Letak geografis Indonesia yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik menyebabkan wilayahnya aktif, baik secara seismik maupun vulkanik. Salah satu aktivitas vulkanik yang kerap terjadi adalah erupsi gunung api. Lantas, apa itu erupsi? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.
Gunung api merupakan struktur berbentuk lubang atau saluran yang mengandung material panas, seperti batuan dalam bentuk cair dan lava. Saluran tersebut memanjang dari kedalaman 10 km di bawah permukaan bumi, seperti yang dijelaskan dalam buku 'Letusan Gunung Api' karya Santi Kurniasih.
Indonesia memiliki banyak sekali gunung, mulai dari yang aktif hingga tidak aktif. Persebarannya ada di hampir setiap pulau besar, seperti Jawa, Sumatra, dan Kepulauan Nusa Tenggara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa itu Erupsi Gunung Api?
Berdasarkan buku 'Geografi: Membuka Cakrawala Dunia' oleh Bambang Utoyo, apabila tekanan dari berbagai gas yang terkandung dalam magma di litosfer telah mencapai tingkat yang sangat tinggi, maka gas-gas tersebut akan melepaskan diri ke permukaan bumi.
Adapun media keluarnya bermacam-macam, misalnya melalui retakan pada tubuh gunung api, pipa cerobong yang menghubungkan antara dapur magma dengan permukaan bumi (diatrema), atau dengan mendorong tubuh gunung api sehingga badannya hancur. Proses pelepasan magna inilah yang dikenal sebagai erupsi atau lebih awam dikenal sebagai letusan gunung api.
Sementara itu, magma yang keluar selama letusan disebut lava. Selain alva, ada juga berbagai material yang dimuntahkan oleh gunung api saat erupsi, termasuk eflata atau bahan piroklastik. Bahan piroklastik merupakan material yang dilepaskan dalam berbagai ukuran, mulai dari bongkahan batu besar, lapilli, kerikil, pasir vulkanik, hingga debu vulkanik.
Terdapat pula istilah lain yang berkaitan dengan material gunung api, yaitu lahar. Lahar dapat diartikan sebagai campuran lava atau eflata dengan material permukaan bumi, seperti tanah, batuan, pasir, dan air yang membentuk lumpur. Berdasarkan suhunya, lahar dapat dibedakan menjadi lahar panas dan dingin.
Jenis Erupsi Gunung Api
Setiap gunung api yang aktif memiliki jenis erupsi yang berbeda-beda sesuai karakteristiknya masing-masing. Berdasarkan sifat dan kekuatannya, terdapat dua tipe erupsi, yakni erupsi efusif dan erupsi eksplosif.
- Erupsi Efusif
Erupsi efusif dapat diidentifikasi dengan proses letusan berupa lelehan lava yang dikeluarkan lewat retakan pada badan gunung api. Erupsi tipe ini umumnya terjadi apabila magma bersifat encer dan memiliki jumlah gas yang cenderung sedikit. Contoh erupsi efusif yang terjadi di Indonesia, misalnya insiden erupsi Gunung Merapi.
- Erupsi Eksplosif
Berkebalikan dari erupsi efusif, erupsi jenis eksplosif biasanya terjadi dengan ledakan karena tekanan gas yang terkandung dalam magma sangat tinggi. Selain lelehan lava, gunung dengan erupsi jenis ini juga memuntahkan bahan-bahan piroklastik. Adapun contoh gunung dengan erupsi tipe eksplosif adalah Gunung Krakatau.
Selain itu, jenis erupsi dapat terbagi tiga menurut bentuk lubang kepundan keluarnya magma, antara lain erupsi linear, erupsi areal, dan erupsi sentral.
- Erupsi Linear
Erupsi linear merupakan letusan gunung api, di mana magma yang terdapat di dalamnya mengalir keluar melalui retakan yang membentuk garis panjang. Hasil dari erupsi linear dapat terlihat seperti rangkaian gunung api yang membentang sepanjang garis tertentu.
- Erupsi Areal
Erupsi areal adalah tipe letusan gunung api, di mana dapur magma berada sangat dekat dengan permukaan bumi sehingga mampu membakar dan melelehkan lapisan batuan di sekitarnya dan kemudian membentuk lubang yang besar. Lava yang mengalir melalui lubang kepundan tersebut lalu menyebar ke wilayah sekitarnya dalam lingkup yang luas.
- Erupsi Sentral
Jenis erupsi sentral terjadi ketika material dari gunung api keluar melalui lubang erupsi dan membentuk kerucut gunung api. Erupsi tipe ini menjadi jenis letusan gunung api yang paling umum terjadi di permukaan bumi. Bahkan, mayoritas gunung api yang terdapat di Indonesia merupakan hasil dari erupsi sentral.
Gejala Erupsi Gunung Api
Erupsi gunung api dapat menunjukkan berbagai gejala yang mencakup sejumlah perubahan dan aktivitas di sekitar gunung api. Berikut adalah beberapa gejala erupsi gunung api yang dapat diamati.
- Peningkatan suhu di sekitar kawah yang menunjukkan bahwa magma atau gas-gas panas dari dalam gunung api mendekati permukaan.
- Keringnya sumber air di sekitar wilayah gunung api.
- Matinya pohon-pohon di sekitar gunung api karena pengaruh panas dan gas-gas beracun.
- Peningkatan aktivitas seismik dengan frekuensi gempa bumi yang lebih sering, baik yang berskala kecil maupun besar.
- Banyak hewan liar yang biasanya mendiami sekitar gunung api pindah atau meninggalkan wilayah tersebut.
Dampak Erupsi Gunung Api
Erupsi gunung api dapat memiliki dampak yang signifikan, baik positif maupun negatif tergantung pada konteksnya. Jika dilihat dari dampak negatif, erupsi merupakan sebuah bencana yang dapat menimbulkan beberapa kerugian sebagai berikut.
- Material bersuhu tinggi yang dimuntahkan dapat menyebabkan kebakaran wilayah yang dilaluinya sehingga berujung pada kerusakan daerah permukiman, lahan pertanian, dan hutan, bahkan menimbulkan korban jiwa.
- Abu vulkanik yang disemburkan dapat menciptakan polusi udara dan berdampak pada pernapasan manusia.
- Aliran lahar dapat menyebabkan banjir bandang yang disertai dengan material-material lainnya.
Meski begitu, ada pula beberapa dampak positif ketika erupsi gunung api terjadi, yaitu sebagai berikut.
- Material yang dikeluarkan mengandung mineral penyubur tanah yang sangat tinggi sehingga tanah dapat digunakan untuk pertanian.
- Batuan beku yang berasal dari pembekuan magma dapat dimanfaatkan sebagai bahan tambang untuk bahan bangunan.
- Uap geothermal (panas bumi) dari letusan gunung api digunakan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi.
Mitigasi Erupsi Gunung Api
Dikutip dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, upaya mitigasi bencana gunung api disebutkan dalam UU Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Pasal 44 huruf c. Mitigasi merupakan upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana.
Lebih lanjut, mitigasi bencana gunung api merujuk pada segala upaya dan langkah-langkah yang diambil untuk mengurangi konsekuensi bencana yang disebabkan oleh erupsi gunung api. Dengan jumlah gunung api yang signifikan di wilayah Indonesia dan tingginya populasi penduduk di sekitarnya, risiko bencana erupsi gunung api tentu selalu ada.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, termasuk BPPTK sebagai unitnya memiliki peran kunci dalam manajemen krisis bencana erupsi. Pada tahap pra-kejadian, perannya mencakup penilaian risiko bencana, pemetaan wilayah rawan bencana, pembuatan peta risiko, dan simulasi skenario bencana.
Ada pula langkah-langkah lainnya, seperti pemantauan gunung api dan penyusunan rencana darurat. Ketika memasuki fase kritis, tindakan operasional segera dilakukan seperti pemberian peringatan dini, peningkatan komunikasi, dan prosedur pemberian informasi.
Selain itu, penyusunan rencana tanggap darurat yang mencakup penerapan langkah-langkah rencana darurat, serta definisi mengenai perkiraan akhir dari fase kritis juga menjadi prioritas dan secepat mungkin diumumkan.
Demikian informasi mengenai erupsi gunung api, mulai dari pengertian hingga mitigasi bencananya. Semoga bermanfaat!
Artikel ini ditulis oleh Jihan Nisrina Khairani Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(ams/dil)
Komentar Terbanyak
Jokowi Berkelakar soal Ijazah di Reuni Fakultas Kehutanan UGM
Blak-blakan Jokowi Ngaku Paksakan Ikut Reuni buat Redam Isu Ijazah Palsu
Tiba di Reuni Fakultas Kehutanan, Jokowi Disambut Sekretaris UGM