Beasiswa Unggulan merupakan program beasiswa yang dicanangkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Program ini ditujukan bagi mahasiswa berprestasi di seluruh Indonesia agar bisa mendapatkan kesempatan mengenyam pendidikan setinggi mungkin. Beasiswa Unggulan diperuntukkan mulai dari jenjang S1, S2, hingga S3.
Alifia Detasyani Hersanti (21) merupakan salah satu penerima Beasiswa Unggulan di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Saat berbincang dengan detikJogja pada Selasa (21/11), mahasiswi angkatan 2021 yang akrab disapa Fia itu menceritakan pengalamannya selama proses pendaftaran dan seleksi Beasiswa Unggulan.
Fia menuturkan dari awal masuk UGM dirinya merasa mendapat golongan UKT yang cukup mahal. Dia tidak tega dengan orang tuanya jika harus membayar UKT sebesar itu sampai semester akhir. Cerita ini dimulai ketika PPSMB 2021 lalu. Kala itu, seluruh mahasiswa baru (maba) diminta untuk membuat life plan selama satu semester.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat itu kebetulan aku bikin life plan, aku bingung nih mau dapat beasiswa apa, mau coba apa ya buat tugas ini. Terus akhirnya aku coba search kayak beasiswa yang meng-cover UKT, biaya hidup, beasiswa yang intinya cukup punya nilai yang gede gitu kan, akhirnya aku search dapat beasiswa unggulan. Ya udah itu kumasukin life plan," ujarnya.
Fia mengaku awalnya saat mencantumkan beasiswa tersebut hanya untuk keperluan tugas semata. Namun saat ia cek di situs Kemdikbud, ternyata beasiswa tersebut sedang membuka pendaftaran. Akhirnya dia memutuskan untuk mendaftar. Di tengah-tengah proses pendaftaran, dia sempat ingin menyerah karena dokumen persyaratan yang dibutuhkan terbilang cukup banyak.
"Dulu waktu daftar beasiswa unggulan itu emang banyak banget persyaratan yang diminta. Jujur awal-awal itu kayak aduh ini banyak banget nih (dokumen persyaratan) terus kayak apa udahlah nyerah aja ya," katanya.
"Cuman kulihat aku udah ngisi separuh terus kayak nanggung banget ya udah lah aku apply aja, karena emang yang diminta banyak banget scan A, B C, D, E. Sertifikat atau apa pun itu," imbuhnya.
Fia mengungkapkan jika sebenarnya ia tidak memiliki target mendapatkan beasiswa. Namun karena dorongan dan kemauannya untuk membantu meringankan beban kedua orang tua, akhirnya ia mencoba kesempatan itu.
Persiapan untuk melengkapi dokumen persyaratan pun terbilang dadakan. Sebab dirinya sama sekali tidak tahu info apapun tentang Beasiswa Unggulan sebelumnya.
"Sebenarnya nggak ada target beasiswa si. Tapi kalau boleh dicoba akan kucoba gitu, karena dulu orang tuaku bilang kalau ada info beasiswa buka ya coba aja karena nggak ada yang tahu. Coba dulu, nggak masuk juga nggak papa. Yang penting dicoba dulu," tuturnya.
Seperti apa benefit Beasiswa Unggulan, bisa dibaca di halaman berikut.
Benefit Beasiswa Unggulan
Sebagai informasi, benefit yang ditawarkan dari Beasiswa Unggulan tidak main-main. Mulai dari seluruh biaya pendidikan selama kuliah akan ditanggung langsung oleh Kemendikbud.
Selain itu, penerima beasiswa ini juga akan mendapatkan bantuan biaya hidup. Untuk jenjang S1, uang saku yang diberikan mencapai Rp 1,4 juta per bulan. Tidak hanya itu, penerima Beasiswa Unggulan juga berhak mendapat bantuan pengadaan buku selama kuliah.
"Jadi kalau ditotal (benefit Beasiswa Unggulan) semuanya bisa sampai ratusan juta," imbuh Fia.
Fia tidak menyangka bisa menjadi penerima Beasiswa Unggulan dari ratusan ribu mahasiswa yang mendaftar. Sebab ia merasa tidak mampu untuk mendapatkan beasiswa ini.
"Sebenarnya nggak banget (tidak menyangka) karena jujur untuk dapat beasiswa segede Beasiswa Unggulan aku nggak nyangka. Kayak mungkin secara kapabilitas dari aku sendiri apakah aku capable untuk mendapatkan BU gitu. Di awal-awal aku ngerasa underestimate dengan diriku sendiri," jelasnya.
Lebih lanjut, Fia mengatakan jika setelah dijalani ternyata proses pendaftaran Beasiswa Unggulan tidak sesulit yang ia kira. Mulai dari seleksi berkas hingga tahap wawancara semuanya berjalan lancar. Namun tantangan yang ia hadapi setelah mendapatkan beasiswa ini yakni harus mempertahankan IPK agar tidak kurang dari 3.00
Aktif Organisasi dan Kepanitiaan
Awal masuk kuliah di UGM, Fia memutuskan untuk menjadi mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang- kuliah pulang) karena takut akan mengganggu akademiknya. Namun setelah satu semester berjalan, ia merasa tidak ada salahnya untuk mencoba ikut organisasi.
Kepanitiaan yang ia ikuti pertama kali yakni menjadi divisi materi saat PPSMB UGM. Mulai dari sinilah muncul dorongan untuk ikut event-event lainnya.
Beberapa organisasi dan kepanitiaan yang ia ikuti seperti Indonesia Folu Net Sink 2030 dari Kementerian Lingkungan Hidup yang bekerja sama dengan Direktorat Kemahasiswaan, Koordinator Materi PPSMB UGM 2023, dan menjadi anggota Komunitas Mahasiswa Berprestasi.
Dengan ikut banyak organisasi dan kepanitiaan tidak membuat dirinya abai dengan tanggung jawabnya sebagai mahasiswa. Fia mengungkapkan cara dia agar tetap konsisten dengan akademiknya yakni dengan membuat life plan, sama seperti tugas ketika awal dirinya masuk kuliah.
"Jadi karena di awal semester satu kita diminta buat bikin life plan tiap tahun atau tiap semester at least minimal aku punya life plan. Jadi aku harus punya goals apa, seumpama IPK berapa. Nah itu aku benar-benar set your goal di my life plan. Entah itu jadi goals atau enggak, yang penting aku coba kayak ikut A, B, C, D. Sesuai dengan apa life plan yang aku buat di awal," jelasnya.
Sementara itu untuk rencana ke depannya, Fia mengaku lebih fokus untuk persiapan magang dan KKN. Selain itu, ia juga ingin mengikuti bootcamp yang tidak selinier dengan jurusannya untuk menambah skill yang dibutuhkan dunia kerja nantinya.
"Jadi aku coba cari bootcamp kayak UI/ UX desain atau mungkin digital marketing yang intinya kita ada pelatihan walaupun online tapi at least ada skill yang aku punya skill dengan skill yang tidak ada di jurusanku," ujarnya.
Tips Daftar Beasiswa Unggulan
Sebagai penutup, Fia turut membagikan tips bagi teman-teman mahasiswa yang tertarik untuk mendaftar Beasiswa Unggulan. Beasiswa ini wajib dicoba karena benefit yang ditawarkan sangat bermanfaat sekali.
"Mau kamu nggak punya prestasi, nggak PD sama prestasi atau apa pun yang kamu punya di dalam diri kamu, kapabilitas yang kamu punya. Intinya kamu harus coba karena nggak ada salahnya mencoba dan kamu nggak tau rezekinya saat kamu mencoba itu," jelasnya.
"Kebanyakan orang they not confident dengan dirinya sendiri. Di sini gimana caranya kita untuk bisa meyakinkan diri sendiri aja sih kayak nggak papa as a trial gitu lho. Karena orang tu pasti takut di awal kayak ah udahlah pendaftarnya banyak nih pasti nggak lolos. Mindset kayak gitu yang harus diubah, kita harus punya growth mindset yang mengarahkan ke set your goals gitu," pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh Iis Sulistiani dan Novi Vianita Peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
Komentar Terbanyak
Kebijakan Blokir Rekening Nganggur Ramai Dikritik, Begini Penjelasan PPATK
Kasus Kematian Diplomat Kemlu, Keluarga Yakin Korban Tak Bunuh Diri
Megawati Resmi Dikukuhkan Jadi Ketum PDIP 2025-2030