Badan Pelaksana Otorita Borobudur saat ini terus berusaha menggali kreativitas untuk bisa meningkatkan kunjungan ke objek wisata itu. Hal itu diperlukan usai adanya pembatasan pengunjung yang menaiki candi.
Saat ini mereka tengah menggandeng Sekolah Vokasi UGM untuk membuat produk wisata yang inovatif.
Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB), Agustin Peranginangin menjelaskan bentuk produk wisata inovatif dalam kerja sama ini yakni berupa pengangkatan cerita atau story telling untuk menunjang tempat wisata.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya penunjang tempat pariwisata sangat penting. Ia mencontohkan penunjang pariwisata di kawasan Candi Borobudur dengan desa-desa wisata.
"Kita tahu, Borobudur ini juga harus dikonservasi di mana salah satu kebijakannya membatasi kunjungan ke struktur Candi, tapi kunjungan di taman candi tetap didorong," ujar Agustin kepada wartawan di kantor BPOB kota Jogja, Jumat (4/8).
"Dari tadinya berkunjung ke struktur sekarang mereka berkunjung ke relief-relief. Dari relief-relief itu sudah dikembangkan beberapa paket wisata di desa wisata sekitar Borobudur yang namanya Borobudur Trial of Civilization. Ini sudah melibatkan 16-17 desa dari 20 desa di sekitar Borobudur," lanjutnya.
Selanjutnya, sasaran dari kerja sama ini yakni meningkat kunjungan wisatawan di sekitar Yogyakarta International Airport (YIA) yakni kawasan Menoreh. Lalu penunjang tempat wisata yang akan dibuat yakni story telling dalam bentuk buku.
"Mulai dari YIA sampai ke Borobudur harus dikuatkan story tellingnya. Kebetulan teman-teman di sekolah vokasi punya ide untuk mengangkat nilai-nilai Nyi Ageng Serang," jelas Agustin.
Kehadiran cerita atau story telling dalam bentuk buku ini diharapkan mampu menjadi pemantik wisatawan untuk mau berkunjung ke kawasan Menoreh. Agus menenangkan, dari cerita-cerita tersebut tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan lagi ke depannya.
"Tahapannya, disusun dulu bukunya ini, dari cerita-cerita, kan ini banyak versi, disusun dari sisi akademik bagaimana sisi yang paling logis. Kemudian dari buku itulah bisa dikembangkan," terang Agustin.
Sementara itu Dekan Sekolah Vokasi UGM, Agus Maryono menerangkan jika pengangkatan cerita Nyi Ageng Serang merupakan awal. Nantinya akan diangkat beberapa cerita rakyat.
"Ini untuk yang pertama, yang lainnya masih banyak cerita-cerita rakyat yang bisa kita angkat. Kita narasikan kemudian kita buat lakon dan sebagainya. Dan itu menarik bagi wisatawan," terangnya.
"Jadi step pertama tahun ini, kemudian penyempurnaannya tahun depan. Jadi ini dua tahun lah kita selesaikan," tutup Agus.
(ahr/dil)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan