Underpass Kulur di Kapanewon Temon, Kabupaten Kulon Progo, sudah bisa digunakan. Namun baru sedikit pengendara yang melewatinya. Sebelumnya, underpass itu tak digunakan selama bertahun-tahun karena sering tergenang air dan pernah memakan korban jiwa.
Pantauan detikJogja, Senin (7/8), garis polisi dan papan larangan mendekati underpass yang sebelumnya dipasang di kedua ujungnya sudah tidak ada. Air yang menggenangi badan jalan hingga terowongannya sudah mengering.
Beberapa kendaraan terlihat melintasi jalur alternatif menuju Kokap dan Bandara YIA itu. Namun, kendaraan yang lewat baru sebatas truk pengangkut hasil tambang dan pemotor warga sekitar. Padahal, genangan di underpass itu sudah kering sejak 3 bulan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mayoritas pengendara lebih memilih lewat perlintasan sebidang yang berjarak kurang dari 100 meter di timur underpass. Sebagian beralasan tidak tahu jika underpass yang beroperasi sejak 2012 itu sudah bisa digunakan.
"Sebelumnya kan banjir sampai jadi kolam. Saya kira masih tergenang, jadi tadi tetap lewat jalur palang pintu kereta," ujar salah satu pemotor, Tara, kepada detikJogja, Senin (7/8/2023).
Pemotor lain asal Kokap, Harun mengaku tahu underpass Kulur telah dibuka. Tapi dia enggan melintasi karena dulu pernah terjadi kecelakaan yang merenggut korban jiwa.
"Lebih ke takut. Saat underpass ini masih jadi kolam, ada dua kali kecelakaan air. Pertama simbah-simbah, yang kedua remaja. Mereka meninggal karena tenggelam," ucapnya.
"Karena itu banyak yang pilih lewat perlintasan sebidang. Apalagi underpass itu belum tentu kering terus. Kalau hujan biasanya jadi kolam lagi" imbuhnya.
![]() |
Sebagai informasi, peristiwa orang tenggelam itu pernah terjadi di Underpass Kulur. Kejadian pertama merenggut nyawa seorang kakek yang sedang mandi di lokasi itu pada 2017.
Pada 2020, kejadian serupa kembali terjadi dan merenggut dua nyawa remaja berinisial RH (15) warga Sogan, Wates, dan TQ (16) warga Tawangsari. Keduanya tenggelam saat bermain di underpass. Saat itu ketinggian air yang menggenangi underpass mencapai 4 meter.
Insiden itu direspons Dinas Pekerjaan Umum dan Energi Sumber Daya Mineral (DPUESDM) DIY selaku pengelola underpass. Pompa air dikerahkan untuk menyedot genangan.
Menurut warga Kulur, Amin, underpass itu bisa dilewati kendaraan sejak tiga bulan lalu.
"Mulai kering dan dibuka lagi buat jalan itu sekitar tiga bulanan lalu. Efek kemarau juga, jadinya nggak ada air," ujarnya.
Mengeringnya genangan di underpass itu membuat warga sekitar senang. Sebab, underpass ini jadi jalur alternatif dan mengurai kepadatan kendaraan di perlintasan sebidang.
"Seneng, karena kemacetan di perlintasan sebidang bisa terurai. Mobilitas truk tambang jadi lebih gampang," ucapnya.
(dil/ahr)
Komentar Terbanyak
PDIP Jogja Bikin Aksi Saweran Koin Bela Hasto Kristiyanto
Cerita Warga Jogja Korban TPPO di Kamboja, Dipaksa Tipu WNI Rp 300 Juta/Bulan
Jokowi Diadukan Rismon ke Polda DIY Terkait Dugaan Penyebaran Berita Bohong