Awalnya, kedua paslon itu ditanya oleh paslon nomor urut 1, Heroe Purwadi dan Widya Supena. Afnan dan Singgih lalu menjelaskan tentang langkah konkret program 100 hari mengatasi sampah.
"Konkretnya adalah ketika kita diberi kesempatan 100 hari bekerja di awal, kita akan memusnahkan seluruh sampah dengan teknologi yang ramah lingkungan," jawab Afnan dalam debat publik yang digelar di wilayah Jalan Magelang, Jogja, Jumat (8/11/2024) malam.
"Setelah 100 hari maka akan kita lakukan dengan cara yang normal, reduce reuse recycle, tapi sejalan dengan itu kita akan memberikan pelatihan ke masyarakat tentang bagaimana memilah sampah, karena ternyata 50% sampah adalah sampah rumah tangga," sambungnya.
Mengenai pertanyaan soal Pemkot yang kedodoran mengatasi masalah sampah, Singgih menyinggung soal kebijakan desentralisasi sampah yang dimulai saat dirinya menjabat sebagai Pj Wali Kota Jogja.
"Saya hanya bisa bercerita saat saya di Pemkot. Keputusan desentralisasi terjadi di Juli 2023, sehingga tidak ada daerah yang siap, termasuk Kota Jogja yang minim lahannya," jawab Singgih.
"Waktu itu kami ngebut, karena kita hanya memiliki 1 TPS Nitikan kapasitas 5 ton, kami berhasil membangun 3 TPST Nitikan, Kranon, Karangmiri, dengan total kapasitas pengolahan 100-110 ton per hari," sambungnya.
Heroe kemudian menanggapi jawaban Singgih dengan menyatakan pada awal desentralisasi dengan penutupan TPA Piyungan selama tiga hari saja, sampah yang harus diatasi di Kota Jogja membutuhkan waktu 15-21 hari. Heroe lalu bertanya kembali tentang rasionalitas program 100 hari penyelesaian sampah.
"Karena dari sisi angka dan volume itu akan berat, kalau bisa itu luar biasa, harusnya bisa selesai kemarin-kemarin kalau 100 hari bisa diselesaikan," tanya Heroe.
Pena menambahkan dengan menanyakan soal penganggaran yang butuh waktu paling tidak tiga bulan untuk disahkan. "Apakah mungkin menyelesaikan masalah dengan waktu penganggaran itu," tanya Pena.
Singgih menjawab program 100 hari itu tidak menuntaskan seluruh masalah sampah, tapi dilakukan dengan cara darurat.
"Berikutnya adalah melanjutkan dengan melengkapi mesin mesin untuk bisa kemudian menuntaskan," lanjut Singgih.
Afnan lalu melanjutkan dengan menjawab soal waktu penganggaran. Ia lalu menceritakan pengalamannya saat menjabat di DPD.
"Pengalaman saya saat mengatasi darurat gempa dulu di DIY, itu bisa melakukan perubahan anggaran sepanjang itu disetujui atasan setingkat," ujar Afnan.
Diketahui, debat yang digelar oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Jogja ini merupakan debat perdana. Tiga pasangan calon mengikuti acara debat itu, yaitu paslon nomor urut 01 Heroe Poerwadi-Supena, nomor urut 02 Hasto Wardoyo-Wawan Harmawan, dan nomor urut 03 Afnan Hadikusuma-Singgih Raharja.
Adapun debat pertama itu mengambil tema tema 'Tata Kelola Kota yang Inklusif dan Menyejahterakan'.
(dil/ams)