Melihat Keunikan Lomba Sipet yang Digelar Polda Kalteng

Melihat Keunikan Lomba Sipet yang Digelar Polda Kalteng

Ayuningtias Puji Lestari - detikKalimantan
Selasa, 17 Jun 2025 18:01 WIB
Gubernur Kalteng Agustiar Sabran dan Kapolda Kalteng Iwan Kurniawan lomba manyipet. Foto: dokumentasi Polda Kalteng
Gubernur Kalteng Agustiar Sabran dan Kapolda Kalteng Iwan Kurniawan lomba manyipet. Foto: dokumentasi Polda Kalteng
Palangka Raya -

Lomba manyipet atau sipet turut mewarnai rangkaian Hari Bhayangkara ke-79 yang digelar Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) di Lapangan Tembak Multifungsi Wira Pratama, Kota Palangka Raya, Selasa (17/6/2025).

Kapolda Kalteng Irjen Iwan Kurniawan, menyampaikan bahwa kejuaraan sipet ini untuk mempertahankan budaya khas Kalimantan Tengah dalam semarak acara HUT Bhayangkara ke-79.

"Lomba ini juga sengaja digelar untuk mengangkat kearifan lokal Kalimantan Tengah. Dimana Sipet ini merupakan permainan tradisional yang berasal dari suku Dayak," jelas Iwan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekedar diketahui, dilansir dari laman resmi Pemprov Kalteng, manyipet atau permainan menyumpit merupakan permainan suku Dayak dalam unjuk kemahiran berburu binatang di hutan. Peralatan yang digunakan dalam perlombaan ini meliputi sipet atau sumpit yang dibuat dari kayu, anak sumpit (damek) yang berasal dari bambu, serta pelimping yang terbuat dari kertas atau palawi.

Setiap peserta melakukan penyumpitan sebanyak lima rambahan, di mana satu rambahan terdiri dari lima anak sumpit. Untuk peserta laki-laki, jarak penyumpitan ditetapkan sejauh 25 meter, sedangkan bagi peserta perempuan jaraknya adalah 20 meter.

Penilaian dilakukan berdasarkan jumlah anak sumpit yang berhasil mengenai sasaran, dengan syarat damek harus tertancap di dalam lingkaran. Jika anak sumpit mengenai garis batas antara dua nilai, maka skor tertinggi yang akan dihitung.

Sipet, Mandau, Tameng, dan Tombak merupakan seperangkat peralatan perang maupun sebagian digunakan untuk berburu oleh suku Dayak Kalimantan Tengah. Terkhusus untuk Sipet, konon dalam masa peperangan Sipet merupakan senjata yang paling ditakuti penjajah, karena mempunyai kemampuan serang jarak jauh tanpa mengeluarkan bunyi.

Konon, sebelum berperang laskar atau pasukan Dayak kala itu, memoles lebih dulu anak sumpit atau damek (peluru sumpit) dengan ipu atau racun, baru kemudian dimasukan kedalam Sipet sehingga mampu membunuh lawan dalam tempo beberapa detik atau beberapa menit saja.

Pada acara Hari Bhayangkara yang digelar Polda Kalteng, juga digelar kejuaraan menembak. Perlombaan menembak dinilai penting untuk meningkatkan konsentrasi.

"Dengan digelarnya kejuaran menembak dan sipet ini dapat dijadikan semangat untuk menjaga warisan budaya, sekaligus melatih ketangkasan dan konsentrasi," tutup Iwan.

Sementara itu, Kabidhumas Polda Kalteng, Kombes Erlan Munaji menambahkan bahwa untuk lomba menembak dan sipet turut diikut oleh Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran, serta beberapa kategori, yaitu kategori TNI-Polri, forkopimda, serta umum.

"Untuk juara dalam perlombaan kali ini, keluar sebagai juara yaitu Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran," ujar Erlan.

Menurutnya, perlombaan tersebut juga sebagai ajang untuk mempererat kordinasi antara pihak kepolisian dengan Forkopimda Kalimantan Tengah.

"Semoga kegiatan ini nanti bisa menambah silaturahim dan kordinasi antara Forkopimda dan Polda Kalimantan Tengah," imbuh dia.

Erlan juga menerangkan bahwa kedepan akan berupaya menggelar perlombaan lain yang masih lekat dengan kearifan lokal.

"Kedepan sejumlah kegiatan akan kembali dilakukan Polda Kalteng untuk menyambut HUT Bhayangkara. Seperti jalan santai, panjat pinang, besei kambei (mendayung) dan sepak bola sarung yang berlangsung di Halaman Polda Kalteng," lanjut Erlan.




(aau/aau)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads