Sebanyak 28 mahasiswa dari Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, mengadu ke ORI Perwakilan DIY karena belum menerima beasiswa yang dijanjikan. Menurut Sekjen Ikatan Pelajar Mahasiswa Papua (Imapa) DIY, Irto Mamoribo, Pemda Raja Ampat sudah memungut Rp 5 juta dari tiap mahasiswa itu.
Irto mengatakan, total ada 28 mahasiswa yang ikut dalam program beasiswa dari Pemda Raja Ampat.
"Kemudian yang jadi masalah, Pemda ini kemudian memungut kepada setiap mahasiswa ini sebesar Rp 5 juta yang katanya akan digunakan untuk administrasi awal di kampus," kata Irto saat ditemui wartawan di Kantor ORI Perwakilan DIY, Senin (11/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia pun mempertanyakan soal penarikan uang Rp 5 juta yang disebut untuk proses administrasi itu.
"Ini jadi timbul pertanyaan, program model apa gitu, kok mahasiswa diminta Rp 5 juta. Padahal latar belakang orang tua mereka rata-rata di kampung dari nelayan semua, masa sekelas dinas pendidikan minta sama masyarakat," ujar Irto.
Irto ingin agar Pemkab Raja Ampat transparan terkait dengan program beasiswa tersebut. Apalagi saat ini para mahasiswa yang ikut dalam program beasiswa itu sudah tiba di Jogja.
"Kalau dari awal ada transparansi, misalnya Pemda transparan, mereka bisa dekat-dekat, kuliah di Papua yang biayanya bisa dijangkau. Yang jadi masalah Pemda tidak transparan. Fatalnya mereka di sini, terus Pemda cenderung lepas tangan," ucapnya.
Irto pun meminta Pemda Raja Ampat bertanggung jawab atas situasi dan kondisi 28 mahasiswa tersebut yang sudah berada di Jogja.
"Kita desak Pemda segera melakukan MoU, antara Pemda dan juga kampus. Dan mau tidak mau Pemda harus bertanggung jawab terhadap situasi dan kondisi teman-teman di sini. Karena Pemda lah yang awal menawarkan program ini," tandasnya.
Kepala ORI Perwakilan DIY, Budi Masturi mengatakan dari aduan itu diketahui bahwa para mahasiswa tersebut telah diminta untuk membayar sejumlah uang. ORI DIY pun akan melakukan klarifikasi ke sejumlah pihak termasuk kampus tempat kuliah mahasiswa asal Raja Ampat itu. Baru setelahnya berkas dilimpahkan ke ORI Papua Barat.
"Proses untuk mendapatkan beasiswa sampai sekarang belum mendapatkan realisasi justru kemudian mereka diminta uang Rp 5 juta, ternyata ada satu orang yang Rp 8 juta, hanya untuk diberi akses untuk mendaftar secara online program beasiswa KIP," ungkap Budi.
Diberitakan sebelumnya, puluhan mahasiswa dari Raja Ampat mengadukan oknum di Dinas Pendidikan Raja Ampat dan salah satu alumni ke ORI Perwakilan DIY. Gegaranya mereka hingga saat ini belum menerima beasiswa yang dijanjikan.
Irto mengatakan ada 28 orang yang dijanjikan beasiswa. Mereka sudah tiba di Jogja sejak September lalu dan saat ini hidup tanpa kepastian.
"Iya dua oknum yang kami laporkan ke ORI, dinas pendidikan sama alumni," kata Irto saat ditemui di ORI DIY, Senin (11/12/2023).
Dia menjelaskan, awalnya Pemda Raja Ampat menawarkan program beasiswa melalui Dinas Pendidikan. Saat itu dijelaskan ada beberapa program beasiswa.
"Dinas menawarkan ke adik-adik mahasiswa bahwasanya ini adalah program KIP, itu yang pertama, kemudian program kontrak kerja sama, terus kemudian program wakil bupati," ucap Irto.
(dil/apl)
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030