Mengenal Anggrek Spesies Baru, Bukti Alam Kalimantan Simpan Banyak Kejutan

Mengenal Anggrek Spesies Baru, Bukti Alam Kalimantan Simpan Banyak Kejutan

Nadhifa Aurellia Wirawan - detikKalimantan
Senin, 26 Mei 2025 11:00 WIB
Bulbophyllum bukitrayaense
Bulbophyllum bukitrayaense/Foto: Istimewa (dok Kemenhut RI)
Balikpapan - Alam Kalimantan belum sepenuhnya terjelajahi. Kali ini ditemukan anggrek spesies baru yang diberi nama Bulbophyllum bukitrayaense.

Gunung Bukit Raya yang menjulang megah di perbatasan Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, kembali membuktikan sebagai salah satu pusat kekayaan hayati. Lebatnya hutan hujan tropis dan kabut tebal yang menyelimuti lereng gunung setinggi 2.278 meter itu tak menghalangi temuan ilmiah penting, di mana spesies baru anggrek ditemukan.

Peneliti menamai temuan itu dengan Bulbophyllum bukitrayaense, dengan dinamai langsung dari lokasi tempatnya ditemukan sebagai penghormatan terhadap alam Kalimantan yang belum sepenuhnya dijelajahi. Penemuan itu bukan hanya membanggakan dari sisi keilmuan, tetapi juga menjadi bukti bahwa masih banyak misteri alam Kalimantan yang menanti untuk diungkap.

Anggrek tersebut ditemukan tim dari Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) dalam ekspedisi pada Juli 2024, di ketinggian sekitar 1.320 meter di atas permukaan laut. Butuh waktu hingga 9 Mei 2025 sebelum temuan ini dipublikasikan secara resmi dalam jurnal ilmiah Phytotaxa, menandai pengakuan global atas keberadaan spesies tersebut.

Ciri-Ciri Bulbophyllum bukitrayaense: Unik dan Belum Pernah Dijumpai

Jika dilihat sekilas, Bulbophyllum bukitrayaense mungkin mengingatkan pada Bulbophyllum scabrum, spesies lain dalam genus yang sama. Namun, para ahli botani yang menelitinya menemukan perbedaan morfologis yang jelas.

Dikutip dari situs Kementerian Kehutanan, anggrek ini memiliki labellum atau bibir bunga dengan rasio panjang dan lebar yang lebih besar, serta permukaan atas yang terasa kasar pada seperempat bagian awalnya. Sementara permukaan bawah labellum memiliki tepi yang bergelombang dua kali lipat, sehingga menciptakan tekstur yang unik dan belum pernah didokumentasikan sebelumnya di Kalimantan.

Anggrek ini secara morfologis memiliki kemiripan dengan Bulbophyllum scabrum Vermeulen & Lamp, khususnya pada bagian bawah labellum yang bergelombang ganda. Namun, Bulbophyllum bukitrayaense memiliki rasio panjang terhadap lebar yang lebih besar, serta permukaan atas labellum yang terasa seperempat lebih kasar dibandingkan spesies pembandingnya.

Labellum anggrek ini mencapai titik terlebarnya pada setengah panjang dalam kondisi tidak mengembang. Ovarium dari spesies baru ini tampak tertutup oleh indumentum bertipe papillosa-muriculate, memberikan karakteristik permukaan yang kasar jika diperhatikan secara saksama.

Tak hanya itu, anggrek ini juga memiliki kemiripan dengan B ovalifolium, namun tetap menunjukkan perbedaan yang jelas. Salah satunya adalah bentuk labellum yang menyerupai roket serta pola undulasi pada tepian labellum yang lebih mendekati sisi bawah.

Kelopak Bulbophyllum bukitrayaense berbentuk lonjong dengan tekstur papillosa-muricate pada bagian ovarium. Ukurannya relatif kecil, namun tampil dengan bentuk dan warna yang khas, sehingga terlihat mencolok di antara rimbunnya vegetasi hutan Kalimantan.

Penemuan ini memperkaya daftar anggrek dalam genus Bulbophyllum yang memang dikenal sebagai salah satu genus anggrek terbesar di dunia, dengan lebih dari 2.000 spesies yang tersebar luas di Asia Tenggara. Di Kalimantan, setidaknya ada hampir 300 spesies yang telah tercatat, menjadikan pulau ini sebagai surga bagi para peneliti botani dan pecinta anggrek.

Makna Penting Bulbophyllum bukitrayaense Bagi Konservasi Hayati Kalimantan

Bukan sekadar penemuan ilmiah, hadirnya Bulbophyllum bukitrayaense mengingatkan kita bahwa Kalimantan adalah rumah bagi keanekaragaman hayati yang belum sepenuhnya terungkap. Temuan ini adalah bukti nyata bahwa hutan Kalimantan masih menyimpan potensi biodiversitas luar biasa yang perlu dijaga dan dilestarikan.

Gunung Bukit Raya merupakan bagian dari Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, kawasan konservasi yang relatif sulit dijangkau dan masih mempertahankan ekosistem alaminya. Keragaman hayati di kawasan ini mencakup tidak hanya flora langka seperti anggrek, tetapi juga fauna endemik seperti orangutan Kalimantan, kucing merah, dan berbagai jenis burung langka.

Dengan ditemukannya Bulbophyllum bukitrayaense, Indonesia kembali diingatkan tentang pentingnya menjaga ekosistem alaminya. Penemuan Bulbophyllum bukitrayaense menjadi pengingat bahwa keajaiban alam Indonesia masih terus hidup dan tersembunyi di sela-sela kabut pegunungan, menanti untuk ditemukan dan dijaga bersama.


(sun/des)
Hide Ads