Apa yang terlintas di pikiranmu ketika mendengar kata 'kontol kejepit', detikers? Jangan salah sangka, ini adalah salah satu makanan khas Jogja dengan nama unik. Kudapan yang terbuat dari tepung beras, gula, dan parutan kelapa dengan cita rasa manis ini juga dikenal dengan nama kue adrem.
Tidak hanya kontol kejepit, masyarakat Jogja juga punya makanan bernama unik lainnya, yaitu balungan dinosaurus. Makanan ini tidak benar-benar terbuat dari tulang hewan purba, melainkan iga sapi yang dibakar dengan bumbu khas.
Penasaran ada makanan khas Jogja apa saja yang punya nama unik? Yuk, simak penjelasan lengkap berikut ini!
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Poin utamanya:
- Jogja punya kuliner dengan nama-nama unik seperti kontol kejepit, soto sampah, hingga balung dinosaurus.
- Nama-nama nyeleneh makanan khas Jogja lahir dari tradisi, bentuk, porsi, atau kreativitas penjualnya.
- Mencicipinya memberi pengalaman kuliner yang seru dan tak terlupakan di Jogja.
Makanan Khas Jogja dengan Nama Unik
1. Kontol Kejepit
Kontol kejepit, yang kini lebih sering disebut kue adrem, adalah jajanan tradisional khas Bantul dengan nama unik yang bikin orang penasaran. Kudapan ini terbuat dari tepung beras, gula jawa, sedikit kelapa parut, dan digoreng hingga berbentuk seperti kuncup bunga. Teknik menjepit adonan dengan tiga sumpit saat digoreng diyakini menjadi asal nama 'kontol kejepit'.
Rasanya manis, sedikit gurih, dan teksturnya mirip kue cucur tetapi memiliki ciri khas bentuk bekas jepitan. Kue ini dulunya hadir sebagai simbol syukur saat panen padi dan dianggap memiliki makna pengampunan serta ketenangan hidup. Kini, kontol kejepit masih bisa ditemui di pasar tradisional atau acara budaya seperti Pasar Kangen, dan menjadi camilan murah meriah yang cocok dinikmati bersama kopi atau teh panas.
2. Bajingan
Tenang dulu, detikers, bajingan di Jogja bukan makian kasar. Kembali dikutip dari penjelasan Murdijati Gardjito dalam buku Kuliner Yogyakarta, bajingan adalah nama unik untuk olahan ketela pohon atau singkong yang justru manis rasanya. Potongan ketela direbus hingga setengah matang, lalu dimasak bersama gula merah dan daun pandan hingga kuahnya mengental dan harum.
Begitu matang dan didinginkan, potongan ketela yang dibalut cairan manis kental itulah yang disebut bajingan. Tak ada penjelasan pasti soal asal-usul namanya, tapi rasa gurih-manis dan aromanya yang wangi membuat camilan ini jadi favorit banyak orang di Jogja.
3. Wedang Uwuh
Selanjutnya, ada wedang uwuh. Menurut Murdijati Gardjito dalam buku Kuliner Yogyakarta, minuman khas Jogja ini memiliki nama unik yang berarti 'minuman sampah' dalam bahasa Jawa. Nama itu muncul karena bahan-bahannya berupa rempah-rempah kering seperti jahe, serutan kayu secang, daun cengkih, daun pala, dan daun kayu manis yang terlihat seperti tumpukan sampah saat dicampur. Namun, di balik sebutan nyeleneh itu, wedang uwuh justru memiliki rasa manis, beraroma harum, dan menyehatkan.
Warna merah alami dari kayu secang membuatnya tampak cantik tanpa pewarna buatan. Wedang uwuh biasa diminum pada malam hari untuk menghangatkan tubuh dan menyegarkan tenggorokan. Minuman ini mudah ditemui di warung tradisional atau bisa dibuat sendiri di rumah karena sekarang tersedia dalam kemasan racikan siap seduh. Rasanya yang nikmat menjadikan wedang uwuh bagian tak terpisahkan dari kekayaan kuliner Jogja.
4. Sate Klathak
Sate klathak adalah salah satu kuliner khas Bantul yang mudah dikenali berkat nama dan tampilannya yang tidak biasa. Dikutip dari tulisan Syafaruddin Murbawono dalam buku Monggo Mampir: Mengudap Rasa Secara Jogja, sebutan 'klathak' diyakini terinspirasi dari bunyi khas 'thak-thak' yang muncul ketika besi ruji sepeda beradu dengan bara arang saat proses pemanggangan.
Ada pula yang menghubungkannya dengan cara orang menikmati sate ini, seolah menggigit daging dengan gaya santai di bilah logam. Apa pun asal-usul tepatnya, nama unik ini membuat sate klathak langsung menonjol dibanding sate kambing lainnya.
Yang membuatnya semakin spesial adalah teknik penyajiannya yang sederhana tetapi khas. Potongan daging kambing dibumbui hanya dengan bawang putih dan garam, lalu dipijat agar bumbunya meresap sempurna. Daging tersebut kemudian ditusuk menggunakan ruji atau jari-jari roda sepeda sepanjang kurang lebih 40 cm, bukan bilah bambu seperti sate pada umumnya.
Setelah dibakar hingga matang, sate klathak disajikan bersama kuah gulai dalam mangkuk terpisah. Kehadiran menu pendamping seperti gulai, tongseng, dan kicik membuat pengalaman menikmati sate klathak semakin lengkap.
5. Nasi Kucing
Begitu mendengar istilah 'nasi kucing', mungkin kamu langsung bertanya-tanya, apakah ini benar-benar makanan untuk kucing? Tentu saja tidak. Dikutip dari buku Makanan Pokok dan Ragam Hidangan Nasi karya Murdijati Gardjito dkk, nama unik ini muncul karena porsinya yang sangat kecil, hanya segenggam tangan orang dewasa, seperti porsi kecil untuk hewan peliharaan.
Di dalam bungkus kecilnya, ada nasi putih pulen dengan lauk sederhana semacam kering tempe atau sambal teri. Bungkusannya memakai daun pisang atau kertas minyak yang dilapisi koran bekas, khas angkringan Jogja.
Nasi kucing biasanya disantap bersama aneka pelengkap seperti sate telur puyuh, tempe bacem, bakwan, hingga mendoan. Kini, hidangan mungil ini tak hanya bisa dijumpai di Jogja, tetapi juga populer di Solo dan Semarang, tetap mempertahankan daya tarik namanya yang bikin orang penasaran.
6. GeblΓ©k
Jangan salah baca, detikers! Kata 'geblΓ©k' dibacanya seperti bunyi e pada kata 'serbΓ©t'. Nama yang terdengar lucu ini ternyata merujuk pada camilan khas Kulon Progo. Berbeda dengan kebanyakan kuliner Jogja yang cenderung manis, geblΓ©k justru menawarkan rasa gurih berpadu sedikit asin. Dikutip dari buku Happy Shopping Jogja karya Ananda Astrid Adrianne, jajanan ini dibuat dari tepung singkong yang diberi bumbu sederhana, lalu dibentuk menyerupai angka delapan sebelum digoreng.
GeblΓ©k paling nikmat disantap saat masih panas, karena teksturnya renyah di luar dan kenyal di dalam. Kalau sudah dingin, camilan ini akan menjadi alot dan kurang lezat. Versi mentahnya bisa bertahan sekitar empat hari, tetapi jika melewati itu, rasanya akan menurun meski sudah digoreng. Jadi, kalau berkunjung ke Jogja, pastikan kamu mencoba geblΓ©k hangat yang gurih ini.
7. Tengkleng Gajah
Siapa sangka, 'tengklèng gajah' bukan terbuat dari daging gajah. Menurut laman resmi Dinas Pariwisata DIY, nama ini muncul karena porsinya yang luar biasa besar, seakan sebesar gajah. Hidangan ini tetap berbahan dasar kambing, mulai dari tulang, jeroan, dan daging, dengan kuah encer yang mirip gulai tetapi lebih ringan.
Warung tengklèng gajah di kawasan Kaliurang Sleman ini terkenal karena seporsi menunya yang super jumbo, lengkap dengan aroma rempah yang harum dan daging tebal menempel di tulangnya. Meski harganya sekitar Rp 50 ribuan, porsi besar plus nasi putih sepuasnya membuatnya sepadan. Cocok untuk pencinta kuliner yang doyan tantangan porsi raksasa dan cita rasa khas Jogja.
8. Soto Sampah
Namanya memang terdengar jorok, tapi soto sampah ini justru legendaris di Jogja. Julukan itu lahir dari tampilannya yang acak-acakan karena penuh gajih sapi dan aneka isian hingga piringnya terlihat 'berantakan' seperti sampah.
Dikutip dari laman resmi Dinas Pariwisata DIY, awalnya masyarakat mengenal hidangan ini soto simak atau soto becak karena banyak pelanggan tukang becak. Kemudian pada 2009 resmi populer dengan nama soto sampah.
Dalam satu porsi, kamu akan menemukan bihun, tauge, kol, daging gajih, dan kuah soto gurih melimpah. Harganya ramah kantong, hanya sekitar Rp 6.000, dan tersedia gorengan seribu per biji sebagai pelengkap.
Berlokasi di Jalan Kranggan nomor 1, kedai ini buka 24 jam dan bahkan punya cabang di sekitar Alun-Alun Jogja. Nama yang nyeleneh ini justru membuat orang penasaran dan membuat warungnya tak pernah sepi pengunjung.
9. Oseng Mercon
Tak kalah unik, ada oseng-oseng mercon, menu fenomenal Jogja yang awalnya tercipta secara tidak sengaja. Dikutip dari buku Jalan-Jalan Kuliner Aseli Jogja tulisan Suryo Sukendro, ceritanya bermula ketika keluarga Bu Narti kebingungan mengolah daging kurban yang melimpah. Mereka pun mencoba memasaknya bersama potongan cabai, lalu menjualnya di warung makan keluarga. Siapa sangka, pembeli langsung jatuh hati pada sensasi pedasnya. Karena rasa pedasnya begitu meledak-ledak, makanan ini pun dinamai oseng-oseng mercon (petasan) atau kadang disebut 'oseng-oseng bledeg' (halilintar).
Awalnya populer di kalangan rakyat sederhana, oseng-oseng mercon kini juga digemari oleh para penikmat kuliner dari berbagai kalangan, bahkan wisatawan luar kota rela berburu menu ini. Rasa pedasnya yang membakar lidah justru bikin ketagihan, membuat banyak orang yang awalnya menyerah malah kembali mencoba lagi. Disajikan dengan nasi hangat, sedikit lauk saja sudah cukup membuat seporsi nasi tandas.
Resep Bu Narti pun tergolong sederhana. Tidak memakai kecap dan merica, ia memasak dengan anglo tradisional sehingga dagingnya empuk dan kenyal. Kesederhanaan bahan dan teknik inilah yang membuat oseng-oseng mercon tetap melegenda sebagai kuliner khas Jogja yang wajib dicoba bagi pencinta pedas.
10. Balung Dinosaurus
Terakhir, Jogja juga punya hidangan unik bernama balung dinosaurus. Tentu saja, makanan ini tidak benar-benar berasal dari tulang hewan purba. Nama itu diberikan karena ukuran iga sapi yang disajikan sangat besar hingga mengingatkan pada tulang dinosaurus.
Menu ini menjadi andalan di Warung Sop & Sate Sapi Pak Bayu di Ngaglik, Sleman. Potongan iga sapi besar disajikan dengan daging yang cukup tebal dan empuk menempel di tulangnya. Pengunjung kerap dibuat takjub saat melihat porsinya, apalagi ketika menikmati sensasi menggerogoti iga raksasa tersebut. Ukuran jumbo inilah yang membuat balung dinosaurus menjadi salah satu kuliner Jogja yang ikonik dan memikat perhatian para pecinta makanan.
Itulah tadi sejumlah makanan khas Jogja dengan nama unik dan menggelitik, dari kontol kejepit hingga balung dinosaurus, setiap hidangan membawa cerita unik yang bikin penasaran. Jangan hanya mampir ke destinasi wisata terkenal, cobalah juga jelajahi rasa-rasa nyeleneh ini saat berkunjung ke Jogja, detikers!
(sto/dil)
Komentar Terbanyak
Mencicip Kue Kontol Kejepit di Keramaian Pasar Kangen Jogja
Sederet Fakta Heboh Surat Perjanjian SPPG Minta Rahasiakan Kasus Keracunan
Cara Membuat Kue Kontol Kejepit yang Rasanya Manis, Cocok untuk Pendamping Kopi