Batimung, Sauna Tradisional Ala Masyarakat Banjar

Anindyadevi Aurellia - detikKalimantan
Senin, 15 Des 2025 09:38 WIB
Foto: Panimungan membantu batimung. (Tangkapan layar YouTube Kebudayaan Disbudpar Tapin)
Banjarmasin -

Indonesia dikenal memiliki banyak keanekaragaman budaya yang masih dilestarikan secara turun temurun. Salah satunya tradisi di Kalimantan Selatan berikut. Di Banjar dan masyarakat suku Dayak Meratus, ada ritual unik menjelang hari pernikahan.

Ialah Batimung atau dikum, tradisi mandi uap atau sauna tradisional yang dilakukan 3-7 hari sebelum acara. Tujuannya, agar badan calon pengantin lebih sehat, segar bugar, dan tidak akan bau badan.

Selain untuk calon pengantin, batimung juga menjadi pengobatan tradisional untuk para pasien yang punya penyakit tertentu. Saat melakukan batimung, terdapat bacaan atau doa yang dipanjatkan. Tradisi ini menjadi bukti kultural dan religiositas yang masih kental di tanah Banjar.

Mengenal Batimung

Foto: Batimung. (Laman Kemenparekraf)

Batimung menjadi ritual mandi uap tradisional masyarakat Banjar yang udah ada sejak dulu. Kata batimung berasal dari bahasa Banjar 'timung' yakni menghimpun jadi satu. Sementara kata ba sebagai awalan kata untuk menyebut kata kerja timung.

Uap untuk mandi dihasilkan dari air rebusan aneka rempah dan bunga tertentu, di dalam periuk atau kuantan tanah. Adapun peralatan lainnya yakni kursi kecil atau dingklik ukuran kurang lebih 20 cm, tikar purun berbentuk kerucut, dan tapih bahalai atau kain khas Banjar.

Calon pengantin atau pasien akan diurus oleh orang yang menjadi peracik air rempah sekaligus membantu pemasangan sauna tradisional tersebut. Orang tersebut di Banjar disebut sebagai panimungan, sementara warga Dayak Meratus menyebutnya sebagai balian.

Batimung Calon Pengantin

Foto: Panimungan membantu batimung. (Tangkapan layar YouTube Kebudayaan Disbudpar Tapin)

Batimung bagi pengantin dilakukan saat masa bapingit atau ketika menjelang dilaksanakannya waktu perkawinan. Saat itu pengantin tidak diperbolehkan lagi secara bebas untuk bepergian keluar rumah.

Hal ini dimaksudkan untuk menjaga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam keadaan bapingit itu, diadakan kegiatan untuk merawat diri yang disebut dengan bakasai. Tujuannya untuk membersihkan dan merawat diri agar tubuh menjadi bersih dan muka bercahaya atau berseri waktu disandingkan di pelaminan nanti.

Sebelum pengantin wanita dan laki-laki betatai atau bersanding di pelaminan, kedua pengantin terlebih dahulu mempersiapkan diri dengan Batimung pada saat dua atau tiga hari sebelumnya.

Prosesinya dimulai dengan menyiapkan air dalam wadah periuk atau kuantan tanah, yang dalam perkembangan zaman kini digantikan oleh panci. Air tersebut dimasak langsung di atas kompor, lalu masukkan bahan timungan berupa daun serai wangi, daun lengkuas, babanyun, kulabat, kulit kayu bangkal, daun pandan, daun dilam (nilam), pudak setagal, irisan temugiring, purut daun atau buah jeruk, aneka bunga seperti melati, akar bunga kenanga (cananga orodata), mawar, melati, kenanga, cempaka (magnolia campaka), dan daun semakau.

Foto: Panimungan membantu batimung. (Tangkapan layar YouTube Kebudayaan Disbudpar Tapin)

Semua bahan direbus bersama dalam air dan sesekali diaduk. Setelah mendidih, panci diangkat. Calon pengantin kemudian didudukkan di kursi dalam kondisi hanya mengenakan sarung tanpa celana dalam (jika tidak berkenan, pakaian dapat tetap digunakan).

Seluruh tubuhnya kecuali kepala diselimuti dengan tikar membentuk kerucut. Lapisan luarnya kemudian ditambah dengan kain khas Banjar atau tapih bahalai, agar uap air rebusan tidak keluar.

Panci dan air rebusan rempah tadi kemudian diletakkan di bawah dudukan setinggi sekitar 20 sentimeter tersebut. Sesekali, air diaduk dengan alat yang telah disediakan hingga uapnya naik.

Jika air dalam panci mulai dingin atau tidak beruap, maka panci perlu dipanaskan kembali hingga air mendidih, lalu diangkat dan digunakan untuk batimung kembali. Idealnya, dua kali perebusan air rempah digunakan untuk satu jam batimung.

Jika batimung dirasa cukup, badan dilap dengan handuk dan dibersihkan dengan air bersih. Tubuh tidak hanya wangi tetapi juga terlihat lebih bersih. Kotoran yang menempel di badan pun ikut terlepas.

Batimung pada pengantin wanita biasanya dilakukan sebanyak tiga kali atau bahkan lebih sebelum pernikahan berlangsung. Masuknya uap beraroma harum ke dalam pori-pori tubuh membuat tubuh menjadi harum.




(aau/aau)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork