Sebelum mulai mengolah daging sapi, biasanya orang Indonesia akan merebusnya terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk membuat daging sapi lebih lunak sekaligus menghilangkan bau khasnya yang kuat.
Sudah jadi kebiasaan umum untuk membuang air rebusan daging sapi yang pertama kali. Pun jika tujuan merebusnya adalah membuat kaldu gurih, air bekas rebusan pertama pasti dibuang. Baru setelahnya, daging direbus kembali untuk menghasilkan kaldu.
Pertanyaannya, apakah praktik ini sudah benar? Apakah memang membuang air rebusan daging sapi kali pertama adalah pilihan terbaik? Temukan penjelasan lengkapnya melalui uraian ringkas di bawah ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin Utamanya:
- Air rebusan daging sapi mengandung banyak lemak dan lemak yang terdenaturasi. Bagi yang ingin masakan berkuah ringan, rebusan pertama ini sebaiknya dibuang.
- Air rebusan daging sapi juga berpotensi mengandung sisa kotoran. Demi amannya, air rebusan bisa dibuang.
- Di sisi lain, air rebusan pertama daging sapi boleh saja tidak dibuang jika memang dibutuhkan untuk masakan berkuah keruh, seperti tengkleng atau kari daging.
Air Rebusan Daging Sapi Pertama Kali Dibuang atau Tidak?
Air rebusan daging sapi mengandung banyak lemak. Oleh karena itu, air rebusan mesti segera disaring untuk kemudian dibuang. Perlu diingat, pembuangannya tidak boleh sembarangan.
"Jangan biarkan air berminyak masuk ke saluran pembuangan, atau menuangkannya ke dalam saluran wastafel Anda! Lemaknya bisa menyumbat pipa wastafel," bunyi keterangan di laman Oakhill Homestead, dikutip pada Senin (8/12/2025).
Selain berlemak, penyebab air rebusan daging sapi sebaiknya dibuang adalah potensi kotoran. Sebagaimana kita ketahui bersama, ada kemungkinan daging sapi turut terkontaminasi bakteri, feses, tanah, debu, ataupun partikel-partikel lain.
Kehadiran kotoran-kotoran ini, selain berbahaya untuk tubuh, juga merusak estetika makanan. Contohnya, jika tujuan detikers merebus daging sapi adalah untuk soto, maka air rebusan pertama itu tidak bisa dijadikan kaldu karena tampak berlemak dan kotor.
"Air rebusan pertama dibuang dan ganti dengan air baru agar kaldu yang diperoleh bersih dan bening. Bila daging sudah empuk, pisahkan daging dan air kaldu," tulis Susilaningsih dkk dalam buku Kuliner Soto Nusantara.
Di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa rebusan pertama daging sapi tidak perlu dibuang. Pasalnya, memang beberapa makanan punya karakteristik kaldu yang kuat alih-alih ringan dan bersih. Pun, kotoran daging sapi mungkin sudah hilang saat dicuci sebelum direbus sehingga aman.
Bagaimana dengan busa yang muncul saat daging sapi direbus? Dirujuk dari Millers Bio Farm, busa atau buih berwarna putih, abu-abu, atau cokelat itu sejatinya bukanlah kotoran, melainkan protein yang terdenaturasi. Praktis dikatakan, busa itu aman.
Sekali lagi ada perbedaan pandangan tentang busa ini. Beberapa orang menganggap busa rebusan menjijikkan dan membuangnya. Sebaliknya, ada pula yang memilih membiarkannya karena butuh kaldu keruh.
Akhir kata, semua dikembalikan pada pilihan masakan yang detikers ingin buat. Namun, bila mencari aman dari kemungkinan kontaminasi kotoran, rebusan pertama daging sapi sebaiknya dibuang.
Tips Merebus Daging Sapi agar Empuk
Seperti halnya sudah disinggung sekilas di atas, banyak orang merebus daging sapi dengan tujuan membuatnya empuk. Apakah ada tips khusus yang bisa dicoba?
Dilansir detikFood, salah satu tipsnya adalah memakai metode 5-30-7. Angka 5 menunjukkan waktu merebus selama 5 menit. Selanjutnya, diamkan daging dalam panci tertutup rapat selama 30 menit. Terakhir, rebus kembali daging selama 7 menit.
Teknik sederhana ini dikenal efektif untuk mengempukkan daging. Meski begitu, ada banyak faktor yang memengaruhi hasilnya. Contoh, jika potongan daging terlalu tebal atau besar, metode ini mungkin akan gagal. Begitu juga dengan kondisi air saat daging dimasukkan.
Mengacu keterangan dari situs Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, pemakaian sejumlah bahan alami juga membantu mengempukkan daging sapi. Sebut saja jahe, daun pepaya, nanas, tomat, dan jeruk lemon.
Sebagai permisalan, nanas punya enzim proteolitik bernama bromelin yang mampu memecah serat protein. Hasilnya, daging menjadi empuk. Untuk mengaplikasikannya, daging perlu dilumuri parutan nanas dan didiamkan selama 10-30 menit terlebih dahulu. Baru setelah itu, daging direbus.
Ada tips lain yang terkesan nyeleneh, tetapi manjur, yakni merebus daging dengan sendok atau garpu logam. Kedua alat makan ini bekerja sebagai konduktor panas sehingga daging lebih cepat empuk.
"Keberadaan sendok dalam air rebusan dapat meningkatkan dan mempertahankan panas air dan udara dalam panci lebih cepat dan stabil. Panas tersebut kemudian ditransfer ke jaringan daging, sehingga daging menjadi lebih cepat empuk dibandingkan tanpa menggunakan sendok atau garpu logam," jelas dosen Fakultas Peternakan IPB University, Dr Tuti Suryati, di laman resmi IPB.
Demikian pembahasan ringkas mengenai perlu tidaknya air rebusan pertama daging sapi dibuang. Semoga menjawab pertanyaan detikers, ya!
(anm/apu)












































Komentar Terbanyak
Artis Porno Bonnie Blue Digerebek di Bali, Klaim Ngeseks Bareng Seribuan Pria
Penyesalan Keluarga Ali Pemerkosa Tewas Dimassa-Mayatnya Diseret Motor
Aksi Nekat Pemuda Cenglu Berujung Maut di Sewon Bantul