Krisis populasi dan angka kelahiran yang anjlok di Jepang diyakini disebabkan karena banyak warga yang emoh menikah dan punya anak. Muncul anggapan masyarakat yang terbiasa hidup dengan teknologi canggih dan standar hidup tinggi, mereka dinilai lebih memprioritaskan kenyamanan pribadi daripada membesarkan anak.
Dilansir detikHealth, seorang ibu di Jepang bahkan sempat viral gegara cuitannya soal anak. Dia mengaku menyesal pernah mengambil keputusan menjadi ibu dan memiliki bayi.
"Saya lelah hidup dengan perasaan terus-menerus menekan diri saya yang sebenarnya sejak putri saya lahir," ungkap ibu di Jepang itu dikutip dari UCA News, Jumat (28/7/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya sebenarnya tidak biasa bangun jam 07.00 di akhir pekan, tidak memasak sarapan, tidak berjalan-jalan di taman, tidak membuat makan siang buatan sendiri dengan mempertimbangkan nutrisi, tidak dapat menyimpan makanan ringan, tidak menyedot debu setiap hari, dan tidak tidur jam 21.00 atau semacamnya," sambungnya.
Cuitan itu dinilai mencerminkan rasa frustasinya menjadi seorang ibu. Cuitan itu juga dinilai menjadi representasi warga muda di Jepang lebih memprioritaskan keinginan pribadi daripada tanggung jawab menjadi orang tua.
Sebuah riset yang digelar Rohto Pharmaceutical menyebut hampir setengah dari orang yang belum menikah di bawah 30 tahun di Jepang mengatakan tidak menginginkan anak. Mayoritas dari surveyor, yakni 53 persen berjenis kelamin pria dan sisanya 45,6 persen wanita mengaku tidak tertarik menjadi orang tua.
Riset itu dilakukan terhadap 400 responden berusia antara 18-29 tahun. Sebanyak 494 persen di antaranya mengaku tak berminat punya anak.
(ams/ahr)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030