Pimpinan kampus UGM menemui para mahasiswa yang sejak Senin kemarin berkemah di halaman Balalirung. Dalam pertemuan itu, pihak Rektorat menjelaskan kembali soal kebijakan uang kuliah tunggal (UKT) dan Iuran Pengembangan Institusi (IPI) atau uang pangkal di UGM.
Adapun dalam pertemuan itu, pimpinan kampus yang hadir Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Manusia dan Keuangan Prof Supriyadi, Sekretaris UGM Andi Sandi, hingga jajaran dekan di beberapa fakultas.
Dalam pertemuan dan diskusi itu, pimpinan UGM menjelaskan telah mencabut kenaikan UKT di tahun 2024. Kampus kembali akan menerapkan UKT seperti di tahun 2023.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, UKT bagi mahasiswa yang tahun ini turun, tidak akan dikembalikan seperti tahun 2023. Sementara UKT yang naik akan dikembalikan seperti di tahun 2023.
UKT dan IPI yang ditetapkan di UGM mengacu Indeks Kemampuan Ekonomi (IKE) yang meliputi penghasilan orang tua, jumlah tanggungan keluarga, SPT Tahunan, dan daya listrik.
![]() |
Tidak hadirnya Rektor UGM Prof Ova Emilia dalam pertemuan itu pun menjadi pertanyaan. Mahasiswa yang hadir lalu membentangkan papan bertulis 'Bu Ova Mana?'.
Ketidakhadiran Prof Ova kemudian dijawab oleh Prof Supriyadi. Dia menyebut Ova masih ada tugas di luar Jogja.
"Ya hari ini beliau belum berada di Jogja, karena masih ada tugas lain," kata Supriyadi, Kamis (30/5/2024).
Dia memastikan, Rektor UGM terbuka dengan mahasiswa. Supriyadi bilang, mahasiswa bisa berkomunikasi dengan Ditmawa untuk bisa menjadwalkan pertemuan dengan Ova.
"Ya tentunya kalau memang ada hal penting untuk kemudian perlu dikomunikasikan bisa saja nanti adik-adik mahasiswa itu meminta melalui Ditmawa untuk bertemu dengan Bu Rektor dan kita akan bantu fasilitasi," ujarnya.
![]() |
Baca juga: Alasan UGM Tak Jadi Naikkan UKT 2024 |
Sementara itu, Koordinator Forum Advokasi UGM 2024, Rio Putra Dewanto menjelaskan aksi berkemah ini sebagai bentuk ikhtiar memperjuangkan pendidikan calon mahasiswa.
"Intinya jangan sampai ada calon mahasiswa yang kesulitan ataupun sudah down duluan karena biaya pendidikan yang makin tinggi," kata Rio.
Meski kebijakan UKT kembali seperti tahun 2023, mereka berharap adanya penghapusan uang pangkal yang dianggap memberatkan.
"Harapannya tentu yang paling baik itu (uang pangkal dihapus), seperti itu, tapi kan kita juga akan melihat dinamikanya ke depan," ujarnya.
Dengan ditemui pihak Rektorat, lanjutnya, bukan berarti aksi mereka selesai. Kemungkinan besar mereka masih bertahan menginap.
"Jadi nanti mungkin bisa koordinasi juga sama teman-teman, kebetulan kita juga belum selesai sampai sini ya (aksinya)," pungkasnya.
(rih/ahr)
Komentar Terbanyak
Forum Ojol Yogyakarta Buka Suara soal Ricuh Massa Driver di Godean
Roy Suryo Usai Diperiksa soal Ijazah Jokowi: Cuma Identitas yang Saya Jawab
Birdha Jadi Tersangka Kasus Penganiayaan Driver Shoope Food di Godean