Perlawanan terhadap Belanda yang sewenang-wenang mengeruk kekayaan alam dan sumber daya manusia Nusantara dilakukan melalui banyak cara. Perang gerilya dan perbincangan diplomatis merupakan dua di antaranya.
Namun, tahukah kamu bahwa ada juga bentuk perjuangan yang bekerja secara rahasia untuk menghabisi nyawa musuh? Kurang lebih metodenya mirip pasukan legendaris Hashshashin yang beroperasi membunuhi elit politik-pejabat di Persia pada tahun 1200-an.
Di Indonesia, salah satu kisah menarik perjuangan rahasia para telik sandi dilakukan oleh Nyimas Utari. Sosoknya dikenal sebagai intel Kerajaan Mataram Islam yang meracuni Gubernur Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) Jan Pieterszoon Coen.
Fatimah Purwoko dalam buku Sultan Agung menyebut kematian JP Coen sejatinya masih menyimpan misteri. Pihak Belanda mengklaim gubernur VOC itu tewas akibat wabah kolera yang melanda Batavia. Namun, ada juga versi yang menyebut JP Coen mati karena tentara Mataram.
Nah, versi kedua inilah yang ditengarai bersinggungan dengan kisah Nyimas Utari. Berikut ini cerita lengkapnya.
Poin Utamanya:
- Ada 2 versi kematian JP Coen, yakni disebabkan ulah tentara Mataram dan wabah kolera.
- Nyimas Utari disebut-sebut sebagai intel Mataram Islam yang berperan menghabisi JP Coen.
- Nyimas Utari adalah cicit Panembahan Senopati, cucu Ratu Pembayun, putri Raden Bagus Wanabaya.
Siapa Nyimas Utari?
Dikutip dari detikX, Nyimas Utari merupakan putri dari Raden Bagus Wanabaya, putra Raden Ayu Roro Pembayun dan Ki Ageng Mangir. Dengan demikian, Nyimas adalah cicit dari Panembahan Senopati, raja pertama Mataram Islam.
Dalam silsilahnya, Raden Ayu Roro Pembayun adalah putri Panembahan Senopati. Suatu ketika, Panembahan Senopati ingin menguasai daerah Mangir yang terletak dekat kerajaannya. Namun, karena merasa belum mampu menghadapi Ki Ageng Mangir, ia mengutus Putri Pembayun.
Singkat cerita, Putri Pembayun kemudian menikah dengan Ki Ageng Mangir. Keduanya lantas sowan ke Keraton Mataram Islam, di sanalah, Ki Ageng Mangir dibunuh. Jenazahnya dimakamkan di Makam Raja-Raja Kotagede menurut informasi dari situs Dinas Kebudayaan DIY.
Pernikahan putri Mataram Islam dengan penguasa Mangir itu dianugerahi Tuhan seorang putra bernama Raden Bagus Wanabaya. Ia adalah bapak dari Nyimas Utari yang bernama lengkap Nyimas Utari Sandi Jaya Ningsih.
Tidak banyak yang diketahui tentang Nyimas Utari. Cukup diketahui bahwa ia dipersunting oleh Syaikh Auliamudin, seorang ulama dan pedagang asal Aceh. Suami Nyimas Utari inilah yang membantunya menghabisi JP Coen.
Latar Belakang Pembunuhan JP Coen
Tahun 1618, VOC terlibat perang dengan Mataram di Jepara. Gagal menguasai Jepara, pasukan VOC pimpinan JP Coen mengalihkan perhatian untuk menguasai Keraton Jayakarta. Kota yang kelak menjadi ibu kota Indonesia itu diubah namanya menjadi Batavia.
Kira-kira 10 tahun kemudian, Sultan Agung, Raja Mataram Islam melakukan serangan terhadap Batavia. Berdasar uraian dalam buku Sejarah Nasional Indonesia oleh M Junaedi al-Anshori, serangan pertama pasukan Mataram Islam dilakukan tahun 1628, tetapi menemui kegagalan.
Di antara penyebab kegagalan serangan adalah kekurangan perbekalan makanan. Selain itu, ada pula faktor pengkhianatan dalam internal pasukan. Oleh karena itu, sebelum melakukan serangan kedua, Sultan Agung mengeksekusi serangkaian perbaikan. Salah satunya adalah rencana mengirimkan telik sandi untuk menghabisi JP Coen.
Sultan Agung menitahkan sepupunya, Raden Bagus Wanabaya untuk menemui Sultan Iskandar Muda di Kerajaan Samudera Pasai. Sepulang dari kerajaan yang terletak di Aceh itu, ayah Nyimas Utari mendapat bantuan berupa telik sandi andalan Samudra Pasai, Wali Mahmudin.
Bersama Wali Mahmudin atau Syaikh Auliamudin, Raden Bagus Wanabaya ditugaskan untuk membunuh JP Coen dan keluarganya. Keduanya berangkat bersama Tumenggung Kertiwongso dan Nyimas Utari. Kala itu, Nyimas Utari telah dilatih ayahandanya ilmu-ilmu telik sandi.
Jalannya Pembunuhan Gubernur VOC JP Coen
Nyimas Utari bersama ayah dan kedua rekannya pergi lewat hutan belantara. Tujuannya adalah mencapai tempat strategis untuk memantau perkembangan di Kota Batavia.
Saat waktunya tiba, Nyimas Utari dan Wali Mahmudin ditugasi menyusup masuk benteng VOC di Batavia. Keduanya berkamuflase sebagai saudagar dari Aceh.
Dalam benteng, Utari dengan mudah sukses menarik perhatian Eva Ment, Istri JP Coen, karena kepiawaiannya menyanyi. Akibat kedekatan hubungan itu, Nyimas Utari dapat keluar masuk benteng dengan mudah. Ia juga bergaul dengan orang-orang Eropa di sana.
Strategi pertama Utari dalam menjalankan misinya adalah menyingkirkan pengawal JP Coen, Pieter Jacobszoon Courtenhoeff. Akibat 'ulah' Utari yang melaporkan perselingkuhan Courtenhoeff dengan Sara Specx, sang pengawal dihukum mati lewat Sidang Dewan Pengadilan Batavia.
Setelah pengawal selesai, target Utari mengarah kepada Eva Ment. Ia meracuni makanan Eva yang saat itu tengah hamil tua. Akibatnya, Eva dan anak-anaknya tewas pada 16 September 1629. Kejadian ini menyebabkan JP Coen terguncang.
Pada 20 September 1629, giliran JP Coen yang ditarget Utari. Ia memasukkan racun ke minuman sang gubernur. Tak seberapa lama, JP Coen ambruk akibat racun yang menjalar lewat pembuluh-pembuluh darahnya.
Penguasa Batavia tersebut ambruk dalam kamarnya setelah diantar Utari. Di sana, Wali Mahmudin telah menanti. Suami Utari itu menghunus pedang dan menebas leher JP Coen. Kepala Gubernur VOC itu lantas dibawa keluar benteng secara sembunyi-sembunyi.
Oleh Wali Mahmudin, kepala JP Coen diserahkan kepada Tumenggung Surotani. Dari Tumenggung Surotani, kepala hadir di hadapan Sultan Agung di Keraton Mataram. Pada 1645, kepala JP Coen dikuburkan di anak tangga makam Imogiri, Bantul, Yogyakarta, bersamaan dengan momentum wafatnya Sultan Agung.
Demikian kisah ringkas Nyimas Utari, mata-mata Kerajaan Mataram Islam yang sukses menghabisi Gubernur VOC JP Coen.
Simak Video "Video: BGN Tutup 112 Dapur MBG yang Tak Sesuai Prosedur "
(sto/aku)