Pakaian Adat Penghulu Minangkabau: Komponen dan Makna Filosofis

Sumatera Barat

Pakaian Adat Penghulu Minangkabau: Komponen dan Makna Filosofis

Aisyah Luthfi - detikSumut
Sabtu, 02 Nov 2024 09:38 WIB
Pakaian adat Penghulu Minangkabau. (dok. Wonderverse Indonesia)
Foto: Pakaian adat Penghulu Minangkabau. (dok. Wonderverse Indonesia)
Padang -

Pakaian adat penghulu Minangkabau adalah lebih dari sekadar pakaian formal. Dengan komponen yang sarat makna, pakaian ini mencerminkan kebesaran dan martabat seorang penghulu dalam masyarakat Minangkabau, serta menggambarkan tugas dan karakter seorang pemimpin.

Setiap elemen pada pakaian ini memiliki filosofi yang mencerminkan peran, tanggung jawab, dan prinsip seorang penghulu. Berikut penjelasan lengkap mengenai komponen-komponen pakaian adat penghulu Minangkabau beserta makna di baliknya.

Komponen Pakaian Adat Penghulu Minangkabau

Dihimpun dari buku Pakaian Penghulu Minangkabau terbitan Kemendikbud, berikut bagian-bagian dari pakaian penghulu dalam adat Minangkabau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Baju Hitam Longgar

  • Fungsi: Baju hitam longgar mewakili keterbukaan dan kelapangan dada seorang pemimpin, siap menerima kritik maupun pujian dari masyarakatnya.
  • Bahan: Biasanya terbuat dari bahan beludru atau satin dan dihiasi dengan benang emas yang menunjukkan keanggunan dan status.
  • Makna: Warna hitam melambangkan kebesaran dan ketenangan, sementara potongan longgar menunjukkan kesabaran dan kebijaksanaan.

2. Sarawa (Celana)

  • Fungsi: Celana yang lebar ini melambangkan ketepatan langkah seorang penghulu dalam mengantisipasi segala kemungkinan yang datang, termasuk ancaman dari luar.
  • Ukuran dan Warna: Berwarna hitam dan berukuran besar, serasi dengan baju penghulu untuk menunjukkan kedalaman pemikiran dan kesiapan menghadapi berbagai situasi.

3. Cawek (Ikat Pinggang)

  • Fungsi: Cawek atau ikat pinggang digunakan agar penghulu tetap kokoh, baik secara fisik maupun batin. Cawek juga menjadi simbol pengingat bahwa setiap masalah harus diselesaikan dengan musyawarah.
  • Motif: Dihiasi dengan jumbai atau "bajambua alai" yang melambangkan keseimbangan dalam tindakan dan pengambilan keputusan.

4. Salempang

  • Fungsi: Salempang melambangkan tanggung jawab penghulu dalam menjaga hubungan yang kuat dengan anak kemanakannya.
  • Makna: Pakaian ini menandakan bahwa seorang penghulu harus mengutamakan ikatan batin serta bertindak atas dasar akal dan budi dalam mengayomi masyarakatnya.

5. Keris

  • Fungsi: Keris khas Minangkabau yang diselipkan di pinggang sebelah kiri menjadi lambang tempat bertumpu bagi anak kemenakannya, serta tempat curahan segala masalah yang dihadapi.
  • Makna: Sebagai simbol kekuatan dan perlindungan, keris menjadi tanda bahwa seorang penghulu siap membela dan melindungi masyarakatnya.

6. Kain Salendang/Kain Sandang

  • Fungsi: Terbuat dari kain cindai, kain ini melambangkan kebesaran seorang penghulu serta menjadi simbol kunci penyimpan kekayaan yang membuka pintu bagi sedekah dan kemurahan hati.
  • Makna: Kain ini mencerminkan kedermawanan dan tanggung jawab seorang penghulu untuk memberi kesejahteraan kepada masyarakat.

7. Tarompa (Sandal Jepit)

  • Fungsi: Tarompa atau sandal jepit tanpa tumit melambangkan kesederhanaan, kepraktisan, dan fleksibilitas seorang penghulu dalam menjalankan tugasnya.
  • Makna: Penggunaan tarompa tanpa tumit menunjukkan bahwa seorang penghulu harus tetap berpijak dengan kokoh di atas nilai-nilai luhur.

8. Tongkat

Tongkat yang digunakan penghulu terbuat dari kayu berwarna hitam dan dilengkapi dengan pangkal berbentuk tanduk berkepala perak. Selain menjadi bagian dari kelengkapan pakaian adat, tongkat ini juga menjadi "permainan" bagi seorang penghulu.

Saat mengenakan pakaian kebesaran, seorang penghulu selalu memegang tongkat ini sebagai simbol bahwa ia adalah sosok yang dihormati dan dianggap dituakan oleh masyarakat adat, meskipun usianya masih muda.

ADVERTISEMENT

Sebagai pemimpin, seorang penghulu memiliki tanggung jawab untuk menjaga adat istiadat dan lembaga kepenghuluannya. Selama memegang jabatan, ia harus menjaga martabat dan tidak boleh mencoreng nama baik. Tanggung jawab ini dijunjung tinggi oleh para anak kemenakan dan masyarakat senagari.

Makna Filosofis Pakaian Adat Penghulu Minangkabau

Pakaian adat penghulu Minangkabau tidak hanya kaya akan komponen, namun juga memiliki nilai-nilai filosofis yang menggambarkan sifat seorang pemimpin yang ideal. Beberapa di antaranya adalah:

  • Tabiat Sabar dan Bijaksana: Baju yang longgar, disebut "Langgan Gadang," mencerminkan bahwa seorang penghulu adalah orang yang berpikiran luas, memiliki kesabaran, serta bijaksana dalam mengambil keputusan.
  • Kejujuran dan Integritas: Baju tanpa saku melambangkan kejujuran dan sikap seorang penghulu yang tak mengambil keuntungan dari masyarakatnya.
  • Kelapangan Dada: Baju hitam longgar menjadi simbol kesediaan seorang penghulu untuk mendengar segala pujian dan kritik dari masyarakat, melambangkan keterbukaan dalam kepemimpinan.
  • Kekuatan dan Ketegasan: Cawek yang kokoh menandakan kekuatan lahir dan batin seorang penghulu serta mengingatkan bahwa segala sesuatu harus diselesaikan melalui musyawarah.

Itulah informasi tentang pakaian Penghulu Minangkabau. Dengan memahami makna dari setiap elemen pakaian ini, kita dapat lebih menghargai kebudayaan Minangkabau yang sarat dengan nilai-nilai kemuliaan dan kebijaksanaan. Semoga bermanfaat, ya!




(mjy/mjy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads