Pernahkah detikers bertanya-tanya, mengapa ada daerah bumi yang gelap dan terang? Tentu saja, hal tersebut disebabkan oleh sesuatu yang bisa dijelaskan secara ilmiah.
Sebagaimana telah kita ketahui bersama, kondisi gelap atau terang menyebabkan aktivitas yang dilakukan manusia menjadi berbeda. Saat gelap, cahaya yang terbatas menjadi hambatan utama. Sementara itu, ketika terang, kegiatan yang bisa dilakukan jadi jauh lebih bervariasi akibat dukungan cahaya.
Untuk menjawab pertanyaan detikers terkait alasan mengapa ada daerah yang gelap dan terang di bumi, baca penjelasan ilmiahnya yang telah detikJogja rangkum di bawah ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengapa Ada Daerah yang Gelap dan Terang?
Rotasi Bumi
Penyebab adanya kondisi gelap dan terang alias malam dan siang adalah rotasi bumi. Dikutip dari buku Panduan Belajar dan Evaluasi IPA oleh Neti Lim dkk, rotasi bumi adalah perputaran bumi pada porosnya.
Untuk melakukan satu kali rotasi, bumi memerlukan waktu selama 23 jam 56 menit 4 detik yang kemudian dibulatkan menjadi 24 jam. Adapun arah rotasi bumi selalu sama, yakni dari barat ke timur.
Rotasi ini menyebabkan pergantian siang dan malam secara konstan setiap harinya. Siang hari terjadi pada bagian bumi yang terkena sinar matahari, sedangkan malam hari terjadi pada wilayah bumi di mana sinar matahari tidak mengenainya.
Dikutip dari laman Sampoerna Academy, selain menyebabkan siang dan malam, rotasi bumi juga menghadirkan beberapa dampak lainnya. Berikut penjelasan ringkas beberapa di antaranya:
1. Zona Waktu
Bumi yang berputar 360 derajat membuat adanya 24 waktu lokal. Penetapan waktu ini dimulai dari garis bujur 0 derajat di Greenwich, London, Inggris. Oleh karenanya, garis bujur 0 dikenal sebagai Greenwich Mean Time (GMT).
Wilayah-wilayah yang terletak di sebelah timur Greenwich akan mempunyai waktu lebih awal. Cara hitungnya, setiap kelipatan 15 derajat, maka ditambah 1 jam. Aturan berkebalikan diterapkan untuk wilayah di bagian barat Greenwich, yakni dikurangi 1 jam setiap kelipatan 15 derajat.
2. Gerak Semu Matahari
Matahari yang menjadi pusat tata surya dikelilingi oleh planet-planet lainnya, termasuk bumi. Hal ini seolah-olah membuat matahari tampak bergerak mengelilingi bumi, padahal, yang terjadi adalah sebaliknya.
3. Efek Coriolis
Berdasar penjelasan dari laman National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), efek coriolis membuat benda-benda seperti pesawat yang melakukan perjalanan jarak jauh mengelilingi bumi, tampak bergerak melengkung, tidak lurus.
Efek coriolis ini memengaruhi pola cuaca, arus laut, dan bahkan perjalanan udara. Contoh mudahnya, bayangkan detikers sedang berada di dekat Kutub Utara. Lalu, kamu menendang bola lurus ke arah khatulistiwa. Nah, akibat rotasi bumi, bola yang ditendang tampak melengkung ke kanan dari sudut pandangmu. Hal tersebut terjadi karena efek coriolis.
Revolusi Bumi
Selain rotasi bumi, revolusi bumi sedikit banyak memengaruhi daerah gelap dan terang. Dirangkum dari buku IPA Kelas X oleh Tia Mutiara dkk, revolusi bumi adalah peredaran bumi mengelilingi matahari. Satu periode revolusi bumi adalah 365 hari 6 jam 9 menit dan 10 detik atau 1 tahun Masehi.
Dampak dari revolusi bumi adalah matahari tidak beredar lurus di garis khatulistiwa saja, melainkan juga bergeser ke utara dan selatan. Akibatnya, lama siang dan malam hari wilayah-wilayah yang terdampak akan berubah.
Pada fenomena equinox yang terjadi pada 21 Maret dan 23 September, sumbu bumi yang tidak miring ke arah atau menjauh dari matahari menyebabkan waktu siang dan malam hampir sama panjangnya di seluruh dunia.
Sementara itu, disadur dari laman Britannica, pada 20 atau 21 Juni dan 21 atau 22 Desember, terjadi fenomena solstis (solstice). Pada saat itu, matahari berada di titik terjauh utara atau selatan. Saat solstis Juni terjadi, hari tersebut memiliki siang terpanjang dalam setahun. Sebaliknya, durasi malam pada saat solstis Desember akan menjadi yang terlama dalam setahun.
Dark Sky Reserves
Di samping rotasi dan revolusi bumi, penyebab adanya wilayah yang gelap di suatu wilayah bumi adalah dark sky reserves. Dirujuk dari laman Dark Sky Project, dark sky reserves merupakan semacam cagar alam berbentuk langit gelap. Di area ini, langit dijaga segelap mungkin dan bersih dari cahaya kota atau polusi cahaya lainnya.
Tujuan dilestarikannya langit malam gelap adalah untuk observasi bintang-bintang. Di samping itu, orang-orang yang memprakarsai adanya "cagar alam langit gelap" bermaksud agar keindahan langit malam tersebut dapat dinikmati semua orang.
Setidaknya, ada tiga alasan penting mengapa dark sky reserves ini penting. Ketiganya adalah:
- Memungkinkan manusia untuk melihat bintang, planet, dan galaksi secara jelas. Hal ini tentunya penting untuk urusan astronomi dan pendidikan yang memainkan peranan penting dalam banyak kebudayaan selama ribuan tahun.
- Langit gelap malam juga membantu menjaga kesehatan satwa liar. Sebab, banyak hewan yang mengandalkan gelap dan terang untuk menjalani kehidupan. Bayangkan jika langit selalu terang sepanjang hari, ekosistem dapat terganggu, bukan?
- Alasan ketiga ditinjau dari segi pariwisata. Adanya langit malam yang gelap berkontribusi membantu bisnis pengamatan bintang dan bulan untuk dapat berkembang dan dengannya, membangun perekonomian.
Fenomena Malam Kutub atau Polar Night
Tahukah detikers bahwa ada wilayah yang selama lebih dari 24 jam matahari sama sekali tidak bersinar? Kondisi tersebut dinamai polar night. Fenomena ini terjadi saat musim dingin di bagian utara Lingkaran Arktik dan selatan Lingkaran Antartika sebagaimana informasi dari situs National Geographic.
Menurut penjelasan dari situs Aurora Labs Norway, malam kutub atau polar night terjadi sebelum dan sesudah titik balik matahari musim dingin (solstis Desember). Sejatinya, saat polar night terjadi, cahaya matahari tetap ada, tetapi hanya berada di wilayah cakrawala saja.
Di wilayah lingkar Kutub Utara, beberapa negara yang mengalami polar night adalah Norwegia, Swedia, Finlandia, Rusia, Amerika Serikat di Alaska, dan Kanada. Sementara itu, untuk lingkar Kutub Selatan, tidak ada negara yang berada di wilayah tersebut. Alhasil, polar night di Kutub Selatan hanya akan dialami oleh para peneliti yang berada di stasiun penelitian Antartika.
Dapat disimpulkan bahwasanya gelap dan terang alias malam dan siang disebabkan adanya rotasi bumi. Telah dijelaskan pula beberapa hal lain yang berkaitan dengan gelap dan terang di atas muka bumi. Semoga penjelasannya mencerahkan, ya!
(rih/apl)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan