Pakar Unisa Jelaskan Sebab Daging Babi Haram Secara Ilmiah: DNA Mirip Manusia

Pakar Unisa Jelaskan Sebab Daging Babi Haram Secara Ilmiah: DNA Mirip Manusia

Serly Putri Jumbadi - detikJogja
Kamis, 29 Mei 2025 20:13 WIB
Ilustrasi Bak Kwa, dendeng babi ala Tiongkok
Ilustrasi daging babi. Foto: Getty Images/Jordan Lye
Jogja -

Bagi umat Islam, babi menjadi salah satu hewan yang diharamkan untuk dikonsumsi. Ketua Halal Center Universitas Aisyiyah (Unisa) Jogja, Agil Dhiemitra Aulia Dewi menjelaskan penyebabnya, baik dari sisi agama maupun ilmiah.

Agil menjelaskan, dalam kitab suci umat Islam Al Qur'an secara tegas melarang untuk mengonsumsi babi.

"Daging babi haram dimakan menurut Islam, dan dalilnya terdapat dalam Al-Qur'an, khususnya di surat Al-Baqarah ayat 173. Ayat ini secara tegas menyatakan bahwa Allah mengharamkan bangkai, darah, daging babi, dan hewan yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah," ujar Agil saat dihubungi detikJogja, Kamis (29/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian di antaranya adalah Surat Al-Baqarah ayat 173, Surat Al-Maidah ayat 3, dan Surat An-Nahl ayat 115. Ayat-ayat ini menyebutkan bahwa daging babi termasuk dalam kategori makanan yang haram untuk dikonsumsi oleh umat Islam," lanjutnya.

Selain dari ayat-ayat Al Qur'an, beberapa ulama juga sepakat babi merupakan salah satu hewan najis. Hal ini sama halnya dengan air liur anjing.

ADVERTISEMENT

"Untuk hukum najis nya babi sendiri, adalah kesepakatan umum ulama menyatakan demikian, misal dalam Mahzab Asy-Syafi'iyah. Banyak pendapat najis babi adalah najis berat disamakan dengan air liur anjing yang harus dicuci tujuh kali," kata Agil.

Dari segi ilmiah dan kesehatan, Agil menyebut babi memiliki DNA yang mendekati kemiripan dengan manusia. Maka, babi sebetulnya mudah terserang virus penyakit dan berpotensi menularkannya ke manusia.

"Babi juga merupakan hewan yang memiliki DNA yang mendekati kemiripan dengan manusia. Beberapa virus atau penyakit yang sudah bisa menyerang babi, akan berevolusi dan memiliki kemampuan menyerang manusia, seperti beberapa kasus lampau virus H5N1 ke burung, babi, dan menular ke manusia," jelas Agil.

"Babi merupakan hewan yang hidup dengan kebiasaan dan lingkungan kotor, pemakan segala, terkadang kotoran sendiri dan juga kerap berperilaku kanibalis. Jadi bisa ada cacing pita dan parasit lain," lanjutnya.

Agil menyebut beberapa penelitian juga menunjukkan beberapa penyakit bisa disebabkan akibat mengonsumsi babi jika tidak diolah dengan benar.

"Dari sisi kandungan gizi daging babi seperti halnya hewan lainnya memiliki kandungan protein lemak, mineral dan vitamin (larut lemak)," tuturnya.

"Baik tidaknya konsumsi, banyak kajian dan penelitian di dalam dan di luar negeri yang menyimpulkan untuk tidak mengonsumsi daging babi, terutama jika tidak dimasak dengan proper," pungkasnya.




(rih/ahr)

Hide Ads