5 Hewan Endemik Kalimantan yang Terancam Punah

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Sabtu, 02 Agu 2025 07:00 WIB
Ilustrasi hijaunya Hutan Kalimantan/Foto: Rachman Haryanto
Balikpapan -

Kalimantan merupakan rumah bagi jutaan spesies fauna. Beberapa di antaranya bahkan hanya bisa ditemukan di wilayah ini.

Namun, kekayaan fauna itu sedang terancam. WWF mencatat lebih dari 361 spesies hewan di Kalimantan masuk daftar terancam punah, dengan penyebab utama berupa perusakan habitat, pembukaan lahan besar-besaran, dan perdagangan satwa liar.

IUCN (International Union for Conservation of Nature) juga telah menetapkan beberapa spesies khas Kalimantan Timur seperti pesut Mahakam dan kucing merah Kalimantan dalam status Critically Endangered dan Endangered, alias sangat terancam punah.

Melalui artikel ini, kita akan menyusuri hutan Kalimantan dan mengenal lebih dekat hewan-hewan endemik yang mendiami pulau tersebut.

Hewan Endemik Kalimantan:

1. Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris)

Pesut mahakam yang terlihat di Desa Pela, Kab. Kutai Kartanegara Foto: Istimewa (dok Yayasan Konservasi RASI)

Pesut Mahakam (Orcaella brevirostris) adalah satu-satunya spesies lumba-lumba air tawar yang hidup di Indonesia, tepatnya di sepanjang Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Berbeda dari lumba-lumba laut pada umumnya, pesut memiliki kepala bulat tanpa moncong, tubuh gemuk, serta perilaku pemalu dan jarang melompat tinggi.

Mereka hidup dalam kelompok kecil dan sangat tergantung pada kualitas air dan ekosistem sungai yang sehat. Keunikan ini membuat pesut jadi salah satu indikator kualitas perairan pesisir.

Namun keberadaan pesut Mahakam kini berada di ambang kepunahan. Menurut data WWF Indonesia, jumlahnya pada 2022 diperkirakan hanya tersisa sekitar 80 ekor, menurun drastis dari yang tadinya lebih dari 100 individu tercatat satu dekade sebelumnya.

Ancaman utama terhadap populasi pesut berasal dari pencemaran air sungai, tabrakan dengan kapal, terjerat alat tangkap ikan, hingga perubahan habitat akibat pembangunan infrastruktur di sepanjang sungai. IUCN pun telah mengkategorikan pesut Mahakam dalam status Critically Endangered atau satu langkah lagi menuju kepunahan di alam liar.

Pentingnya konservasi pesut Mahakam tidak bisa dianggap remeh. Sebagai predator puncak dalam ekosistem Sungai Mahakam, pesut memegang peran vital dalam menjaga keseimbangan populasi ikan dan organisme lain. Upaya pelestarian telah dilakukan oleh berbagai pihak, mulai dari pemantauan populasi oleh LIPI (sekarang BRIN), edukasi masyarakat oleh Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI), hingga penetapan kawasan konservasi di beberapa titik.

2. Bekantan (Nasalis larvatus)

Bekantan/ Foto: taman safari

Bekantan (Nasalis larvatus) pasti sudah tidak asing di telinga banyak orang. Primata berhidung panjang ini hanya bisa ditemukan di pulau Kalimantan, termasuk wilayah Kalimantan Timur. Ciri khasnya yang paling mencolok adalah hidung besar menggantung, terutama pada jantan dewasa yang diyakini berfungsi untuk menarik perhatian betina.

Tubuh bekantan diselimuti bulu cokelat kemerahan dengan ekor panjang, dan mereka sangat piawai berenang, bahkan memiliki selaput di antara jari kakinya. Habitatnya berada di hutan mangrove, rawa, dan hutan riparian (dekat sungai), sehingga mereka sangat bergantung pada keberadaan hutan pesisir yang sehat.

Sayangnya, bekantan menghadapi tekanan yang sangat berat dari perusakan habitat. Data dari International Animal Rescue (IAR) Indonesia menunjukkan bahwa populasi bekantan menurun lebih dari 50% dalam 40 tahun terakhir akibat pembukaan lahan, pembalakan liar, serta pembangunan perkebunan sawit di wilayah pesisir dan rawa.

IUCN telah menetapkan bekantan sebagai spesies Endangered (Terancam), dan lebih parahnya di beberapa wilayah populasinya sudah tidak lagi stabil. Laporan BPS Kalimantan Timur (2023) juga menyoroti bahwa penyusutan luas mangrove di Kaltim turut berdampak langsung pada penurunan populasi bekantan.



Simak Video "Menyusuri Perjalanan ke Labuan Cermin di Berau dengan Menggunakan Perahu yang Menyenangkan "


(sun/des)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork