Kucing merah Kalimantan, salah satu spesies kucing liar paling langka dan misterius di dunia, kembali terekam kamera di kawasan Taman Nasional Kayan Mentarang (TNKM), Malinau, Kalimantan Utara (Kaltara). Penampakan ini tertangkap kamera jebak tim Balai TNKM dalam kegiatan inventarisasi potensi kawasan.
Hewan ini nyaris tak pernah terlihat selama lebih dari 20 tahun. Namun pada tahun 2023 lalu, kamera trap milik tim Balai TNKM berhasil merekam penampakan spesies endemik ini saat melakukan inventarisasi potensi kawasan.
Kepala Balai TNKM, Seno Pramudito, menyebut bahwa terakhir kali kucing merah Kalimantan terekam di lokasi ini adalah pada tahun 2003. Artinya, dua dekade telah berlalu tanpa jejak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kucing merah Kalimantan sendiri pertama kali muncul pada tahun 1957 yang diabadikan oleh Pierre Pfeffer. Setelah itu, pada tahun 2003 keberadaannya kembali terekam kamera trap yang dipasang oleh Dave Augeri dan WWF Kayan Mentarang Project.
Penemuan ini menjadi sinyal penting bahwa kawasan TN Kayan Mentarang memang masih menyimpan keanekaragaman hayati luar biasa. Tim taman nasional kini menyusun strategi konservasi untuk melindungi hewan langka ini agar tidak benar-benar lenyap dari alam liar.
Mengenal Kucing Merah Kalimantan
Kucing merah Kalimantan (Catopuma badia) termasuk dalam kelompok kucing kecil, dan secara ilmiah diklasifikasikan ke dalam satu keluarga dengan kucing emas Asia (Catopuma temminckii). Meski demikian, kucing ini hanya ditemukan di Kalimantan dan menjadi satu-satunya kucing endemik dari pulau Borneo.
Kucing berwarna merah tembaga ini memiliki ciri penampilan yang unik dan mencolok. Ciri fisiknya antara lain:
- Warna Bulu: Kucing ini memiliki bulu berwarna coklat kemerahan yang khas, dengan variasi dari merah tua hingga cokelat kemerahan. Beberapa individu juga memiliki pola bercak samar pada bulunya.
- Ukuran Tubuh: Ukuran tubuh kucing merah relatif kecil, dengan panjang tubuh sekitar 50-60 cm dan berat antara 3-4 kg. Mereka juga memiliki ekor panjang yang dapat mencapai 30-40 cm.
- Fitur Wajah: Bagian kepala kucing kni berwarna coklat gelap keabuan dengan dua garis gelap di sudut mata. Bagian belakang telinga berwarna keabu-abuan dengan bintik putih di tengahnya.
Ciri-ciri ini membuat kucing merah mudah dikenali, namun karena sifatnya sangat pemalu dan aktif di malam hari (nokturnal), kucing ini jarang terlihat oleh manusia.
Habitat dan Status Konservasi Kucing Merah Kalimantan
Kucing merah Kalimantan menghuni berbagai jenis habitat hutan tropis, termasuk hutan dataran rendah, hutan rawa, dan perbukitan hingga ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut.
Di Indonesia, penyebarannya meliputi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Spesies ini juga ditemukan di Sabah dan Sarawak, Malaysia.
Kucing merah sangat tergantung pada tutupan hutan yang luas dan tidak terganggu. Mereka jarang ditemukan di daerah terbuka atau dekat aktivitas manusia.
Menurut penelitian, kucing ini merupakan spesies penyendiri, hidup di kawasan terpencil, dan memiliki wilayah jelajah yang luas, meskipun data lengkap tentang pola hidupnya masih sangat terbatas karena langkanya penampakannya.
Sebagai karnivora oportunis, kucing merah Kalimantan memangsa burung, tikus, reptil kecil, dan bahkan bangkai binatang. Sifatnya sebagai predator puncak di tingkat menengah membuatnya memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem hutan.
Menurut Daftar Merah IUCN, kucing merah Kalimantan dikategorikan sebagai spesies terancam punah (Endangered), dengan estimasi populasi kurang dari 2.500 individu dewasa. Ancaman utama terhadap kelangsungan hidupnya meliputi hilangnya habitat akibat deforestasi, perburuan ilegal, dan perdagangan satwa liar.
Kemunculan kembali kucing merah Kalimantan ini menjadi kabar baik sekaligus menjadi peringatan penting akan krisis iklim yang semakin menjadi. Semoga artikel ini bermanfaat.
(des/des)