Indonesia tak hanya kaya akan makanan tradisionalnya. Minuman khas daerah di Indonesia juga beragam dan bikin ketagihan.
Kalau di Jawa ada sekoteng dan wedang uwuh, di Betawi punya bir pletok, di Kalimantan punya air serbat. Minuman tradisional masyarakat Melayu ini mudah kamu temui di berbagai daerah terutama di Kalimantan Barat, dalam acara adat setempat, hingga bisa kamu buat sendiri.
Mengenal Air Serbat
Air Serbat. (TikTok: @anak_mak_ngah06) |
Air serbat namanya, ialah minuman tradisional khas Melayu Kalimantan Barat yang menyerupai jamu yang rasanya manis, dan agak pedas. Minuman ini juga dapat ditemui di daerah Sumatera dan Jawa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dirangkum dari laman Dinas Kebudayaan Provinsi Riau dan media sosial Pemprov Kalimantan Barat, air serbat berbahan dasar gula dan beragam rempah. Minuman ini kerap disebut air sepang, dikenal dengan warna merah alami serta aroma harum.
Air serbat berwarna kemerahan dan disebut air sepang, karena terdapat kayu sepang dalam bahan pembuatannya. Warna merahnya berasal dari serutan kayu sepang atau secang, sementara wangi khasnya muncul dari campuran rempah-rempah.
Konon air serbat merupakan minuman yang dipengaruhi budaya masyarakat muslim dari timur tengah. Air serbat telah dikenal pada zaman Kekhalifahan Abbasyiah dan termasuk minuman khalifah.
Saat Khalifah Harun Ar-Rasyid berkuasa, umat muslim sudah menikmati masakan-masakan Persia yang rumit seperti ayam panggang berisi kacang, susu dan almond, serta berbagai minuman lembut yang mirip pencuci mulut. Kerajaan Turki dulu mengenal minuman serbat dibuat dari buah-buahan.
Air serbat kemudian menyebar ke timur di wilayah-wilayah muslim terutama ke Melayu. Budaya minum air serbat dibawa oleh orang-orang muslim dari timur tengah maupun dari wilayah muslim lainnya ke daerah Melayu.
Air serbat turut menjadi bagian dari budaya orang-orang Arab perantauan dan keturunannya di wilayah Melayu. Selanjutnya, air serbat terus berkembang dan menjadi bagian dari minuman khas orang Melayu.
Tak hanya di Kalimantan Barat, di Riau pada Kerajaan Lingga misalnya, air serbat dihidangkan untuk minuman para tamu dan jamuan adat istiadat. Kadang minuman ini dikonsumsi masyarakat yang ingin merasa kenikmatannya pada hari-hari biasa di luar acara resmi.
Air serbat di Riau agak berbeda dengan di Kalimantan, sebab bahannya ada tambahan kuning telur dan susu, lalu baru dicampur rempah-rempah yang menyehatkan badan seperti bahan air serbat di Kalimantan.
Istilah Air Serbat sebagai 'Pengusir Tamu'
Saprahan. Foto: Istimewa |
Dalam tradisi Melayu Kalimantan Barat, air serbat sering disajikan di akhir acara, termasuk dalam saprahan. Minuman ini sebagai penutup hidangan, tanda acara sudah selesai dan tamu sudah dipersilakan pamit.
Saprahan merupakan istilah yang digunakan oleh masyarakat Melayu di Pontianak untuk menyebut acara makan bersama. Acara ini mirip seperti beseprah, tradisi makan bersama di Kutai Kartanegara dalam rangkaian kegiatan festival adat Erau.
Air serbat kerap disebut sebagai minuman pengusir tamu. Artinya saat air ini disajikan, para tamu undangan langsung mengerti bahwa acara serta jamuan makan sudah selesai. Hal ini menandakan tamu dipersilahkan pulang dengan cara yang halus dan sopan.
Bagi masyarakat Pontianak, minuman ini memiliki filosofi mulia yang diajarkan nenek moyang tentang moral. Jika ada orang Melayu apabila mengundang tamu harus tahu pula cara mempersilahkan maupun meninggalkan acara dengan cara yang selayaknya pula.
Lain lagi di daerah Kapuas Hulu, air serbat juga memiliki makna namun pada rangkaian adat pernikahan. Mempelai laki-laki melamar mempelai perempuan dengan memberikan hantaran. Air serbat termasuk dalam hantaran tersebut, yakni biasanya berupa barang terdiri dari seperangkat kapur sirih atau tepa' sirih, air serbat, barang pengiring, dan lain-lain.
Sekilas tentang Saprahan
Saprahan dilakukan dengan membagi beberapa orang dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. Di hadapannya akan disediakan nasi putih dengan berbagai lauk pauk pelengkap. Menu utamanya biasanya berupa semur daging, sayur paceri nanas, acar telur, sambal bawang, hingga air serbat khas Kalimantan.
Sebagai alas makan, ada selembar kain atau daun pisang, yang dibentangkan untuk diletakkan beberapa jenis makanan dan disusun rapi. Tak hanya bertujuan untuk makan, tetapi tradisi ini dilakukan Kesultanan Pontianak untuk mempererat tali silaturahmi.
Dalam saprahan ada sebuah jamuan makan yang melibatkan banyak orang, saling berhadapan dalam duduk satu kebersamaan. Mereka duduk di atas alas dengan kain putih maupun hijau yang membentang panjang, lalu makanan ditumpuk pada satu talam (baki yang tidak berkaki).
Para undangan dilarang mengambil bagian yang bukan di hadapannya. Panjang kain saprahan minimal 2 meter untuk ukuran yang dapat menampung 10 atau 5 orang yang saling berhadapan. Saat besaprah atau saprahan, barisan antara laki-laki dan perempuan biasanya dibedakan.
Tradisi Beseprah. Foto: laman Prokopim Kutai Kartanegara |
Makanan kemudian disajikan dalam tiga tahapan. Pada tahap pertama, para tamu menikmati hidangan utama yang biasanya terdiri dari nasi putih, sayur ikan pedas, sambal belacan, ayam, ikan asin, pisang raja atau pisang hijau, serta kadang dilengkapi dengan cincalok atau olahan udang halus yang diberi sambal.
Tahap kedua adalah penyajian hidangan penutup. Di sini, tamu disuguhi berbagai kue tradisional bersama segelas kopi berukuran kecil. Beberapa kue yang biasa dihidangkan antara lain bingke berendam, belodar, dan roti kap.
Tahap terakhir adalah penyajian air serbat, minuman berwarna merah hati yang diracik dari berbagai ramuan rempah. Air serbat, yang juga disebut air pengusir, menjadi penanda bahwa rangkaian acara telah usai dan para tamu dipersilakan untuk meninggalkan tempat jamuan. Biasanya, momen ini ditutup dengan pembacaan salawat nabi.
Seluruh rangkaian makan saprahan mencerminkan kearifan lokal dan sarat nilai-nilai budaya. Bila kamu memahami makna di baliknya, tradisi ini akan terasa jauh lebih mendalam dan bermakna.
Resep Air Serbat
Bahan Air Serbat. (TikTok: @anak_mak_ngah06) |
Selain jadi simbol adat, minuman ini juga dikenal menyehatkan. Bahan pembuatannya diramu dari rempah seperti kayu sepang, cengkeh, kapulaga, dan jahe yang kaya manfaat untuk daya tahan tubuh dan pencernaan.
Air sepang diyakini bisa melancarkan pencernaan, meningkatkan imun, meredakan stres, mendukung fungsi otak, hingga membantu mencegah resiko kanker. Air serbat dibuat dari aneka rempah-rempah seperti kapulaga, kayu manis, jahe, daun pandan, cengkeh serta gula pasir adalah bahan yang menjadikan minuman ini menghasilkan bau dan rasa yang khas.
Kreator konten TikTok dari Melayu, @anak_mak_ngah06 kerap membagikan keunikan tanah asalnya baik itu makanan atau minuman khas Kalimantan Barat. Dalam salah satu kontennya, ia pernah menunjukkan cara membuat air serbat yang rasanya manis, pedas hangat, namun segar dan mampu melegakan tenggorokan.
Menurutnya, air serbat tidak hanya disajikan dalam besaprah, tapi juga dalam agenda keagamaan seperti walima, walimul quran, kenduri seperti khitanan, hingga hari raya. Berikut cara pembuatannya:
Bahan:
Air 2 liter
Gula 1-2 kg (jadi Sirup)
Kayu Sepang 50 gram
Serai 2 batang
Daun pandan 4 lembar
Jahe 150 gram
Cengkeh 6 butir
Kayu manis 5 batang
Kapulaga 6 butir
Pala 1 butir
Kembang pekak atau bunga lawang 6 butir
Adas manis 1 sdm
Cara Membuat:
- Siapkan air, masak sampai mendidih. Setelah mendidih masukkan rempah-rempah seperti daun pandan, jahe, kapulaga, cengkih, kayu manis, bunga lawang, dan lainnya.
- Masukkan kayu secang, lalu aduk. Masukkan larutan gula pasir.
- Matikan api, biarkan hangat, lalu saring. Ampas sisa rebusan masih bisa digunakan untuk 1 kali perebusan lagi sebelum di buang.
- Hidangkan selagi hangat, atau dapat pula dinikmati dingin dengan menambah es batu. Air serbat tahan hingga 2 minggu di dalam kulkas.
Itulah tadi penjelasan tentang air serbat, lengkap dengan resepnya. Selamat mencoba!




