Basa Rinengga Yaiku: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Basa Rinengga Yaiku: Pengertian, Jenis, dan Contohnya

Anandio Januar - detikJogja
Minggu, 03 Des 2023 22:08 WIB
Aksara Jawa.
Ilustrasi basa rinengga yaiku: pengertian, jenis, dan contohnya. Foto ilustrasi aksara Jawa: FBS Universitas Negeri Yogyakarta
Jogja -

Dalam Bahasa Jawa dikenal adanya Basa Rinengga yang digunakan untuk memperindah suatu bahasa. Basa rinengga sering digunakan dalam pedalangan, pranatacara, dan berbagai acara lain yang memerlukan ucapan indah dan bermakna.

Basa rinengga jika dalam bahasa Indonesia hampir mirip dengan gaya bahasa. Terdapat beberapa jenis basa rinengga seperti tembung saroja, tembung camboran, tembung entar, wangsalan, paribasan, dan bebasan.

Dari masing-masing jenis rinengga terdapat ciri-cirinya ketika digunakan dalam sebuah kalimat. Berikut penjelasan terkait pengertian, jenis, hingga contoh dari basa rinengga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Basa Rinengga Yaiku

Pengertian Basa Rinengga

Melansir Kumpulan Materi Pelajaran MTs Darul Hikmah Ngompak pada laman resmi MTS Darul Hikmah, basa rinengga adalah bahasa yang tersusun dari gabungan kata dengan kata lain sehingga menjadi suatu bahasa yang indah dan menarik.

Basa rinengga adalah sebuah karangan sastra yang memberi kesan tulisan yang berwarna dan emosional. Jika membaca tulisan menggunakan basa rinengga maka akan terasa lebih menyenangkan, menarik, dan lebih segar.

ADVERTISEMENT

Jenis dan Contoh Basa Rinengga

Berikut adalah 6 jenis basa rinengga dilengkapi contohnya dikutip dari buku 'Gladhi Basa Jawa Kelas V untuk SD/MI' dan 'Gladhi Basa Jawa Kelas VI untuk SD/MI' yang ditulis Dhita Puspitasari Sukendro dan Triana Wahyu Susanti.

1. Tembung Saroja

Tembung saroja adalah penggunaan dua kata atau lebih yang artinya sama atau hampir sama. Tembung saroja digunakan bersama-sama untuk menyampaikan maknanya.

Contoh:

Raden Gathotkaca iku satriya kang gagah prakosa

  • Arti: Raden Gathotkaca adalah seorang pejuang pemberani.
  • Keterangan: Kata gagah artinya sama dengan kata prakosa, yaitu pideksa (besar dan tinggi)

Dadi bocah aja seneng nyolong njupuk barange liyan.

  • Arti: Sebagai seorang anak, jangan suka mencuri barang orang lain.
  • Keterangan: Kata nyolong artinya sama dengan kata njupuk, yaitu mengambil sesuatu yang bukan haknya

Para siswa katon guyup rukun nalika kerja bakti ngresiki kelase

  • Arti: Siswa tampak rukun ketika mengerjakan pekerjaan rumah untuk membereskan ruang kelas.
  • Keterangan: Kata guyup artinya sama dengan kata rukun, yaitu keadaan damai.

2. Tembung Camboran

Tembung camboran atau kata majemuk adalah dua kata atau lebih yang digunakan bersamaan dan memiliki satu arti. Tembung camboran terbagi menjadi camboran utuh yang katanya berbentuk kata utuh dan camboran tugel/wancahan yang menggabungkan dua kata dengan mengurangi salah satu atau seluruh jumlah kata.

Contoh:

  • Camboran wutuh: bapa biyung, raja peni, cekak aos, tepa, slira
  • Camboran tugel/wancahan: dol tinuk, lir ilir, thukmis (bathuk klemis), bulik (ibu cilik), pakpuh (bapak sepuh)

3. Tembung Entar

Tembung entar atau kata kiasan adalah kata-kata yang mempunyai arti bukan seperti aslinya melainkan memiliki maknanya tersendiri.

Contoh:

Wiwit seprana nganti seprene, dheweke tangsah nggadho atine wong tuwa

  • Arti: Dari kemarin sampai sekarang, dia selalu menyusahkan hati orang tuanya.
  • Keterangan: Kara nggadho ati mengartikan menyusahkan hati

Bocah kok kandel kupinge! Omongane wong tuwa ora nate dirungokake

  • Arti: Anak laki-laki itu mempunyai telinga yang tebal! Kata-kata orang tua itu tidak pernah terdengar lagi.
  • Keterangan: Kata kandel kupinge mengartikan tidak mendengarkan nasehat orang lain

Bapakmu anggone nyambut gawe nganti direwangi adus kringet, nanging anggonmu sekolah mung kokgawe dolanan

  • Artinya: Ayahmu bekerja sampai bermandikan keringat, tapi kamu hanya bermain di sekolah.
  • Keterangan: Kata adus kringet mengartikan bekerja dengan usaha

4. Paribasan

Paribasan adalah peribahasa. Paribasan ditulis menggunakan kata-kata yang biasa digunakan pada umumnya tetapi memiliki makna tersendiri jika menjadi kalimat yang digabung.

Contoh:

  • Kejugrugan gunung menyan.
  • Yitna yuwana mati lena.
  • Rebut balung tanpa isi.
  • Becik ketitik ala ketara.
  • Desa mawa cara, negara mawa tata.

5. Bebasan

Bebasan adalah kata-kata yang digunakan secara teratur, mempunyai makna, dan tersusun dari kata-kata yang mendapat situasi atau perbuatan dari orang lain.

Contoh:

  • Ngubak-ubak banyu bening.
  • Nabok nyilih tangan.
  • Kerot ora duwe untu.
  • Idu didilat maneh.
  • Kakehan gludhug kurang udan.

6. Saloka

Saloka adalah kata-kata yang biasa digunakan secara umum tetapi memiliki makna kiasan. Kata-katanya menggambarkan suatu objek seperti binatang atau benda yang memiliki suasana hati bergerak atau berperilaku seperti manusia.

Contoh:

  • Iwak lumebu wuwu.
  • Timun mungsuh duren.
  • Asu marani gebuk.
  • Baladewa ilang gapite.

Nah, itulah macam-macam basa rinengga lengkap dengan penjelasan dan contohnya. Selamat belajar, Lur!


Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.




(dil/dil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads