Saat Bupati Tantang Pejabat Malinau Adu Sumpit di Irau ke-11

Saat Bupati Tantang Pejabat Malinau Adu Sumpit di Irau ke-11

Oktavian Balang - detikKalimantan
Selasa, 07 Okt 2025 20:59 WIB
Bupati Malinau Wempi W Mawa beradu sumpit dengan forkompinda Malinau di acara Irau 2025.
Bupati Malinau Wempi W Mawa beradu sumpit dengan forkompinda Malinau di acara Irau 2025. Foto: Oktavian Balang/detikKalimantan
Malinau -

Bukan cuma panggung budaya, Irau ke-11 Malinau juga jadi arena adu ketangkasan dadakan. Bupati Malinau Wempi W Mawa menantang para pejabat Forkopimda Malinau beradu menyumpit.

Pantauan detikKalimantan di area Padan Liu Burung, suasana riuh dan penuh warna langsung menyambut rombongan Bupati Wempi saat mengelilingi 15 stand pameran kecamatan pada Selasa (7/10).

Di setiap sudut, Bupati dan jajaran Forkopimda disambut dengan antusias oleh para perajin yang memamerkan hasil karya terbaik mereka. Mulai dari anyaman rotan yang diolah menjadi tas modern, ukiran kayu khas Dayak, aksesori manik-manik, hingga produk olahan pangan inovatif seperti selai nanas dan manisan tebu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Puncak keseruan terjadi saat rombongan tiba di stand Kecamatan Malinau Selatan Hilir. Perhatian Bupati Wempi langsung tertuju pada deretan sumpit atau sipet yang terpajang rapi. Tak sekadar melihat, Wempi mengambil salah satu sumpit dan mulai memberikan 'pelajaran sejarah' dadakan kepada para pejabat yang mendampinginya.

"Sumpit ini adalah tradisi dari beberapa etnis Suku Dayak. Ini bukan sekadar senjata, tapi alat untuk mencari kehidupan, mencari sayur, bahkan melindungi tanaman dari serangan hama," jelas Wempi kepada rombongannya dengan penuh semangat.

Menurutnya, sumpit adalah bukti kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dilestarikan.

"Siapa lagi yang bisa melestarikan alam, kebudayaan, dan tradisi kalau bukan kita sendiri? Dan ini adalah potensi yang luar biasa," tambah Wempi di salah satu UMKM.

Setelah memberikan edukasi singkat, Wempi menantang para pejabat untuk mencoba langsung. Suasana yang tadinya formal mendadak cair diiringi gelak tawa. Sejumlah kepala dinas dan pimpinan instansi vertikal tampak serius membidik sasaran, meniup anak sumpit dengan sekuat tenaga.

"Ya itu momen keseruan kami, ada yang mahir membidik target, ada pula yang meleset," bebernya, diiringi gelak tawa.

Di tengah kunjungannya, Wempi tak hanya melihat-lihat dan mencoba. Saat ditanya apa saja yang dibeli, ia mengaku kepincut dengan salah satu produk kayu unggulan dari sebuah stand kecamatan.

"Saya secara khusus tertarik pada kayu ulas. Tadi di salah satu kecamatan, saya memilih kayu itu. Kenapa? Karena kayu itu sudah diukir, jadi bercirikan kearifan lokal," ungkap Wempi.

Ia menambahkan, pameran ini membuktikan adanya inovasi luar biasa dari para perajin UMKM. Banyak produk yang laku keras bahkan sebelum dipajang secara resmi.

"Efek dari kegiatan ini luar biasa. Banyak produk yang mereka pamerkan itu sebenarnya sudah dipesan atau terjual. Ini menunjukkan antusiasme masyarakat terhadap produk lokal sangat tinggi," ujarnya.

Bagi Wempi, Irau adalah panggung bagi para perajin untuk menunjukkan kualitas dan kreativitas, sekaligus memacu mereka untuk terus berinovasi agar produk lokal Malinau bisa bersaing di pasar yang lebih luas.




(bai/bai)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads