Sejumlah kuliner identik dengan acara Sekaten yang digelar Keraton Jogja dalam rangka Maulid Nabi Muhammad SAW. Di antaranya nasi gurih dan telur merah.
Salah satu lokasi acara Sekaten di kompleks Masjid Gedhe, Kauman. Dalam Sekaten kali ini, di kompleks Masjid Gedhe berlangsung festival makanan khas Sekaten yang dimulai Jumat (22/9) pekan lalu hingga Kamis (28/9) besok.
Pantauan tim detikJogja, Rabu (27/9/2023), banyak pedagang yang menjual sego atau nasi gurih yang hanya bisa ditemui saat Sekaten.
"Acara mauludan setahun sekali, jualnya cuma nasi tok, ciri khasnya. Kalau nggak ada Sekaten nggak ada," ujar penjual nasi gurih, Murni saat diwawancarai.
Sego gurih ini dengan lauk telur pindang, tempe, udang kecil, kacang kedelai, dan kacang tanah. Murni menjualnya dengan harga Rp 15 ribu satu porsi.
Pengunjung festival, Erna mengaku sengaja datang untuk merasakan sego gurih Sekaten di sela-sela kesibukannya bekerja. Erna bersama temannya, Sri membeli sego gurih dan jajanan tradisional lainnya.
"Sengaja mau makan siang. Cobain sego gurih. Rasanya enak, kan setahun sekali," kata Erna.
Selain sego gurih, banyak ditemukan penjual telur merah yang juga menjadi ciri khas Sekaten dengan sebutan endog abang. Telur merah yang dijual menyerupai telur yang terdapat pada gunungan Sekaten.
Penjual telur merah, Sarminem (60), menjual satu telur merah Rp 5 ribu dengan hiasan menyerupai bunga. Telur yang dijual adalah telur ayam direbus dan diberi pewarna makanan.
"Ya, khas sekaten, tradisi Keraton seperti di gunungan. Kalau nggak Sekaten nggak jualan," kata Sarminem.
Pengunjung yang membeli telur merah, Yunita (31), mengaku membeli telur merah yang sudah dihiasi menyerupai bunga untuk kedua anaknya.
"Telur merah, endog abang, memang khas Sekaten dari dulu kalau ada gamelan ada telur merah juga sama nasi gurih," kata Yunita.
Selain itu, bunga kinang juga menjadi salah satu khas Sekaten. Bunga kinang terdiri dari kembang kanthil, daun sirih, dan tembakau yang dibungkus dengan daun pisang. Bunga kinang ini dihargai Rp 2 ribu.
Selengkapnya di halaman selanjutnya
(rih/aku)