2 Spesies Baru Katak Bertaring Ditemukan di Kalimantan

ADVERTISEMENT

2 Spesies Baru Katak Bertaring Ditemukan di Kalimantan

Pasti Liberti Mappapa - detikEdu
Rabu, 16 Jul 2025 07:30 WIB
Katak bertaring dengan nama ilmiah Limnonectes nusantara, ditemukan tim BRIN  di wilayah Loksado dan Paramasan, Kalimantan Selatan. Nama β€œNusantara” dipilih sebagai bentuk penghargaan terhadap identitas nasional Indonesia, sekaligus merujuk pada Ibu Kota Negara (IKN) yang kini sedang dibangun di pulau yang sama.
Katak bertaring dengan nama ilmiah Limnonectes nusantara, ditemukan tim BRIN di wilayah Loksado dan Paramasan, Kalimantan Selatan Foto: Dok. BRIN
Jakarta - Tim peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengumumkan penemuan dua spesies baru katak bertaring dari famili Dicroglossidae yang berasal dari kawasan Pegunungan Meratus, Kalimantan bagian tenggara. Kedua spesies tersebut diberi nama Limnonectes maanyanorum dan Limnonectes nusantara.

Temuan tersebut dilaporkan dalam jurnal ilmiah internasional Zootaxa (Zootaxa 5575 (3): 387-408) pada 24 Januari 2025, dengan judul Two new species of fanged frog from Southeastern Borneo, Indonesia.

Turut menulis laporan ini peneliti dari Aichi University of Education dan Graduate School of Human and Environmental Studies, Kyoto University, Jepang serta peneliti dari Universitas Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Kedua katak ini sempat diduga termasuk dalam kelompok Limnonectes kuhlii, spesies yang lebih umum dikenal. Namun, penelitian lebih lanjut melalui analisis genetik dan morfologi berhasil mengungkap bahwa keduanya merupakan garis keturunan yang berbeda secara signifikan.

Perbedaan ini teridentifikasi berdasarkan jarak genetik pada sebagian sekuens gen 16S rRNA, serta kombinasi unik dari karakter fisik atau morfologis.

"Penemuan ini menjadi kontribusi penting dalam upaya mendokumentasikan keanekaragaman herpetofauna Kalimantan, serta menegaskan peran penting wilayah Meratus dalam konservasi spesies endemik. Mengingat, kerusakan habitat, eksploitasi jenis, perubahan iklim, dan timbulnya penyakit merupakan ancaman terbesar terhadap keberlangsungan kehidupan amfibi endemik Kalimantan," kata Profesor Riset bidang Herpetologi Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Amir Hamidy.

Spesies pertama, Limnonectes maanyanorum, ditemukan di kawasan Gunung Karasik, Kalimantan Tengah. Nama ini dipilih untuk menghormati masyarakat adat Dayak Maanyan yang mendiami kawasan tersebut.

Menariknya, masyarakat setempat telah lama mengenal keberadaan katak ini dan menyebutnya dengan nama lokal Senteleng Watu, yang berarti "katak batu".

Katak bertaring dengan nama ilmiah Limnonectes maanyanorum, ditemukan tim BRIN di kawasan Gunung Karasik, Kalimantan Tengah. Nama ini dipilih untuk menghormati masyarakat adat Dayak Maanyan yang mendiami kawasan tersebut.Katak bertaring dengan nama ilmiah Limnonectes maanyanorum, ditemukan tim BRIN di kawasan Gunung Karasik, Kalimantan Tengah. Nama ini dipilih untuk menghormati masyarakat adat Dayak Maanyan yang mendiami kawasan tersebut. Foto: Dok. BRIN

Sementara itu, spesies kedua, Limnonectes nusantara, ditemukan di wilayah Loksado dan Paramasan, Kalimantan Selatan. Nama "Nusantara" dipilih sebagai bentuk penghargaan terhadap identitas nasional Indonesia, sekaligus merujuk pada Ibu Kota Negara (IKN) yang kini sedang dibangun di pulau yang sama. Di kalangan masyarakat Dayak Meratus, katak ini dikenal dengan sebutan Lampinik.

Kedua katak ini memiliki ukuran tubuh sedang dan ciri khas berupa struktur menyerupai "taring" di rahang bawah, terutama pada individu jantan. Mereka juga memiliki jari kaki berselaput penuh, kulit berbintil, serta pola tubuh yang unik. Bentuk bintil dan ukuran taring menjadi faktor pembeda penting di antara keduanya.

Analisis genetik dan morfologi menunjukkan bahwa keduanya merupakan garis keturunan yang berbeda secara signifikan berdasarkan jarak genetik pada sebagian sekuens gen 16S rRNA serta kombinasi karakter morfologis.

Adapun analisis filogenetik menunjukkan L. maanyanorum dan L. nusantara masing-masing membentuk klad monofiletik dengan dukungan statistik yang sangat tinggi, serta memiliki jarak genetik yang signifikan dibandingkan spesies lainnya. Hal ini menguatkan status keduanya sebagai spesies baru.

Temuan ini tidak hanya memperkaya daftar keanekaragaman hayati Indonesia, tetapi juga menjadi pengingat pentingnya eksplorasi ilmiah di wilayah tropis yang masih belum banyak dijelajahi. Kalimantan, yang merupakan bagian dari kawasan Sundaland, menunjukkan potensi luar biasa sebagai rumah bagi berbagai spesies endemik yang belum terungkap.

"Penemuan ini menunjukkan bahwa Kalimantan masih menyimpan banyak misteri biologis. Kita perlu terus melakukan eksplorasi dan penelitian, terutama di wilayah yang belum banyak dijangkau," ujar Amir sebagai salah satu penemu dan penulis dalam studi ini.


(pal/faz)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads