Libur panjang akhir pekan yang bersamaan dengan libur sekolah membuat Jogja semakin dipadati wisatawan. Namun kondisi itu tidak berimbas pada Paimin, pengayuh becak di sekitar Stasiun Tugu. Dia tetap saja kesepian menunggu penumpang yang datang.
Lalu lalang wisatawan di sekitar kawasan Tugu Jogja hanya disaksikan Paimin yang duduk di dalam becaknya. Selama 40 tahun menjadi pengayuh becak, beberapa tahun belakangan, Paimin merasakan sepinya penumpang, bahkan saat momen liburan.
"Liburan sekolah, becak onthel (kayuh) saya sepi, nggak banyak penumpang," ujar Paimin saat ditemui detikJogja di kawasan Tugu Jogja, Sabtu (28/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak pagi hingga siang ini dia baru bisa mendapatkan satu penumpang. Hal itu membuat Paimin baru bisa memperoleh uang Rp 15 ribu di hari ini.
Menjadi pengayuh becak di era modern ini memang menjadi tantangan baginya. Dia harus bersaing dengan becak motor (bentor) hingga taksi online. Selum lagi sebagian wisatawan memilih keliling Jogja dengan kendaraan pribadi.
"Penumpang ya sama aja kayak hari-hari biasa. Tidak ada perbedaan. Soalnya sekarang kalah sama bentor," ucap Paimin.
Meski demikian, Paimin memilih tetap bertahan sebagai pengayuh becak. Tidak ada minat untuk beralih ke bentor.
"Hati saya udah di sini (becak kayuh), sudah 40 tahun saya. Toh kalau saya ganti ke bentor juga perawatannya susah, kalau rusak repot memperbaikinya. Kalau becak saya ini kan mudah," jelasnya.
Soal penghasilan, Paimin terus berusaha untuk lebih bersabar. Dia memilih untuk menerimanya sebagai sebuah berkah dari Tuhan.
"Rezeki sudah diatur sama Gusti Allah. Kadang rezeki saya nggak cuma datang dari penumpang. Tapi ini ada orang lewat ngasih Rp 30 ribu, Rp 50 ribu. Tadi ada juga yang ngasih saya nasi kotak," pungkasnya.
(ahr/ahr)
Komentar Terbanyak
Jawaban Menohok Dedi Mulyadi Usai Didemo Asosiasi Jip Merapi
PDIP Jogja Kembali Aksi Saweran Koin Bela Hasto-Bawa ke Jakarta Saat Sidang
PDIP Bawa Koin 'Bumi Mataram' ke Sidang Hasto: Kasus Receh, Bismillah Bebas