Untuk mendapatkan asupan gula, seseorang tak hanya bisa mengonsumsi gula pasir saja, melainkan juga bisa memenuhi kebutuhan gula dalam sehari melalui buah. Namun, benarkah gula alami dari buah berbahaya? Simak penjelasan berikut ini.
Dikutip dari Medical News Today, terdapat dua tipe utama gula dalam buah, yakni fruktosa, dan glukosa. Keduanya dimiliki oleh semua buah, mulai dari mangga hingga semangka. Namun, proporsinya berbeda-beda untuk setiap tipe buah.
Jika dibandingkan makanan berpemanis, secara umum, buah mengandung lebih sedikit gula. Namun, kandungan gula buah mungkin menjadi alasan sejumlah orang bertanya-tanya. Apakah gula alami buah aman atau justru sebaliknya?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Gula Buah Aman atau Tidak?
Dalam industri makanan, gula yang umum digunakan adalah sirup jagung, fruktosa, galaktosa, sirup jagung tinggi fruktosa, maltosa, dan sukrosa. Semuanya berbeda dengan gula alami buah karena mereka mengalami pemrosesan terlebih dahulu.
Selain itu, produsen makanan cenderung memakai gula-gula ini secara berlebihan. Hal ini bertujuan untuk memberi cita rasa lebih pada produk. Contohnya saja, sukrosa digunakan untuk membuat kopi lebih manis. Sementara itu, sirup jagung tinggi fruktosa dipakai sebagai bahan tambahan dalam soda dan camilan.
Sebuah riset yang meneliti fruktosa olahan dan tambahan menunjukkan adanya risiko kesehatan seperti diabetes dan penyakit jantung. Namun, perlu ditegaskan bahwasanya penelitian ini secara eksklusif menelaah fruktosa dalam bentuk olahannya, bukan asli dari buah utuh.
Studi pada 2014 membuktikan, fruktosa tambahan dapat meningkatkan kolesterol, asam urat, dan trigliserida. Namun, fruktosa tidak memiliki efek yang lebih negatif pada profil lipid, insulin, atau penyakit hati berlemak.
Dikutip dari Good RX Health, gula alami buah adalah bagian dari pola makan sehat. Artinya, orang normal maupun penderita diabetes dapat mengonsumsinya tanpa perlu khawatir selama tidak berlebihan. Namun, perlu dicatat, ada juga kondisi-kondisi khusus yang berbeda.
Misalnya, orang yang intoleransi fruktosa harus menghindarinya sama sekali. Pasalnya, kondisi langka yang ada di tubuh anak-anak ini mencegah fruktosa alias gula alami buah untuk dicerna. Alhasil, akan berbahaya jika mereka mengonsumsi makanan yang mengandung fruktosa.
Batas Asupan Gula Buah Per Hari
The Dietary Guidelines for Americans merekomendasikan 2 cangkir buah setiap harinya. Sebaiknya buah yang dikonsumsi adalah buah-buahan utuh, bukan kering. Pasalnya, kadang kala kadar gula buah kering yang telah diproses bisa menjadi lebih tinggi.
Bila mengonsumsi buah terlalu banyak, seseorang bisa jadi kelebihan kalori hingga menyebabkan risiko obesitas muncul. Namun, berlebihan makan buah agaknya sulit dilakukan. Bagaimana bisa?
Sebab, untuk melampaui 2.000 kalori per hari hanya dengan hanya mengonsumsi buah, seseorang perlu memakan sekitar 18 pisang, 15 apel atau 44 kiwi per harinya. Padahal, data dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) menunjukkan bahwa kebanyakan orang hanya makan tidak lebih dari 5 buah per harinya.
Di antara buah yang kadar gulanya rendah dan bisa menjadi opsi untuk asupan harian adalah:
- Stroberi (5 gram)
- Semangka (6 gram)
- Apel (13 gram)
- Pir (10 gram)
- Nanas (11 gram)
- Mangga (14 gram)
- Pisang (12 gram)
- Anggur (16 gram)
Manfaat Makan Buah
Setelah mengetahui aman tidaknya buah dikonsumsi, detikers juga harus paham bahwasanya makanan satu ini memiliki sejumlah manfaat. Dirangkum dari Apollo Diagnostics, di antara manfaat makan buah adalah:
1. Menjaga Kesehatan Jantung
Buah-buahan dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung dan kanker. Buah seperti aprikot, apel, dan jeruk kaya akan flavonoid, karotenoid, serat, kalium, dan magnesium yang berfungsi melindungi jantung dari berbagai penyakit.
2. Mengatur Tekanan Darah
Buah yang kaya kandungan kalium seperti pisang, jeruk, dan alpukat dapat membantu detikers menjaga tekanan darah tetap normal. Selain itu, buah-buahan ini juga rendah karbohidrat dan lemak sehingga lebih sehat dibanding makanan lainnya.
3. Membantu Pencernaan
Kandungan serat yang tinggi dalam buah memiliki sifat pencahar dan dapat membantu proses pencernaan tubuh manusia. Hal ini juga berfungsi untuk mencegah terbentuknya batu ginjal.
4. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh
Buah banyak mengandung kalsium, magnesium, vitamin K, dan vitamin E. Kandungan-kandungan ini dapat mengobati pelbagai penyakit kronis sekaligus meningkatkan daya tahan tubuh terhadap kuman dan penyakit.
5. Menutrisi Kulit dan Rambut
Antioksidan dalam buah membantu kulit mempertahankan 'cahayanya'. Buah seperti pepaya dan kelapa dapat melawan berbagai gangguan dermatologis. Sementara itu, buah-buahan yang mengandung vitamin A akan membuat rambut tampak berkilau.
Demikian penjelasan lengkap mengenai aman tidaknya gula alami dalam buah. Semoga penjelasannya bermanfaat.
(par/ams)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Akhir Nasib Mobil Vitara Parkir 2,5 Tahun di Jalan Tunjung Baru Jogja