Universitas Gadjah Mada (UGM) memiliki arboretum yang berlokasi di utara Gedung Pusat UGM dan sebelah barat Fakultas Kehutanan UGM. Keberadaan arboretum di UGM memberikan sejumlah dampak positif bagi lingkungan dan alam.
Arboretum ialah tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan. Dilihat detikJogja dari akun Instagram resmi @arsipugm, UGM memiliki hutan kecil di lingkungan kampus. Hutan kecil atau arboretum itu dirancang sejak tahun 1971, sesuai dengan dokumen 'Rencana Landscape UGM' yang memuat konsep penataan ruang terbuka.
Dalam video berjudul Arboretum yang diunggah di kanal YouTube Arsip Universitas Gadjah Mada, Dosen Fakultas Filsafat UGM, Heri Santoso menjelaskan makna filosofis keberadaan arboretum di utara Gedung Pusat UGM. Keberadaan arboretum disebut menggambarkan perjalanan seorang ilmuwan Gadjah Mada.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Makna Filosofis Arboretum UGM
"Jadi perjalanan dari Bunderan UGM, dari nothing akhirnya menjadi something. Something-nya Gadjah Mada itu kalau kita mengabdi kepada rakyat. Dari barat ke timur menggambarkan nusantara, dari Bunderan ke Hutan Gadjah Mada menggambarkan perjalanan seorang ilmuwan atau begawan. Suasananya yang yang berbhinneka tunggal ika, kemudian di kiri kanan pohon damar, dan seterusnya sampai pada akhirnya pohon bodhi, tercerahkan dan Hutan Gadjah Mada," ucap Heri dalam video itu, dikutip detikJogja pada Selasa (7/11/2023).
"(Pohon bodhi) Itu bukan puncak perjalanan seorang ilmuwan Gajah Mada, karena puncaknya justru di belakangnya. Di belakang pohon bodhi itu adalah hutan Gajah Mada. Hutan itu simbol rakyat dengan segala macam keanekaragaman," lanjutnya.
Dosen Fakultas Kehutanan UGM, Hatma Suryatmojo menjelaskan arboretum sebagai hutan kecil memiliki dua faktor penting yang harus diketahui.
"Secara gampangnya kalau orang menyebut arboretum itu adalah hutan kecil ya atau hutan mini. Ketika kita mendengar istilah hutan, maka faktor penting yang harus kita ketahui adalah, satu, dia tentunya didominasi oleh vegetasi. Kemudian yang kedua, dia mampu menciptakan iklim mikro yang berbeda dengan iklim di luarnya. Ketika dua syarat ini terpenuhi maka kita bisa menyebutkan ini sebagai kawasan hutan," ujar Hatma dalam video itu.
Sederet Fungsi Arboretum UGM
Hatma menjelaskan, fungsi arboretum salah satunya sebagai infrastruktur penunjang pendidikan. Mahasiswa Fakultas Kehutanan UGM yang memerlukan pendekatan dengan ekosistem hutan yang sesungguhnya sering beraktivitas di arboretum.
"Fungsi yang lain itu yaitu arboretum ini ternyata bisa menjadi habitat bagi satwa liar. Jadi kalau kita lihat di arboretum ini ada banyak sekali burung-burung terutama ini burung cangak yang ini mereka memilih untuk habitat mereka berkembang biak," ucapnya.
Arboretum milik UGM juga berperan penting dalam menjaga cadangan air khususnya bagi kawasan UGM dari fungsi hidrologis yang dimiliki pohon. Pohon-pohon tinggi di arboretum UGM juga berperan dalam memecah angin sehingga melindungi bangunan di sekitarnya.
"Arboretum yang kecil ini ditambah dengan beberapa lokasi yang lain itu juga mampu menjaga keseimbangan neraca air di kawasan UGM. Dari mana? Dari fungsi hidrologisnya. Dengan adanya vegetasi ini ketika ada hujan turun maka sebagian dari air hujan itu akan ditangkap dan dikelola oleh arboretum ini," jelas Hatma, dosen Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan itu.
"Ekosistemnya dengan adanya vegetasi vegetasi yang tinggi ini sedikit banyak itu bisa mengontrol atau mereduksi kecepatan dari angin itu. Nah, sehingga ini juga bisa berkontribusi untuk melindungi bangunan-bangunan di sekitarnya supaya tidak mengalami kerusakan yang lebih parah," imbuhnya.
Dilihat detikJogja, dalam video tersebut terlihat banyak burung cangak abu yang bertengger dan beterbangan di pohon-pohon tinggi di Arboretum UGM.Terdapat juga serangga seperti lebah yang menghuni hutan kecil tersebut.
Banyak pepohonan berukuran besar di Arboretum UGM. Di antaranya pohon bodhi (Ficus religiosa), pohon bipa (Pterygota alata), pohon leda (Eucalyptus deglupta), pohon saga (Adenanthera pavonina), pohon meranti merah (Shorea selanica), dan lain-lain.
Artikel ini ditulis oleh Anandio Januar Peserta program magang bersertifikat kampus merdeka di detikcom.
(dil/ams)
Komentar Terbanyak
Mahasiswa Amikom Jogja Meninggal dengan Tubuh Penuh Luka
Mahfud Sentil Pemerintah: Ngurus Negara Tak Seperti Ngurus Warung Kopi
UGM Sampaikan Seruan Moral: Hentikan Anarkisme dan Kekerasan