Pariwisata Jadi Kontributor Terbesar Pendongkrak Ekonomi Sleman

Pariwisata Jadi Kontributor Terbesar Pendongkrak Ekonomi Sleman

Arina Zulfa Ul Haq - detikJogja
Senin, 25 Mar 2024 16:15 WIB
Para pelari mengikuti gelaran Sleman Temple Run.
Para pelari mengikuti gelaran Sleman Temple Run. (Foto: dok. Pemkab Sleman)
Sleman -

Sektor pariwisata berhasil menyumbang 30 persen Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sleman. Angka ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata jadi kontributor terbesar dalam pembangunan dan peningkatan perekonomian Kabupaten Sleman.

Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman mencatat pemasok terbesar pendapatan tersebut berasal dari pajak usaha pariwisata yang meliputi pajak hotel, restoran, serta hiburan. Hal ini membuktikan bahwa bidang pariwisata masih menjadi unggulan Kabupaten Sleman.

"Jadi dari sektor pariwisata itu menyumbang pendapatan asli daerah Sleman itu nomor dua setelah pajak bumi dan bangunan," kata Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Ishadi Zayid, dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski sempat terpuruk saat pandemi, pariwisata Sleman sudah mulai bangkit sejak awal tahun 2022 dan semakin menggeliat pada 2023. Kemajuan ini didorong dengan kolaborasi antara Pemkab Sleman, pelaku pariwisata, serta stakeholder, yang kemudian jadi kunci memajukan konsep pariwisata yang berbasis masyarakat (community-based tourism).

Tak hanya itu, Ishadi juga menjelaskan bahwa okupansi hotel-hotel di Sleman pun telah membaik. Dilihat dari low season yang tingkat huniannya mencapai 50-60 persen.

ADVERTISEMENT

"Berdasarkan informasi konfirmasi dengan teman-teman PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia), okupansi hotel kita sudah membaiklah. Bahkan di low season itu sekitar 50-60 persen," ungkapnya.

Potensi desa wisata sebagai community-based tourism pun terus dikembangkan. Nantinya, wisatawan bisa mencoba aktivitas masyarakat desa, seperti bercocok tanam, gotong-royong, hingga mengikuti kegiatan atau tradisi masyarakat setempat.

"Sementara ini yang tercatat di kami itu ada sekitar 80 desa wisata, dengan kategori desa wisata mandiri itu ada 12. Kemudian yang maju itu ada sekitar 17, lebihnya rintisan dan perkembangan. Nah yang maju dan mandiri inilah yang kemudian bisa menggerakkan perekonomian warganya," tutur Ishadi.

Ia menambahkan, selama ini Pemkab Sleman sangat mendorong optimalisasi peran desa wisata bagi perekonomian. Hal ini diwujudkan lewat pendampingan dan pembinaan rutin digelar guna memastikan kesiapan sumber daya manusia dalam mengelola destinasi tersebut.

Ishadi menambahkan, dalam setahun Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman telah mengadakan 30 kali pembinaan. Mulai dari pembinaan terkait digital marketing, produksi lokal, kelembagaan, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, hingga sertifikasi kepada pelaku wisata.

Selain itu, Dinas Pariwisata Sleman pun gencar melakukan promosi wisata melalui berbagai event besar yang digelar tiap tahun. Salah satunya yaitu Sleman Temple Run, event lari tingkat internasional dengan konsep yang berbeda.

Para peserta bisa berlari melintasi kawasan candi, situs purbakala, maupun berbagai obyek wisata alam di Kabupaten Sleman. Pada November 2023 lalu, ada total 1600 peserta dari 22 negara yang mengikuti ajang Sleman Temple Run.

"Lari trail dengan melintasi beberapa destinasi candi yang ada di sekitar Prambanan. (Lari) naik turun bukit dengan disuguhi atraksi budaya lokal di setiap water station," terangnya.

"Sehingga peserta itu di samping berolahraga dia juga mendapatkan experience dengan destinasi yang ada maupun budaya lokal yang kita tampilkan di sekitar venue," sambung Ishadi.

Lebih lanjut, Ishadi mengungkapkan, pihaknya tengah mengembangkan agrowisata di wilayah Sleman Barat, daerah pertanian dan penyangga pangan DIY. Dengan begitu, wisata yang dikembangkan tidak akan merusak lahan pertanian secara masif.

"Kalau pariwisata di Sleman tahun 2024 saya rasa bagaimana kita menggerakkan pariwisata di sektor Sleman Barat. Itu menjadi concern kita, sehingga nanti Sleman Barat akan kebagian pariwisatanya. Ini kita coba kembangkan," jelasnya.

Ia berharap, ke depannya para pelaku wisata dan masyarakat bisa terus bersinergi mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab, serta tentunya tidak merusak alam maupun budaya lokal.

"Untuk masyarakat Sleman dan pelaku pariwisata, saya hanya berpesan bahwa wujudkan pariwisata menjadi lokomotif perekonomian, dan wujudkan juga pariwisata yang berkelanjutan," harapnya.

"Sehingga jangan sampai pariwisata itu merusak alam dengan budaya juga. Maka kemudian mari kita wujudkan pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggungjawab," sambungnya.




(aku/apl)

Hide Ads