Debat Pilwalkot Jogja Munculkan Isu Akses Disabilitas di Tamsis-Pasar Kembang

PILKADA Yogyakarta

Debat Pilwalkot Jogja Munculkan Isu Akses Disabilitas di Tamsis-Pasar Kembang

Tara Wahyu - detikJogja
Jumat, 08 Nov 2024 20:34 WIB
Debat perdana Pilkada Jogja 2024, Jumat (8/11/2024).
Debat perdana Pilkada Jogja 2024, Jumat (8/11/2024). (Foto: Serly Putri Jumbadi/detikJogja)
Jogja -

Calon Wali Kota Jogja nomor urut 02, Hasto Wardoyo, menyinggung kurangnya fasilitas bagi penyandang disabilitas di Taman Siswa (Tamsis) dan Pasar Kembang. Menurut Hasto, dua tempat tersebut banyak dikunjungi masyarakat, namun minim akses bagi penyandang disabilitas.

Hal tersebut diungkapkan Hasto dalam debat perdana Pilkada Jogja 2024. Hasto menjawab pertanyaan mengenai bagaimana strategi paslon untuk memperkuat perlindungan dan akses disabilitas serta kelompok marginal dalam pembangunan ekonomi dan pelayanan publik misalnya administrasi kependudukan dan transportasi umum sebagai upaya mewujudkan Jogja sebagai Kota inklusif.

"Saya melihat pelayanan untuk warga yang difabel kemudian juga warga-warga yang rentan itu masih sangat penting untuk diperhatikan. Kalau saya melihat di Jalan Taman Siswa ramai sekali, trotoar tidak ada, sulit sekali, siapa yang akan bagaimana difabel bisa jalan di situ," kata Hasto di Hotel Tara, Jalan Magelang, Jogja, Jumat (8/11/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain Taman Siswa, Hasto juga menyinggung trotoar yang berada di Pasar Kembang, Jogja. Dia juga menyinggung mengenai alat transportasi di Jogja yang tidak ramah akses bagi penyandang disabilitas.

"Kalau saya lihat di trotoar daerah Pasar Kembang juga sama, ramai tapi sulit sekali, saya lihat di lorong-lorong ada orang tua yang stroke, siapa yang mau, ketika dia mau ke Puskesmas dia tidak bisa karena lorong terlalu sempit, alat transportasi juga tidak memadai," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Mantan Kepala BKKBN itu lalu menyinggung programnya soal layanan satu kampung, satu bidan agar bisa hadir dari rumah ke rumah. Menurutnya, penyandang disabilitas tidak hanya fisik, melainkan juga intelektual.

"Kemudian juga difabel itu tidak hanya fisik tapi difabel ada juga intelektual, seperti down syndrome, ini kan tidak hanya cukup disediakan fisik, tapi pelayanan yang memadai difabel," ucapnya.

Selain itu, kata Hasto, banyaknya klitih di Kota Jogja juga disebabkan karena persoalan masalah mental. Sehingga, dirinya bersama Wawan juga menyiapkan program Healthy Center untuk mengurangi kekerasan hingga klitih di Jogja.

"Ada juga difabel masalah mental, sehingga ketika banyak mental illness dan juga mental disorder ini banyak sekali layanan yang harus kita lakukan," bebernya.

"Kita tahu di Jogja ada klitih, ada kekerasan, ada miras yang harus diatasi. Itu latar belakangnya karena difabel mental oleh karena itu saya akan menyediakan health center untuk memperhatikan remaja-remaja, anak kita menuju disabilitas tidak hanya fisik saja tapi mental dan juga intelektual," pungkasnya.




(ams/sip)

Agenda Pilkada 2024

Peraturan KPU 2/2024 tentang Tahapan dan Jadwal Penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024
2024
22 September 2024
Penetapan Pasangan Calon
25 September 2024- 23 November 2024
Pelaksanaan Kampanye
27 November 2024
Pelaksanaan Pemungutan Suara
27 November 2024 - 16 Desember 2024
Penghitungan Suara dan Rekapitulasi Hasil Perhitungan Suara

Berita Terpopuler

Hide Ads