Derby Mataram dikenal sebagai laga pertemuan antara PSIM Jogja vs Persis Solo. Pertemuan dua klub tersebut memiliki sejarah yang panjang. Berikut ulasannya.
Peneliti budaya sepakbola Jogja, Fajar Junaedi mengatakan pertemuan antara PSIM Jogja vs Persis Solo merujuk pada banyak hal. Salah satunya karena dua klub tersebut termasuk pendiri PSSI.
"Derby Mataram menjadi istimewa dalam sepakbola Indonesia karena beberapa hal. Pertama, PSIM dan Persis merupakan pendiri PSSI, di samping Persija, Persib, PSM Madiun, PPSM Magelang, dan Persebaya Surabaya," kata Fajar saat dihubungi detikJogja via WhatsApp, Senin (13/11/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Fajar, sejarah daerah asal dua klub tersebut juga menjadi salah satu faktor terciptanya Derby Mataram.
"Kedua, PSIM dan Persis berada di wilayah yang berdekatan yang secara kultural mewarisi legasi sebagai pewaris kerajaan Mataram. Sebagaimana kita ketahui, kerajaan Mataram Islam akhirnya harus pecah pasca Perjanjian Giyanti antara Kasunanan di Surakarta dan Kasultanan di Yogyakarta," jelasnya.
"Meskipun telah terpecah, ada tradisi kultural yang hampir sama. Perbedaan tradisi hanya terjadi secara minor," sambung Fajar Junaedi.
Sejarah PSIM Jogja dan Persis Solo Sejak Era Kolonial
Sebelum dikenal sebagai rival di era modern, PSIM Jogja dan Persis Solo ternyata sudah saling bertemu sejak era kolonial. Pada masa itu, keduanya merupakan tim yang paling disegani hingga akhirnya mengalami masa kemerosotan.
"Ketiga, PSIM dan Persis telah sering bertemu sejak era kolonial. Di masa kolonial, keduanya merupakan tim yang besar dan disegani. Kemerosotan prestasi keduanya terjadi justru pasca kemerdekaan. Persis bahkan sempat berada di kasta terbawah piramida kompetisi sepakbola Indonesia," ujar Fajar.
Fajar menambahkan, suporter PSIM Jogja dan Persis Solo kini sudah damai. "Kalau untuk suporter sudah islah, dengan Mataram islah," pungkas Fajar Junaedi.
(dil/sip)
Komentar Terbanyak
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
Lokataru Sebut Delpedro Marhaen Tetap Semangat Meski Ditetapkan Tersangka
Direktur Lokataru Delpedro Marhaen Jadi Tersangka Penghasutan Aksi Anarkis