Mengapa Kalimantan Disebut Paru-paru Dunia?

Mengapa Kalimantan Disebut Paru-paru Dunia?

Suki Nurhalim - detikKalimantan
Jumat, 21 Mar 2025 08:00 WIB
Pulau Kalimantan disebut sebagai salah satu paru-paru dunia karena luas hutannya yang mencapai hingga 40,8 juta hektar. Beginilah potret hijaunya hutan Kalimantan.
Hijaunya hutan Kalimantan yang jadi paru-paru dunia/Foto: Rachman Haryanto
Balikpapan -

Salah satu julukan yang melekat pada Kalimantan adalah paru-paru dunia. Namun tahukah detikers mengapa tanah Borneo dijuluki paru-paru dunia?

Dikutip situs resmi Stikes Husada Borneo, Kalimantan merupakan salah satu pulau terbesar di dunia. Pulau tersebut memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya. Julukan paru-paru dunia untuk Kalimantan bukan sekadar nama tanpa makna.

Kalimantan memiliki hutan hujan tropis yang luas dan memainkan peran penting dalam menyerap karbon dioksida, serta menghasilkan oksigen yang dibutuhkan. Tak hanya untuk lingkungan sekitar, namun juga untuk planet ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lembaga independen nonprofit berjaringan internasional yang bergerak di bidang perlindungan dan pelestarian satwa liar dan habitatnya, ProFauna Indonesia menyebut Kalimantan merupakan salah satu paru-paru dunia karena hutannya yang luas, yaitu sekitar 40,8 juta hektare.

Namun sayangnya, laju deforestasi di Kalimantan begitu cepat. Berdasarkan data yang dikeluarkan Departemen Kehutanan, angka deforestasi di Kalimantan pada tahun 2000-2005 mencapai sekitar 1,23 juta hektare.

Itu artinya sekitar 673 hektare hutan di Kalimantan mengalami deforestasi setiap harinya pada periode tersebut. Sementara itu, menurut Greenpeace, hutan di Kalimantan hanya tersisa 25,5 juta hektare di tahun 2010.

Namun, berdasarkan laporan dari State of the World's Forests 2007 yang diterbitkan The UN Food & Agriculture Organization (FAO), Indonesia termasuk Kalimantan mengalami laju deforestasi sebesar 1,8 juta hektare per tahun pada periode 2000-2005. Tingginya laju deforestasi hutan di Indonesia membuat Guiness Book of The Record menjadikan Indonesia sebagai negara dengan laju kerusakan hutan tercepat di dunia.

Penyebab Deforestasi di Indonesia

Menurut ProFauna, deforestasi di Indonesia disebabkan industri kayu yang semakin mempersempit hutan alami. Pengalihan fungsi (konversi) hutan untuk perkebunan kelapa sawit juga memberikan kontribusi besar terhadap semakin derasnya laju deforestasi.

Konversi hutan menjadi area perkebunan sawit telah merusak lebih dari 7 juta hektare hutan sampai tahun 1997. Berkurangnya luasan dan kualitas hutan di Kalimantan menjadi ancaman serius bagi berbagai jenis satwa langka di Kalimantan, antara lain orangutan, bekantan, beruang madu dan berbagai jenis owa.

Sebab, sebagian besar hutan tak hanya berperan dalam menjaga keseimbangan atmosfer dan mengurangi efek gas rumah kaca. Akan tetapi, juga mendukung kehidupan berbagai spesies flora dan fauna yang langka dan unik.

Pulau Kalimantan disebut sebagai salah satu paru-paru dunia karena luas hutannya yang mencapai hingga 40,8 juta hektar. Beginilah potret hijaunya hutan Kalimantan.Pulau Kalimantan disebut sebagai salah satu paru-paru dunia karena luas hutannya/ Foto: Rachman Haryanto

Peran dalam Mencegah Deforestasi

Berperan dalam menjaga kelestarian hutan Kalimantan sangat penting. Meski tidak terlibat langsung dalam upaya penghijauan, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendukung pelestarian lingkungan dan mencegah deforestasi.

1. Mengurangi Penggunaan Kertas dan Produk Kayu

Mengurangi penggunaan produk berbahan dasar kayu dapat membantu menekan permintaan terhadap hasil hutan.

2. Menanam Pohon

Turut serta dalam kegiatan menanam pohon di lingkungan sekitar atau mendukung program reboisasi di daerah-daerah yang membutuhkan.

3. Mendukung Produk Ramah Lingkungan

Membeli produk yang diproduksi secara berkelanjutan dan ramah lingkungan dapat membantu mengurangi eksploitasi hutan.

4. Mengkampanyekan Kesadaran Lingkungan

Kita dapat berperan aktif dalam mengkampanyekan pentingnya pelestarian hutan dan lingkungan melalui media sosial, atau di lingkungan sekitar.

Dengan langkah-langkah sederhana itu, kita dapat membantu menjaga keberlanjutan hutan Kalimantan sebagai paru-paru dunia. Hutan yang lestari bukan hanya akan memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesejahteraan manusia di masa depan.




(sun/des)
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads