkan optimisme bahwa sang ayah akan pulang membawa kemenangan.

Sang ibu juga terlihat menanamkan jiwa patriotisme kepada anaknya. Hal ini terlihat pada syair yang berarti 'musuh kita harus dikalahkan, cepatlah besar anakku agar kelak menjadi Palang Merah, Palang Merah negara kita'.

Dengan melestarikan lagu Butet kepada generasi penerus, nilai-nilai semangat perjuangan dan patriotisme diharapkan akan terus mengalir ke seluruh jiwa rakyat Indonesia.




(bai/mjy)


Hide Ads