Cara Menyimpan Keju yang Benar agar Awet dan Tidak Berjamur

Cara Menyimpan Keju yang Benar agar Awet dan Tidak Berjamur

Ulvia Nur Azizah - detikJogja
Minggu, 16 Nov 2025 12:21 WIB
Ilustrasi Keju
Ilustrasi keju. Foto: Getty Images/iStockphoto/lisaaMC
Jogja -

Menyimpan keju ternyata tidak bisa sembarangan. Setiap jenis keju punya cara penyimpanan yang berbeda agar rasanya tetap enak dan tidak cepat berjamur. Kalau salah menaruhnya di kulkas, keju bisa cepat kering, berubah bau, bahkan rusak sebelum sempat dinikmati.

Bahan makanan ini juga sensitif terhadap suhu, kelembapan, dan jenis bungkus yang digunakan. Ada keju yang harus dibiarkan 'bernapas' dengan kertas khusus, ada pula yang wajib disimpan dalam wadah kedap udara. Bahkan beberapa keju aman dipotong bagian berjamurnya, sementara yang lain harus langsung dibuang.

Supaya tidak bingung dan bisa menyimpan keju sesuai karakter masing-masing, simak panduan lengkapnya yang dihimpun dari Healthline dan Real Simple di bawah ini. Dengan cara yang tepat, stok kejumu bisa lebih awet dan kualitasnya tetap terjaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Poin utamanya:

  • Setiap jenis keju punya teknik penyimpanan berbeda sesuai kadar air dan teksturnya.
  • Keju keras masih aman dipotong bagian yang berjamur, sedangkan keju lembut harus langsung dibuang bila muncul jamur.
  • Lokasi penyimpanan, jenis bungkus, dan suhu kulkas menentukan keawetan serta kualitas rasa keju.

ADVERTISEMENT

Bagaimana Cara Menyimpan Keju yang Benar Berdasarkan Jenisnya?

Keju ada banyak jenisnya dan cara menyimpannya pun berbeda-beda. Mari kita kenali masing-masingnya!

1. Keju Keras dan Tua (Hard, Aged Cheeses)

Keju keras dan sudah lama dimatangkan punya kadar air rendah sehingga lebih tahan lama. Contohnya seperti parmesan atau gouda tua, Setelah membuka kemasannya, kita perlu memperhatikan cara menyimpannya supaya tidak kering dan tidak cepat berjamur. Berikut ini beberapa caranya:

  • Bungkus keju dengan kertas lilin (wax paper) atau kertas roti/parchment terlebih dahulu.
  • Setelah itu, tambahkan lapisan plastik wrap di luar kertas agar kelembapannya tetap terjaga.
  • Simpan di laci sayur/crisper atau rak tengah-atas kulkas, di bagian yang suhunya stabil dan cukup dingin.

Dengan cara ini, blok keju keras yang sudah dibuka bisa bertahan sekitar 3-4 minggu di kulkas. Untuk keju keras yang sudah diparut (shredded), masa simpannya juga bisa sampai sekitar 1 bulan setelah dibuka, selama tetap tersimpan rapi dan tertutup.

Keju keras juga yang paling 'aman' saat muncul bercak jamur di permukaan. Selama jamur hanya di luar, kamu bisa memotong keju sekitar 2,5 cm di sekelilingnya dan di bawah bagian berjamur, lalu membuang bagian itu. Sisa keju yang bersih masih bisa dikonsumsi dengan aman.

2. Keju Semi-Keras (Semi-Hard Cheeses)

Keju seperti cheddar, swiss, gruyere, dan sejenisnya termasuk kategori semi-keras. Teksturnya lebih lembap dibanding keju tua, sehingga masa simpannya sedikit lebih pendek. Untuk menyimpannya, perhatikan langkah-langkah penting berikut ini.

Bungkus keju dengan plastic wrap atau kertas keju khusus. Pastikan bungkusnya rapat, tapi tidak terlalu menekan keju.
Simpan di crisper kulkas agar suhunya stabil dan tidak terlalu kering.

Sebaiknya, habiskan keju semi-keras dalam 7-10 hari setelah dibuka untuk menjaga rasa dan teksturnya tetap optimal. Meski begitu, beberapa jenis bisa bertahan sampai 3-4 minggu jika disimpan dengan baik.

Jika muncul jamur yang bukan bagian dari proses pembuatan keju dan jenis kejunya masih termasuk keras/semi-keras utuh (bukan irisan/parutan), kamu bisa menggunakan cara yang sama seperti keju keras. Caranya, potong 2,5 cm di sekeliling dan di bawah bercak jamur tersebut.

3. Keju Lunak, Semi-Lunak, dan Keju 'Bau' (Soft, Semi-Soft, Stinky Cheeses)

Cara menyimpan keju seperti brie, camembert, goat cheese (keju kambing), berbeda dengan dua jenis keju di atas. Pasalnya, keju ini punya kadar air tinggi, sehingga lebih cepat rusak dan berjamur. Kamu bisa menerapkan tips ini, detikers!

  • Simpan keju dalam wadah plastik kedap udara.
  • Letakkan di crisper kulkas atau bagian paling bawah yang biasa untuk menyimpan sayuran. Bagian ini suhunya lebih stabil dan cukup lembap untuk keju lembut.

Keju lembut atau lunak sebaiknya dikonsumsi dalam waktu sekitar 7 hari setelah dibuka. Untuk beberapa jenis seperti cream cheese, masa simpannya bisa sekitar 14 hari, selama tetap tertutup rapat dan dingin.

Jika muncul jamur yang bukan bagian dari proses pembuatan keju seperti lapisan jamur aneh di keju oles, cottage cheese, ricotta, dll, keju lunak harus langsung dibuang. Jamur pada keju lembut dapat menyebar ke seluruh bagian, bukan hanya di permukaan.

4. Keju Biru (Blue Cheeses)

Keju seperti gorgonzola, roquefort, blue cheese memang dibuat dengan bantuan jamur tertentu. Jamur yang memberi warna biru atau hijau pada rongga keju ini aman karena memang bagian dari proses pembuatannya.

Setelah dibuka, bungkus blue cheeses dengan plastic wrap atau kertas keju, lalu simpan di crisper kulkas. Keju jenis ini bisa bertahan sekitar 1-2 bulan jika penyimpanannya baik.

Namun, kalau muncul jamur baru yang bentuknya berbeda dari pola jamur aslinya, misalnya bercak berbulu abu-abu di luar, atau jamur dengan tekstur dan warna yang jelas tidak normal, keju tersebut sebaiknya tidak dikonsumsi. Mengikis sebagian jamurnya tidak akan membantu.

5. Keju Segar dalam Air (Fresh Cheeses in Water)

Beberapa keju segar, seperti mozzarella segar atau feta, biasanya dijual dalam larutan air atau garam (brine). Cara simpan jenis keju seperti ini sedikit berbeda. Biarkan keju tetap di dalam kemasan asli beserta air atau brine-nya. Simpan di kulkas, dan ganti airnya setiap beberapa hari agar keju tetap segar.

Keju segar dalam air biasanya bertahan sekitar 7-10 hari di kulkas. Bila airnya sudah keruh dan aroma keju berubah tajam ke arah tidak sedap, tandanya keju mulai rusak.

6. Keju Irisan, Parutan, dan Keju Olahan

Untuk keju iris, keju parut, atau keju olahan yang sudah diproses (misalnya keju lembaran), masa simpannya umumnya mendekati keju keras, yakni 3-4 minggu setelah dibuka. Simpan dalam kemasan aslinya yang bisa ditutup kembali, atau pindahkan ke kantong plastik zip yang tertutup rapat. Simpan di rak tengah atau laci sayur kulkas.

Berbeda dengan blok keju keras, jika keju parut, keju iris, atau keju lembut yang sudah diproses berjamur, sebaiknya dibuang seluruhnya. Sama seperti di keju lunak di atas, jamur di sini mudah menyebar di sela-sela potongan kecil.

Tips Menyimpan Keju agar Awet dan Tidak Berjamur

Setelah memahami cara simpan berdasarkan jenisnya, beberapa tips umum berikut akan membantu keju tahan lebih lama dan tetap enak dimakan.

1. Jaga Suhu Kulkas Tetap Dingin dan Stabil

Keju paling aman disimpan di kulkas dengan suhu di bawah 4Β°C. Suhu yang lebih tinggi membuat bakteri lebih cepat berkembang dan mempercepat kerusakan. Letakkan termometer kulkas (kalau ada) di bagian yang paling hangat, biasanya dekat pintu, untuk memantau suhu. Jangan sering buka-tutup kulkas terlalu lama agar suhu tetap stabil.

2. Gunakan Bungkus yang Tepat

Jenis bungkus sangat berpengaruh pada tekstur dan umur simpan keju. Untuk blok keju keras dan semi-keras, gunakan kertas lilin, kertas roti, atau kertas keju, baru kemudian bisa dilapisi plastik di luar jika perlu. Bahan ini memungkinkan keju 'bernapas' sehingga tidak cepat lembap dan berlendir.

Hindari membungkus keju keras langsung dengan plastik wrap yang sangat rapat tanpa lapisan kertas. Pasalnya, keju bisa mengering dan mengeras, atau justru lembap di titik tertentu.

Untuk keju lembut, simpan dalam wadah tertutup yang bersih agar tidak menyerap bau makanan lain di kulkas. Setiap kali membuka keju, usahakan ganti bungkus dengan yang baru, bukan memakai kembali plastik atau kertas yang sudah basah atau kotor.

3. Simpan di Tempat yang Tepat di Kulkas

Lokasi penyimpanan juga penting. Simpan keju di laci sayur (crisper) atau rak tengah-atas, bukan di pintu kulkas yang suhunya lebih fluktuatif. Simpan keju di atas bahan mentah seperti daging, ayam, atau ikan, agar tidak terjadi kontaminasi dari cairan yang menetes.

4. Kikis Keju yang Bersentuhan dengan Plastik

Jika keju keras atau semi-keras sempat dibungkus plastik langsung dan lama tersimpan, bagian yang menempel plastik biasanya rasanya kurang enak. Sebelum mengonsumsinya, kamu bisa memotong tipis atau mengikis bagian permukaan yang bersentuhan langsung dengan plastik dan membuangnya. Cara ini membantu mengembalikan rasa keju yang lebih bersih dan segar.

5. Kenali Tanda Keju Mulai Rusak

Selain jamur, ada beberapa tanda lain bahwa keju sudah tidak layak makan. Salah satunya adalah bau tidak wajar, misalnya mirip bau keringat, klorin, atau amonia yang menyengat (bukan sekadar bau keju yang kuat).

Tekstur berubah juga bisa menjadi tanda yang perlu kita waspadai. Misalnya menjadi terlalu lembek, basah, atau licin pada permukaan yang seharusnya padat.

Untuk keju keras, jamur di permukaan masih bisa diatasi dengan memotong 2,5 cm di sekelilingnya. Namun untuk keju lunak, keju oles, keju parut, dan keju iris, kemunculan jamur atau perubahan tekstur berarti sebaiknya dibuang seluruhnya.

Bolehkah Keju Dibekukan?

Sebagian jenis keju dapat bertahan lebih lama bila disimpan dengan cara dibekukan, terutama keju yang tidak termasuk kategori keju lembut maupun keju olahan lembaran. Keju keras dan semi-keras umumnya cocok untuk disimpan di dalam freezer dan dapat bertahan hingga kurang lebih enam bulan pada suhu 0Β°C atau lebih rendah.

Namun, keju lunak seperti cream cheese, ricotta, cottage cheese, serta keju olahan lembaran tidak dianjurkan untuk dibekukan. Jika tetap dibekukan, tekstur dan rasanya cenderung berubah drastis setelah dicairkan, sehingga kualitasnya menurun dan tidak lagi nyaman dikonsumsi.

Mengenal karakter keju membantu kita menyimpannya dengan lebih tepat, detikers. Coba terapkan langkah-langkah sederhana tadi agar stok keju tetap segar, tidak cepat rusak, dan selalu siap dipakai untuk berbagai hidangan favorit.




(par/par)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads