Di berbagai daerah di Nusantara, senjata tradisional tidak hanya dibuat untuk kebutuhan berburu atau berperang, tetapi juga dilengkapi dengan racun alami agar lebih mematikan. Salah satunya adalah sumpit, senjata khas suku-suku di Kalimantan yang terkenal dengan keampuhannya.
Sumpit digunakan untuk melumpuhkan lawan maupun hewan buruan. Agar memastikan musuh betul-betul berhasil dilumpuhkan, rahasianya terletak pada racun yang dioleskan pada ujung anak sumpit.
Racun yang paling dikenal dalam penggunaan sumpit adalah getah dari pohon ipuh. Bagi masyarakat Dayak, ipuh bukan sekadar racun, melainkan bagian dari pengetahuan tradisional yang diwariskan turun-temurun.
Mengenal Ipuh
Ipuh, ipoh atau upas (Antiaris toxicaria) adalah sejenis pohon anggota suku Moraceae. Pohon ini dikenal sangat mematikan karena getahnya beracun. Pohon ini masih dapat ditemui salah satunya di Hutan Larangan Manis Mata, Kabupaten Ketapang.
Dirangkum dari laman iNaturalist dan Tropical The Ferns, Antiaris adalah genus dalam famili murbei dan ara Moraceae. Dalam bahasa Jawa, pohon ini dikenal sebagai upas (yang berarti 'racun' dalam bahasa Jawa) atau ancar.
Antiaris toxicaria menghasilkan serat dari pepagannya, yang digunakan sebagai bahan pakaian orang zaman dahulu. Karena kayunya mudah terkelupas dan merata, kayu ini umumnya digunakan untuk pelapis kayu.
(aau/aau)