Dinas Pariwisata (Dispar) DIY memetakan obyek wisata yang berpotensi terjadi penumpukan kendaraan saat libur Natal dan tahun baru (nataru). Hal ini disebabkan adanya peningkatan mobilitas masyarakat saat momen tersebut.
"Ada 12 titik akibat mobilitas wisatawan misalnya Malioboro dan Kraton, Monjali dan Jakal, juga Prambanan, Breksi dan sekitarnya. Di Kulon Progo ada Ayunan Langit Sungai Mudal, Waduk Sermo Kali Biru, Pantai Glagah, Pantai Parangtritis dan Pantai Depok," terang Plh Kepala Dispar DIY Kurniawan saat dihubungi wartawan, Jumat (15/12/2023).
"Hutan pinus Mangunan (Bantul). di Gunung Kidul juga ada Pantai Baron serta di sekitaran Heha Ocean View, Gua Pindul, Bukit Bintang, dan Nglanggeran juga relatif ramai, kemungkinan besar akan macet juga," imbuh Kurniawan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, Kurniawan meminta pengelola tempat wisata agar menambah petugas di loket tiket untuk mengantisipasi penumpukan antrean kendaraan saat periode libur Nataru. Untuk jumlah kunjungan wisatawan selama libur Nataru, Kurniawan menargetkan sekitar 800 Ribu wisatawan masuk ke DIY.
"Rata-rata jumlah kunjungan 2021 sekitar 735 ribu hanya untuk Desember, 2022 ada 785 ribu, Kita di 2023 ini targetnya 800 ribuan. Kita berharap ada peningkatan," jelasnya.
Minta Petugas Tiket Ditambah
Dengan target sebesar itu, Kurniawan mengatakan pihaknya memetakan beberapa jalur akan mengalami penumpukan kendaraan. Utamanya di jalur menuju tempat wisata.
Disebutnya, penumpukan kendaraan di jalur wisata tersebut disinyalir disebabkan antrean kendaraan masuk tempat wisata. Untuk itu, Kurniawan meminta pengelola tempat wisata menambah petugas di loket tiket masuk.
"Kita imbau juga kepada manajemen pengunjung masuk karena biasanya lonjakan wisata itu pasti membludak ya, sehingga kita mau loket wisata itu ada penambahan petugas sehingga tidak ada antrean panjang," jelasnya.
Kurniawan menambahkan, pada periode libur Nataru tahun ini pihaknya juga menargetkan spending money per-wisatawan sebesar Rp 2,2 Juta, sehingga mampu mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Jadi target kita segitu spending money-nya sekitar Rp 2,2 juta bagi wisatawan yang menginap di hotel bintang maupun non bintang dengan target jumlah kunjungan 800 ribu (wisatawan)," papar Kurniawan.
"Dari jumlah 800 ribu kunjungan target kami tinggal hitung saja, cuman itu yang menginap ya sekitar 800 ribu dikali 2,2 juta berapa, mungkin bisa dapat gambaran, meskipun tidak persis," pungkasnya.
(apl/dil)
Komentar Terbanyak
Roy Suryo Usai Diperiksa soal Ijazah Jokowi: Cuma Identitas yang Saya Jawab
Pengakuan Lurah Srimulyo Tersangka Korupsi Tanah Kas Desa
Amerika Minta Indonesia Tak Balas Tarif Trump, Ini Ancamannya