PSIM Jogja Ramai Isu Match Fixing, Begini Respons Presiden Brajamusti

Liga 2 2023/2024

PSIM Jogja Ramai Isu Match Fixing, Begini Respons Presiden Brajamusti

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Rabu, 29 Nov 2023 23:02 WIB
Suporter PSIM bentangkan spanduk di laga PSIM vs Malut United, Sabtu (25/11/2023).
Suporter PSIM Jogja bentangkan spanduk di laga PSIM vs Malut United, Sabtu (25/11/2023). Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja
Jogja -

Ramai berembus isu pengaturan skor atau match fixing di laga PSIM Jogja vs Malut United. Kelompok suporter PSIM, Brajamusti, menyatakan tak mau ambil pusing dan hanya fokus ke laga.

Diketahui, putaran kedua Liga 2 2023/2024 antara PSIM vs Malut United di Stadion Mandala Krida pada Sabtu (25/11) sore berakhir dengan skor imbang 1-1.

Jelang laga berakhir, suporter tribun timur Stadion Mandala Krida tampak membentangkan dua spanduk. Masing-masing bertulis 'CAH CAH RETI HASILE!!!' dan 'BATHI PIRO CIK?!'. Jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia adalah 'Anak-anak tahu hasilnya' dan 'Untung berapa cik?'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi isu ini, Presiden Brajamusti Muslich Burhanudin atau akrab disapa Thole mengaku sudah berkomunikasi dengan pihak manajemen PSIM yang telah memberikan pernyataan resmi pada Senin (27/11).

"Saya komunikasikan dengan pihak manajemen. Sekarang gini kalau itu nggak benar ya harus buat statement resmi, jangan sampai ketika diam nanti seolah-olah itu benar. Makanya kemarin langsung keluar statement itu. Harapan saya nggak ada lagi kayak gitu (spanduk), kami hormati kinerja dari tim pelatih dan pemain," ujar Thole saat dihubungi detikJogja, Rabu (29/11/2023).

ADVERTISEMENT

Thole menambahkan, aksi membentangkan spanduk itu masih dalam tahap wajar sebagai bentuk kekecewaan suporter usai PSIM ditahan imbang di kandang sendiri.

"Mungkin spontanitas kecewa di kandang nggak menang kan bisa aja. Soalnya kalau menang kan sudah lolos. Terus spontanitas saja penggemar kesal. Tapi menurut saya masih di batas wajar," ujar Thole.

Lebih lanjut, Thole tak mau ambil pusing dengan isu ini dan menegaskan suporter fokus dengan laga PSIM selanjutnya untuk bisa lolos ke babak 12 besar Liga 2 2023/2024.

"Yang penting kalau manajemen klarifikasi. Saya nggak tahu langkah-langkah mereka menyelidiki isu ini. Yang jelas dari statement itu mereka bilang bekerja sama dengan wadah suporter untuk membawa ke ranah hukum kalau benar ada," sambungnya.

"Saya juga belum tahu. Kalau kita sih ke anggota lebih fokus ke pertandingan selanjutnya untuk menang dan memastikan lolos ke 12 besar," pungkas Thole.

Klarifikasi Manajemen PSIM

Diberitakan sebelumnya, PSIM Jogja diterpa isu panas dari jersei nomor satu dipakai Penjabat (Pj) Wali Kota Jogja hingga match fixing di laga kontra Malut United. Pihak manajemen Laskar Mataram pun buka suara.

Beberapa waktu lalu, kalangan suporter PSIM atau Brajamusti dibuat geram dengan Pj Wali Kota Jogja Singgih Raharjo yang mengenakan jersei nomor satu dalam beberapa laga home PSIM di musim ini. Pasalnya, dalam aturan atau adat Brajamusti, jersei nomor satu hanya boleh digunakan oleh Presiden Brajamusti.

Isu ini lantas membuat manajemen PSIM buka suara. Direktur Utama PSIM Jogja, Yuliana meminta maaf kepada penggemar.

"Kami menyampaikan permintaan maaf kepada Presiden Brajamusti, DPP, dan seluruh laskar Brajamusti atas kejadian ini. Hal ini merupakan kelalaian dari manajemen. Kami telah berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait hal ini," ujar Yuliana dalam rilis yang diterima detikJogja, Senin (27/11).

Lalu, isu kedua adalah dugaan match fixing yang mencuat di kalangan penggemar usai laga PSIM vs Malut United di Stadion Mandala Krida. Saat itu laga berakhir dengan skor 1-1.

Isu match fixing ini muncul dari suporter yang membentangkan spanduk bertulis 'CAH CAH RETI HASILE!!!' dan 'BATHI PIRO CIK?!'.

Hal ini turut menjadi sorotan Yuliana. Pihak manajemen berjanji akan mengusut tuntas jika ada bukti valid terkait isu tersebut. PSIM, sebutnya, menjunjung fairplay dan integritas yang tinggi.

"Kami dari manajemen sangat terbuka apabila memang benar ada bukti valid atas isu tersebut. Kami siap bersama-sama kedua wadah suporter dan pemangku kebijakan sepakbola Yogyakarta membawa permasalahan ini ke ranah hukum demi untuk menjaga nama besar PSIM Jogja," sambungnya.

"Atas nama PSIM Jogja, saya menegaskan bahwa PSIM Jogja menjunjung tinggi integritas dan asas fairplay," tegas Yuliana.

Kedua isu ini tentu membuat situasi tidak kondusif. Yuliana berharap seluruh pihak tetap bekerja sama untuk membawa PSIM lebih baik dan mencapai target lolos ke Liga 1.

"Saat ini fokus kami adalah membawa PSIM Jogja lolos ke Liga 1, harapannya seluruh keluarga besar PSIM Jogja dapat terus bersinergi untuk mendukung hal ini," pungkas Yuliana.




(rih/dil)

Hide Ads